Nasib tak mengenakkan dialami oleh skuat timnas wanita Sao Tome and Principe U-17. Tim dari negara kepulauan kecil di sebelah barat daratan benua Afrika itu tak bisa pulang ke negaranya usai dibantai Kamerun. Cerita ini diberitakan bbc.co.uk, Sabtu (21/3/2020). Adapun kejadiannya sudah sepekan sebelumnya.
Cerita pilu itu berawal pada laga kualifikasi Piala Dunia Wanita U-17 zona Afrika. Tim putri Sao Tome and Principe U-17 melawan tuan rumah Kamerun U-17, Sabtu (14/3/2020). Di laga itu, Kamerun menang 6-0. Secara akumulatif, Kamerun menang 10-0 karena saat laga leg pertama di kandang Sao Tome and Principe, Kamerun menang 4-0.
Setelah kalah akumulatif 0-10, para pemudi Sao Tome and Principe itu akan pulang ke negaranya, Minggu (15/3/2020). Mereka akan pulang dengan jalur Kamerun-Guinea Khatulistiwa-Sao Tome and Principe. Namun, kepulangan itu urung dilakukan karena Guine Khatulistiwa menutup perbatasannya sebagai imbas dari wabah corona.
Sebagai gantinya, pada Senin (16/3/2020) pemudi Sao Tome and Principe akan pulang dengan jalur berbeda yakni Kamerun-Gabon-Sao Tome and Principe. Namun, lagi-lagi mereka gagal pulang kampung setelah mendapat kabar bahwa Gabon menutup perbatasannya sebagai efek merebaknya virus corona yang mendunia.
Maka, para pemudi Sao Tome and Principe itu tetap di Kamerun. Malangnya lagi, Kamerun menutup perbatasan di mana tak boleh ada orang yang keluar dari Kamerun. Alhasil, para pemain sepak bola wanita Sao Tome and Principe itu masih di Kamerun. Mereka pun tak tahu kapan bisa pulang kampung.
Ketua Federasi Sepak Bola Kamerun Seidou Mbombo Njoya mengatakan bahwa federasi sepak bola Kamerun akan menanggung biaya hidup para pemain putri Sao Tome and Principe itu. "Itu adalah langkah paling aman yang bisa kami lakukan saat ini," ujarnya seperti diberitakan bbc mengutip dari bbc sport africa.
Federasi Sepak Bola Kamerun memberi bantuan pada skuat Sao Tome and Prince berupa biaya sewa hotel, makan, dan kesehatan. Pihak Federasi Sepak Bola Kamerun dan FIFA mengaku sudah mendapatkan pesawat khusus untuk membawa para pemain sepak bola wanita itu pulang ke negaranya. Hanya saja belum diketahui apakah pesawat itu akan diberikan izin keluar dari Kamerun atau tidak.
Njoya mengaku sangat perihatin dengan apa yang menimpa para pemudi dari Sao Tome and Principe tersebut. Apalagi para pemain itu masih muda dan masih sekolah. Di sisi lain dia juga menegaskan bahwa vorus corona telah memunculkan kepanikan luar biasa hingga masalah kembali pulang kampung pun tak terlaksana.
Sementara itu, bbc sport africa sebenarnya sudah bisa menemui ketua delegasi skuat timnas putri Sao Tome and Principe U-17. Namun, ketua delegasi itu memilih untuk tak memberikan komentar pada media. Tapi, para pemain dalam kondisi yang baik.
Diketahui, virus corona telah menjalar ke mana-mana. Sebanyak 30 dari 54 negara di benua Afrika sudah dilanda virus corona. Karena itu, negara-negara di benua Afrika melakukan segala cara agar bisa meminimalisir penyebaran corona, yakni satu di antaranya adalah menutup perbatasan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H