Ada juga Supriyati Sutono yang secara heroik mampu mendapatkan medali emas Asian Games 1998 di nomor 5.000 meter. Catatan waktu Supriyati saat itu adalah 15:54,45 dan jadi rekor baru. Saat laga final saya masih ingat bagaimana Supriyati menggenjot larinya di jarak-jarak jelang finish.Â
Dia yang awalnya tertinggal jauh dari Sunita Rani (India), justru bisa menyalip Sunita di jarak jelang finish. Sayangnya, momen itu sulit saya dapatkan videonya di dunia maya.
Nama Eduardus Nabunome juga tak boleh dilupakan. Edu banyak mendapatkan medali emas Sea Games di dekade 80-an dan 90-an untuk lari jarak jauh. Belakangan ada juga pelari jarak pendek yang sempat jadi manusia tercepat se Asia Tenggara yakni Suryo Agung. Terakhir tentu saja Zohri.
Masih sangat banyak pelari yang mencuat ke permukaan dengan prestasinya di masa kepemimpinan Bob di PASI. Tentunya tak semua saya sebutkan.
Kelima, Bob tak memanfaatkan lari untuk kepentingan politik praktis. Mungkin karena dia basisnya adalah pengusaha. Tak jarang, orang menjadi ketua cabang olahraga sebagai bagian untuk meraih massa di ajang pemilu. Tapi, Bob sepertinya tak menggunakan tempatnya di PASI untuk kepentingan politik.
Namun, di tengah banyak nilai plus itu, Bob tetaplah manusia. Dia juga pernah masuk di ruang gelap karena tersandung kasus pidana. Namun, kasus itu jauh dari dunia atletik yang memang tak bisa dikaitkan dengan dunia atletik.
Oiya, Bob juga identik dengan Orde Baru. Sebab, Bob adalah salah satu orang dekat mantan Presiden Soeharto. Tapi, sekalipun zaman sudah berubah ke era Reformasi, Bob tetap menjadi petinggi di PASI.Â
Diketahui, Bob adalah lelaki kelahiran Semarang 1931. Lelaki yang memiliki darah Tionghoa ini pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Maret-Mei 1998. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H