Permasalahan tersebut sebenarnya sudah didengar oleh UEFA. Rencananya, untuk menjawab pertanyaan tersebut, mereka akan menggulirkan sebuah kompetisi tingkat tiga bernama Europe Conference League (ECL). UEFA sudah mau mengalah dan berusaha untuk mengambil jalan tengah dari permasalahan ini. Namun, ECA tetap kekeh untuk membuat ESL.Â
Pembuatan ESL ini juga berdampak besar bagi klub tersebut. UEFA secara terang-terangan mengatakan bahwa ia akan memberikan sanksi yang sangat berat terhadap klub-klub yang bermain di ESL ini.Â
Menurut CNN Indonesia, sanksi yang diberikan oleh UEFA adalah larangan bermain di kompetisi domestik dan membayar denda sebesar 60 miliar Euro. Para pemain yang bermain di ESL pun juga akan terancam tidak bisa bermain di kompetisi Internasional.
Tidak hanya sanksi dari pemangku kebijakan, sanksi kepada klub yang bermain di ESL akan datang dari para pendukungnya sendiri. Loh kok bisa? Â
Yah jelas bisa dong. Mana ada suporter yang ingin klubnya bermain hanya untuk uang. Bahkan, mantan pemain Manchester United, Gary Neville, mengatakan bahwa ide klub-klub yang ikut ESL ini adalah murni "uang" dan mengutuk mereka untuk segera di degradasi.
Permasalahan ini akan menjadi sebuah permasalahan yang pelik bagi sepak bola Eropa. Namun, kita sebagai masyarakat Indonesia yang menikmati pertandingan liga Eropa, hal-hal seperti ini sudah pernah kita rasakan bukan? hihiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H