[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Gebrakan Musliar Kalim Sebagai Wamendikbud yang Kontroversial (antaranews.com)"][/caption] Sebagai rektor Universitas Andalas tentunya kemampuan Prof. Kalim dalam hal memperbaiki pendidikan Indonesia tidak diragukan lagi, saya pun turut bahagia atas perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 beberapa waktu yang lalu yang banyak mencatut orang orang yang ahli di bidangnya untuk mengatur Indonesia lebih baik kedepannya. Ada yang nyentrik seperti Denny Indrayana , atau pecinta alam sejati seperti Pak Wijayono , atau taipan media seperti Pak Dahlan Iskan. Dan salah satu kebijakan yang dihasilkan oleh . kabinet baru kali ini adalah Pemadatan Kurikulum SD. Sebagai Wamendikbud, Prof Kalim menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyusun kurikulum baru dengan menyederhanakan kurikulum yang ada menjadi hanya enam mata pelajaran untuk SD Kelas 1-3 , yaitu Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika dan Seni Budaya serta olahraga dan kesehatan. Ini tentunya seharusnya disikapi dengan baik karena kurikulum kita yang saat ini terlalu luas tapi sempit dalam pembahasannya itu tentunya selain menyusahkan bagi siswa juga kurang bersaing dalam taraf internasional. Kita bandingkan dengan sekolah di Singapura yang sudah tergolong negara maju , untuk siswa SD pun tidak terlalu muluk muluk dalam pemberian kurikulum . Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, Bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial dan sains yang tidak wajib dan sesuai keinginan siswa. ( overseaszone.com ) Jepang yang terkenal dengan kurikulumnya yang ketat pun sebenarnya tidak seketat sabuk pengaman mobil jepang. Sama halnya seperti di Indonesia, di Jepang juga terdapat mata pelajaran utama, yaitu pelajaran 国語kokugo (bahasa), 算数sansuu (matematika) dan 漢字kanji. Sedangan Pelajaran lain yang terdapat dalam kurikulum SD adalah 体育taiiku (olahraga), 図工zukou (seni menggambar/melukis), 音楽onggaku (seni musik dan nyanyi), 道徳doutoku (etika dalam membaca), 理科rika (science, untuk kelas 2 ke atas), 社会syakai (ilmu sosial dan lingkungan, untuk kelas 2 ke atas), 書写shosya(kaligrafi kanji, untuk kelas 3 ke atas). Ini adalah kurikulum di Tsukuba , Perfektur Ibaraki . Yang saya kira tidak akan jauh berbeda di kota atau bahkan perfektur lain. ( Mrs. Yannie ) Memang sudah terlalu keruh persoalaan di negeri ini , semuanya seolah ingin mengambil segala kesempatan yang ada. Yang kontra tentang hal penyederhaan kurikulum ini tentu saja banyak beralasan , mulai dari berkurangnya daya saing yang saya kira hanyalah menutupi tentang masalah perut para pendidik. Bayangkan saja bila untuk 3 kelas kita kehilangan beberapa pelajaran dan itu terjadi di seluruh indonesia , berapa besar pengangguran yang akan tercetak seketika . Yah , kalau tidak menganggur jam mengajarnya akan berkurang . Jika dia seorang honorer maka bayarannya akan berkurang atau bahkan dicabut, jika seorang pns bersertifikasi bisa saja sertifikasinya dicabut. Begitu juga dalam dunia percetakan yang pasti omzetnya akan terjun bebas yang sudah pasti akan memengaruhi hajat hidup orang banyak , terutama pencetak lks lks kecil di daerah yang hanya berbasis MGMP Paguyuban Guru . Juga mengurangi amplop tahunan para guru yang bukan rahasia lagi sebagai pemulus di sekolah manapun agar lks buatan percetakan tersebut digunakan oleh siswa. [caption id="" align="aligncenter" width="625" caption="LKS yang jamak digunakan dalam pembelajaran (olx.co.id)"][/caption] Memang banyak orang yang pasti tidak akan senang jika kebenaran ditegakkan, sesuatu yang harus membangunkan mereka dari zona kenyamanan yang sudah mereka raih atau bahkan memindahkannya ke hotel rodeo. Pepatah kuno menyatakan bahwa " You can't make thousands friends without making any enemy " . Bahkan seorang Nabi Muhammad yang sempurna dan sampai saat ini masih bercokol di urutan pertama Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia pun banyak dibenci, apalagi orang biasa seperti kita yang lebih banyak salahnya daripada benarnya. Semoga tulisan saya kali ini lebih banyak benarnya daripada salahnya, karena masih banyak masalah yang lebih besar di negeri ini yang harus ditangani segera. Dan apabila masalah yang kita hadapi kali ini tidak menemui jalan keluar, semoga dengan kurikulum yang lebih baik ini masalah yang sama tidak akan terulang di generasi penerus bangsa. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H