Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 15 Pemeriksaan Pajak: Kebatinan Mangkunegaran IV dalamTransformasi Pemeriksaan Pajak dan Memimpin Diri Sendiri

25 Desember 2024   08:08 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:08 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokpri prof apollo

What: Latar Belakang dan Jejak Kepemimpinan Mangkunegara IV

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV lahir pada tahun 1811 dengan nama asli Raden Mas Sudira. Dia adalah putra dari KGPAA Mangkunegara III, yang juga seorang pemimpin besar dalam sejarah Mangkunegaran.

Mangkunegara IV menjadi penerus takhta setelah kematian ayahnya, dan meskipun ia berasal dari keluarga bangsawan, ia harus berhadapan dengan tantangan besar dalam mempertahankan kekuasaannya di tengah intervensi kolonial Belanda. Mangkunegara IV memerintah dari tahun 1853 hingga 1881, dan selama masa pemerintahannya, ia berhasil membawa kadipatennya menuju kejayaan meskipun berada dalam konteks tekanan kolonial Hindia Belanda.

Pada masa pemerintahannya, ia dikenal sebagai seorang reformis yang berani mengambil langkah-langkah untuk memperkuat posisi Mangkunegaran di tengah cengkeraman kolonialisme. Salah satu kebijakan besar yang ia lakukan adalah modernisasi dan reformasi dalam berbagai sektor, termasuk pemerintahan, militer, dan ekonomi.

Dalam masa pemerintahannya, ia memperkenalkan berbagai reformasi signifikan:

  1. Reformasi Administrasi: Mengubah struktur administrasi pemerintahan Mangkunegaran agar lebih efisien dan transparan.
  2. Pembangunan Ekonomi: Mendorong sektor perkebunan, khususnya kopi, sebagai penggerak ekonomi utama.
  3. Penguatan Militer: Memperkuat Legiun Mangkunegaran, pasukan militer pribumi yang terkenal akan disiplin dan keberaniannya.

Mangkunegara IV juga dikenal sebagai seorang diplomat yang cerdik dalam menjalin hubungan dengan pemerintah kolonial. Meskipun sering menghadapi tekanan dari Belanda, ia mampu mengelola Mangkunegaran dengan cukup baik, menjaga kestabilan wilayahnya, dan bahkan memperoleh sejumlah keistimewaan dari pihak kolonial yang memungkinkannya untuk mempertahankan sebagian besar otonomi kadipaten.

Selain di bidang Tata Negara Mangkunegara IV juga dikenal sebagai seorang budayawan ulung yang sangat mencintai seni dan budaya Jawa, serta berusaha untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya tersebut meskipun berada di bawah kekuasaan Belanda. Sebagai seorang sastrawan, ia menghasilkan karya monumental seperti Serat Wedhatama dan Serat Tripama. Karya-karya ini mencerminkan filosofi hidup yang mendalam dan nilai-nilai kebajikan universal, menjadikannya relevan hingga masa kini.

1. Serat Wedhatama

Serat Wedhatama adalah salah satu karya terbesar Mangkunegara IV yang dianggap sebagai karya sastra klasik Jawa yang sangat berharga. Serat ini berisi ajaran-ajaran moral, spiritual, dan filosofi hidup yang disampaikan dalam bentuk puisi yang penuh dengan simbolisme dan kiasan. Karya ini ditulis sekitar tahun 1866 dan menjadi salah satu sastra keagamaan yang sangat penting dalam tradisi Jawa.

Serat Wedhatama dibuat dalam konteks kesadaran spiritual Mangkunegara IV yang mendalam. Karya ini merupakan bentuk refleksi dari pencariannya terhadap kesempurnaan hidup serta pencapaian kebahagiaan yang sejati. Oleh karena itu, Wedhatama bisa dianggap sebagai petunjuk hidup yang ideal, mengajarkan bagaimana seseorang dapat hidup dengan bijaksana dan seimbang dalam menghadapi segala cobaan hidup, baik dalam urusan duniawi maupun spiritual.

Serat Wedhatama terdiri dari sejumlah bait atau pasal yang membahas berbagai ajaran moral dan etika kehidupan. Secara umum, karya ini mengajarkan tentang lima aspek penting dalam kehidupan manusia:

  1. Kebijaksanaan (Wedha) -- Ajaran tentang pengetahuan dan kebijaksanaan, serta cara memperoleh pemahaman yang benar tentang hidup.
  2. Kesucian Jiwa (Suci) -- Mengajarkan pentingnya menjaga hati dan pikiran tetap bersih, jauh dari keinginan duniawi dan godaan yang merusak.
  3. Keutamaan (Utama) -- Memberikan panduan tentang perilaku dan tindakan yang baik, mencakup kebenaran, kejujuran, dan keluhuran budi pekerti.
  4. Keberanian (Prasaja) -- Mengajarkan pentingnya memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
  5. Keselarasan (Sampurna) -- Mengenai bagaimana mencapai kehidupan yang seimbang antara spiritualitas dan kehidupan duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun