Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Gerakan "Di Rumah Saja" Itu Tidak Selalu Mudah

28 Maret 2020   05:21 Diperbarui: 28 Maret 2020   05:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, foto lucky pransiska/kompas.com

Setelah corona mewabah, gerakan "di rumah saja" digaungkan. Langkah ini dilakukan agar penyebaran virus corona tak semakin menggila. Gerakan di rumah saja meminimalisir kontak antarwarga yang berpotensi menularnya virus corona.

Sebagian pihak bisa menerima gerakan ini. Karena gerakan ini untuk kepentingan yang lebih luas. Mereka yang menerima bisa jadi karena memang tak memiliki masalah jika terus berada di rumah. Namun, gerakan ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang memang harus keluar rumah.

Satu pagi, perbincangan antara warga di tempat saya terkuak. Perbincangan di tengah mewabahnya corona. Sembari menjaga jarak, seorang ibu mengatakan bahwa berada di rumah itu tak mudah kalau orang mencari nafkah di luar rumah. 

"Ya, itu yang dagang di pasar bagaimana, kalau disuruh di dalam rumah. Mereka mencari duit bagaimana?" kata salah satu di antara ibu tersebut.

Ibu yang lainnya pun menimpali bahwa dirinya yang harus keluar rumah untuk mencari nafkah dengan berdagang keliling juga bisa kerepotan. Jika berdiam di rumah, maka dagangan tak akan laku dan asap dapur pun terancam tersendat. 

Di zaman yang maju ini memang masih banyak masyarakat yang tak bisa berjualan melalui dunia maya. Sebab, mereka memang sudah bertahun-tahun terbiasa berjualan secara langsung.

Sebagian dari mereka berjualan di pasar tradisional. Keadaan di dalam pasar tradisional memang khas. Banyak orang bertransaksi dengan jarak yang dekat. 

Tentu di zaman sekarang hal itu bisa memunculkan potensi yang besar soal mewabahnya corona. Namun, sekali lagi, para pedagang hidup sudah lama dengan cara seperti itu.

Dengan situasi seperti ini memang sulit. Di satu sisi butuh jarak antarmanusia, namun di sisi lain warga butuh mencari nafkah. Setahu saya belum ada solusi yang dibuat di pasar tradisional. 

Misalnya dengan mengubah posisi di dalam pasar tradisional agar pedagang dan pedagang lain berjarak, lalu pedagang dan pembeli berjarak. Jika pun hal itu dilakukan tentu akan memunculkan polemik. Bisa jadi ada dari pedagang yang tak kebagian lapak karena jarak antarpedagang dilebarkan.

Jadi memang bukan hal yang mudah. Di sisi lain, setahu saya tak ada jaminan bahwa pemerintah memberi subsidi pada pedagang. Saya pikir di masa sekarang ini memberi subsidi atau bantuan pada pedagang pun akan sangat menyulitkan. Sebab, dana pemerintah sudah kedodoran untuk menangani corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun