Mohon tunggu...
Ilham Arsandi Firmansyah
Ilham Arsandi Firmansyah Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

historia vitae magistra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengingat Kembali 1 Oktober 1965

1 Oktober 2020   09:59 Diperbarui: 1 Oktober 2020   10:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam menjelang dini hari antara tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965, terjadi penculikan dan pembunuhan ditempat di kawasan Menteng dan Kebayoran Baru. Kemudian membawa 6 perwira tinggi dan seorang ajudan dari Menteri Pertahanan. Kemudian jumat paginya jam 7, ada siaran radio dari RRI mengenai pengumuman yang menyatakan bahwa ada suatu gerakan militer dalam Angkatan Darat dan dibantu oleh Angkatan lainnya. 

Dalam gerakan "30 September" yang dipimpin oleh Letkol Untung dan pasukan Cakrabirawa sudah menawan beberapa perwira tinggi yang  mendukung CIA dan diduga akan melakukan kudeta pada hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965 di Jakarta. Dari Gerakan 30 September telah memberikan tindakan dari adanya sebuah kudeta, karena bisa saja dari gerakan yang murni dari internalnya Angkatan Darat yang merupakan akan melawan dari Dewan Jenderal.

Kemudian pada jam 11 pagi telah diumumkan dari penyiaran sebuah dektrit yang menyatakan bahwa Dewan Revolusi akan memegang kekuasaan pemerintahan sampai dengan pemilu diadakan. Disusul nama wakil perdana menteri seperti Subandrio dan J. Leimena dan perwira Angkatan Bersenjata yang terlibat dalam gerakan tersebut akan dinaikkan pangkatnya. 

Jam 9 malam, Mayjen Suharto selaku Pangkostrad menyampaikan bahwa ada suatu gerakan yang kontra dengan revolusioner serta menahan 6 perwira tinggi Angkatan Darat tetapi 3 pewira tinggi seperti Yani, Haryono dan Panjaitan dibunuh dikediaman dengan bayonet. Dan rumah Jenderal Nasution tak luput dijadikan sasaran penyergapan tetapi ia berhasil meloloskan diri ke dalam Kedutaan Besar Irak. 6 perwira tinggi Angkatan Darat dibawa ke daerah selatan dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yaitu daerah Lubang Buaya.

Alasan dari adanya Gerakan 30 September cukup jelas apa yang dikatakan oleh Letkol Untung pada siaran radio yang akan mengacu pada gaya hidup berfoya-foya para jenderal. Untung juga mengatakan bahwa dari gerakan yang terjadi merupakan untuk alasan pada politik dalam negeri dan bahwa para perwira tinggi juga membentuk Dewan Jenderal yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Sukarno dengan dibantu oleh CIA.

Pada saat itu pun, Soeharto mengerti bahwa pada pembunuhan itu dilakukan dari berbagai unsur Angkatan Darat, termasuk juga Untung yang dahulu pernah ditempatkan oleh Soeharto sendiri. Dengan demikian bahwa oknum-oknum seperti Untung mempunyai dua wajah dan tindakannya bukan hal yang janggal, justru dari tindakan tersebut bahwa Untung telah mempersiapkan dengan hati-hati atas peristiwa itu dan keputusan dari Gerakan 30 September adalah untuk menjaga semua dari sisi lapangan Merdeka Jakarta, terkecuali Markas Kostrad.

Keputusan dari Gerakan 30 September adalah menjadikan beberapa Jenderal AD sebagai sasaran, karena jenderal-jenderal tersebut akan menentang dari usaha-usaha yang merebutkan kekuasaan oleh Soeharto. Kemudian dari pengumuman "Dewan Jenderal" yang didasari oleh Gerakan 30 September hanya bersifat khayalan. 

Dan Presiden Sukarno kemudian disingkirkan pelan-pelan, kemudian Suharto diberikan sebuah peluang dan berkedok untuk melindungi Sukarno tetapi kenyataannya Suharto naik tampuk untuk memegang kendali pemerintahan. 

Dengan dalih untuk mengamankan Presiden Sukarno serta menyerang dari Gerakan 30 September, sebenarnya Soeharto hanya meneruskan dari tugas Gerakan 30 September untuk menyingkirkan staf Angkatan Darat yang merupakan pro-Yani, dan menyisakan unsur lain yang mendukung Yani. Kemudian langkah kemudian menyingkirkan pendukung Sukarno yang masih ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun