Hari ini, saya memulai pagi dengan mencuci muka, melaksanakan shalat Dhuha, lalu mengecek sosial media saya yaitu Twitter. Namun, ada yang berbeda di beranda Twitter saya pagi ini.Â
Biasanya konten-konten lucu dan menjijikan membajiri beranda Twitter saya. Akan tetapi, hari ini, justru isu sepak bola lah yang membanjiri beranda twitter saya. Loh... lohh ada apa ini?
'Europa Super League', itulah sebuah tema yang sedang ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan pecinta sepak bola di seluruh dunia.Â
Bahkan, perbicangan ini sudah mencapai trending topic di Twitter! Wow biasanya yang trending topic itu kekalahan Manchester United, Liverpool, Barcelona, atau tim-tim besar lainnya deh...
Setelah saya baca dan mencari apa itu Europa Super League atau kita bisa singkat ESL di berbagai macam platform.Â
Singkatnya, ESL ini adalah sebuah liga yang diinisiasi oleh 12 tim besar di daratan Eropa, yakni England's Big Six (Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool, Arsenal, dan Tottenham Hotspur) - plus Juventus, Inter Milan, dan AC Milan dari Italia, dan Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid dari Spanyol.
Jika dipikir-pikir, akan sangat menyenangkan bukan melihat 12 tim besar yang biasanya hanya bertarung di Liga Champions atau Liga Eropa, kali ini harus bertanding satu sama lain tiap Minggu? Eits... jangan senang dulu dong.
Menurut berita yang ditulis oleh The Sydney Morning Herald, lonsep pembuatan ESL ini dilatar belakangi oleh kekesalan para petinggi-pettingi klub terhadap superioritas UEFA/FIFA sebagai pemangku kebijakan tertinggi di industri sepak bola. Mereka bahkan bisa memberikan sanksi terhadap pemain yang tidak ingin bermain untuk Liga Champions dikarenakan membela timnasnya. Gila bukan?
Tidak hanya itu, keputusan ke-12 tim tersebut untuk membentuk sebuah liga yang akan menjadi tandingan liga yang di bawah naungan UEFA, pastinya dikarenakan: uang.Â
Yup! Pembahasan itu muncul dari sebuah akun twitter bernama @yoga_cholanda. Ia menjelaskan dalam utasnya bahwa pembentukan ESL ini dimulai oleh Presiden Juventus, Andrea Agnelli, yang juga merupakan ketua Europe Club Association (ECA), membentuk ESL ini dikarenakan klubnya membutuhkan sokongan dana lebih agar bisa bersaing dengan tim-tim besar di Eropa.Â
Keinginan tersebut muncul karena sulit dan melambatnya daya tarik penonton terhadap kompetisi Serie-A. Bagaimana tidak? Siaran yang jelek, lapangan yang buruk, kasus rasialisme yang bejibun, serta kriminalitas yang dilakukan oleh Ultras sangat tinggi. Karena minus yang banyak ini, banyak pemegang uang jadi males untuk menaruh uangnya di Serie-A.