Mohon tunggu...
Ilham Darajat
Ilham Darajat Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Biasa

Hanya Pembelajar Biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Perkuliahan Bersama Prof. Ahmad Mansur Suryanegara

22 Juli 2021   19:43 Diperbarui: 24 Juli 2021   00:54 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
©2020 GraadPhotography

Empat Narasi Bentangan Sejarah Islam Indonesia

(Resume Buku "Api Sejarah" Jilid I dan II Karya Prof. Ahmad Mansur Suryanegara)

Oleh: Ilham Darajat

1. Narasi Bentangan Pertama (Api Sejarah I)

Data-data aktifitas perniagaan bangsa Arab yang direkam oleh para sarjana (maupun pengembara) Barat dan Timur di masa klasik telah menyuguhkan fakta kredibel bahwa mereka (bangsa Arab) telah lama diketahui sebagai peniaga aktif yang professional dalam diplomasi dan lobi-lobi transaksi ekonomi antar bangsa.

Produktifitas bangsa Arab sebagai pegiat perniagaan pasar internasional menyebabkan mereka terbiasa melakukan pelancongan dan migrasi dari satu negeri ke negeri yang lain. Hal ini telah menjadi karakter budaya bangsa Arab jauh sebelum masa Hijrah (tolok ukur kalender peradaban Islam masa da'wah Nabi Muhammad Saw, dimana keadaan waktu sebelumnya biasa disebut para sarjana sejarah sebagai "Arab Pra-Islam"), yang kemudian jiwa niaga tersebut membawa dampak positif bagi penyebaran ajaran Islam di masa-masa pasca da'wah kenabian.

Dengan latar belakang karakteristik yang demikian, tidaklah mengherankan jika ajaran Islam lebih cepat penyebarannya ke berbagai negeri di belahan dunia, ketimbang asumsi-asumsi para penulis sejarah yang terbatasi kepentingan kolonialisme di masa modern (masa penyebaran kepentingan produk industrialisasi dan imperialisme bangsa Eropa pasca "Renaissance").

Itulah sebabnya bermunculan koreksi-koreksi yang signifikan dari para ahli sejarah baik para orientalis yang independen maupun para sarjana muslim tentang awal masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Prof Ahmad Mansur Suryanegara merujuk pada keterangan R.K.H. Abdullah bin Nuh tentang koreksi sejarah masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara. Disinyalir, karena aktifitas perdaganganlah informasi ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw telah menjadi trend tersendiri yang meluas dan menyebar pada abad pertama masa hijrah kenabian, kurang lebih tahun 622 Masehi atau abad ke-7 Masehi. Di abad itulah bangsa Nusantara mengenal Islam pertama kali melalui lalu-lintas informasi antar bangsa dalam hiruk pikuk aktifitas perniagaan.

Prof Ahmad Mansur Suryanegara menegaskan lima hal kekuatan penyebaran Islam di Nusantara:

  • Penguasaan Pasar
  • Masjid dan Pendidikan
  • Kekuasaan Politik dan Kesultanan
  • Penguasaan Maritim dengan niaga lautnya
  • Kesadaran Hukum Islam

Dalam kesempatan lain dijelaskan bahwa perniagaan sebagai kunci utama yang menjadi sumber awal meluasnya aktifitas penyebaran Islam di Nusantara Indonesia melahirkan tiga kekuatan peradaban:

  • Pesantren. Sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan para Ulama.
  • Politik. Sebagai lembaga kekuasaan praktis yang dengan otoritasnya mampu menjaga, merawat, dan mengendalikan kepentingan-kepentingan yang diusung.
  • Pasar. Sebagai media komunikasi sosial-ekonomi yang efektif oleh sebab jangkauan inklusifitasnya mampu meraih ragam segmentasi antroposentris secara luas.

Disebutkan, bahwa bangsa-bangsa imperialis telah dapat secara cermat mengetahui tiga dampak kekuatan perniagaan diatas. Oleh karenanya mereka mengantisipasi hal tersebut sedini mungkin, sebelum para pribumi terlibat jauh dalam kemandirian perniagaan, dengan cara mengkebiri data dan fakta sejarah kebudayaan bangsa jajahan mereka lalu dibuat versi yang memberi keuntungan banyak untuk kepentingan kolonialisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun