Mohon tunggu...
Ilham
Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang mempunyai minat olahraga dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Literasi dan Numerasi di SD Negeri Setiawarga Melalui Program Kampus Mengajar Batch III

17 November 2022   18:14 Diperbarui: 17 November 2022   18:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang terdampak wabah pandemi Covid-19 atau Coronavirus Disease. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan dan penanggulangan Covid-19, salah satu langkah yang dilakukan adalah dalam sektor pendidikan, untuk meminimalisir penularan Covid-19, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan secara Daring atau pembelajaran jarak jauh. Lambat laun setelah angka penularan Covid-19 di Indonesia menurun, pemerintah mulai menerapkan sistem pembelajaran hybrid yang dimana seorang guru mengajar siswa yang sedang belajar dari rumah dan juga belajar di sekolah secara bersamaan dengan bantuan teknologi. Namun, pada kenyataannya pembelajaran hybrid yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya siswa dan guru yang masih kurang memahami penggunaan teknologi yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi terhambat selain itu siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mengasah kemampuan. Untuk tingkat sekolah, pembelajaran jarak jauh pada umumnya terkendala dalam masalah jaringan internet, kurangnya pemahaman tentang penggunaan teknologi, dan kurangnya semangat belajar dari siswa merupakan faktor yang sangat mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran secara hybrid. Setelah pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan sepenuhnya, siswa yang tadinya banyak menghabiskan waktu di rumah mengalami learning loss, yaitu berkurangnya pengetahuan dan keterampilan secara akademis. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang kehilangan motivasi belajar saat mengikuti pembelajaran di sekolah terutama dalam hal membaca dan berhitung.

Dengan adanya kondisi tersebut, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) yang merupakan sebuah program asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di sekolah baik SMP atau SD di berbagai wilayah di Indonesia khususnya di daerah yang berada di daerah terpencil atau berada di pinggiran kota. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bagi siswa dalam literasi dan numerasi agar lebih siap dan lebih relevan dengan perkembangan zaman sebagai calon pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Adapun Program Kampus Mengajar mencakup pembelajaran di semua mata pelajaran yang berfokus literasi dan numerasi. Dengan Program Kampus Mengajar ini, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kesempatan untuk mengasah jiwa kepemimpinan dan karakter serta memiliki pengalaman belajar.

Sekolah yang menjadi sasaran Program Kampus Mengajar (KM) adalah sekolah yang memiliki Akreditasi paling tinggi B untuk sekolah dasar dan Akreditasi paling tinggi A yang berada di wilayah terpencil atau pinggiran kota. Program ini dilakukan secara luring. Adapun salah satu sekolah yang menjadi tempat dijalankannya Program Kampus Merdeka Angkatan III yaitu SD Negeri Setiawarga yang terletak di Desa Cimenteng, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Sebelum Program Kampus Mengajar Angkatan III dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan Analisis Kebutuhan di SD Negeri Setiawarga dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh gambaran umum mengenai proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Setiawarga, karakteristik peserta didik di SD Negeri Setiawarga serta kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan Analisis Kebutuhan yang dilakukan, sekolah tersebut berada di dataran tinggi dan jalan yang terjal seta berbatasan dengan daerah Cisarua. Jalanan menuju sekolah tersebut cukup ekstrim dengan tanjakan yang cukup curam. Namun untuk akses jaringan sudah cukup baik dilengkapi dengan jaringan Wi-fi. Sekolah ini telah mendapatkan Akreditasi B dan berstatus Negeri yang didirikan pada tanggal 2 Januari 1981. Kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yaitu Kurikulum 2013 dengan jumlah sebanyak 396 siswa. Di sekolah tersebut, terdapat 8 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang kepala sekolah, 1 Perpustakaan, 1 mushola, 1 dapur, 1 kantin, 1 ruang UKS, 2 gudang, 1 toilet guru, 3 toilet siswa. Air di sekolah tersebut cukup lancar dan berlimpah karena langsung dari gunung.

Selain membantu guru dalam mengajar di kelas dengan melakukan pembelajaran secara luring, mahasiswa Kampus Mengajar di SD Negeri Setiawarga juga melakukan pengelompokan dan bimbingan secara langsung pada anak yang belum lancar membaca serta mengadakan math club untuk kelas 6 yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Hasilnya, proses mengajar yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Kampus Mengajar khususnya di SD Negeri Setiawarga telah sesuai dengan tujuan Program Kampus Mengajar yaitu penanaman empati dan kepekaan sosial pada dari diri mahasiswa terhadap permasalahan kehidupan sosial di sekitarnya salah satunya adalah permasalahan di bidang pendidikan, dengan Program Kampus Mengajar ini mahasiswa diharapkan mampu mengasah keterampilan berpikir dalam bekerja sama antar lintas jurusan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, program ini juga mampu mengembangkan wawasan, karakter serta soft skills mahasiswa, mahasiswa mampu untuk ikut serta mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan nasional melalui pendidikan. Kegiatan program Kampus Mengajar ini telah selesai sesuai dengan rencana awal yakni melakukan pembelajaran secara Daring maupun Luring di sekolah maupun dirumah, membawa perubahan bagi guru dan siswa dalam pembelajaran kearah yang lebih baik, memperbaiki karakter siswa dan meningkatkan minat siswa untuk belajar.  Hal ini memberikan hasil serta dampak positif bagi siswa, guru dan sekolah khususnya di SD Negeri Setiawarga. Adapun dampak yang dirasakan siswa yakni meningkatnya motivasi dan minat belajar siswa baik dari segi literasi maupun dari segi numerasi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketercapaian yang termuat dalam tujuan Program Kampus Mengajar. Sedangkan dampak yang dirasakan oleh guru dan sekolah yakni dapat memudahkan dan membantu guru dalam melakukan pembelajaran pasca pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun