7. Kustomisasi Analisis:Â Python memungkinkan auditor untuk membangun skrip atau algoritma khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan audit tertentu, seperti:
- Mengembangkan model risiko untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan.
- Membangun aturan berbasis logika untuk menilai konsistensi laporan keuangan.
8. Biaya Rendah:Â Sebagai bahasa open-source, Python tidak memerlukan biaya lisensi, berbeda dengan perangkat lunak audit komersial. Hal ini menjadikannya solusi hemat biaya bagi organisasi, baik besar maupun kecil.
9. Dukungan Komunitas yang Kuat:Â Python memiliki komunitas pengguna yang luas, sehingga auditor dapat dengan mudah menemukan tutorial, dokumentasi, dan forum untuk membantu menyelesaikan masalah teknis yang dihadapi.
10. Penerapan Kecerdasan Buatan (AI):Â Python mendukung pengembangan model berbasis kecerdasan buatan untuk meningkatkan proses audit, seperti:
- Mendeteksi transaksi yang tidak sesuai dengan kebijakan internal.
- Menganalisis pola perilaku untuk menilai risiko kecurangan.
CONTOH PENGHITUNGAN PPH 42 JASA KONSTRUKSI DENGAN PYTHON
Berikut adalah contoh pemograman sederhana menggunakan python, yang bisa dijalankan melalui DOS. Program ini membantu menghitung secara otomatis PPh Pasal 4(2) yang terutang atas suatu transaksi jasa konstruksi
# Daftar jenis usaha dan tarif pajakjenis_usaha_data = { "1": ("Pekerjaan konstruksi yang diselenggarakan oleh perorangan atau usaha kecil bersertifikat", 0.0175), "2": ("Pekerjaan konstruksi yang diselenggarakan oleh sebuah badan usaha atau perorangan yang tidak bersertifikat", 0.04), "3": ("Pekerjaan konstruksi yang diselenggarakan oleh usaha menengah/besar atau spesialis", 0.0265), "4": ("Layanan pekerjaan konstruksi terintegrasi yang diselenggarakan oleh penyedia jasa bersertifikat", 0.0265), "5": ("Layanan pekerjaan konstruksi terintegrasi yang diselenggarakan oleh penyedia jasa tidak bersertifikat", 0.04), "6": ("Jasa konsultasi konstruksi yang diselenggarakan oleh penyedia jasa bersertifikat", 0.035), "7": ("Jasa konsultasi konstruksi yang diselenggarakan oleh penyedia jasa tidak bersertifikat", 0.06),}# Fungsi untuk menampilkan daftar jenis usahadef tampilkan_jenis_usaha(): print("Pilih jenis usaha:") for key, (deskripsi, tarif) in jenis_usaha_data.items(): print(f"{key}. {deskripsi} (Tarif Pajak: {tarif * 100:.2f}%)")# Fungsi untuk menghitung PPh terutangdef hitung_pph(peredaran_usaha, kode_jenis_usaha): if kode_jenis_usaha in jenis_usaha_data: deskripsi, tarif_pajak = jenis_usaha_data[kode_jenis_usaha] return deskripsi, tarif_pajak, peredaran_usaha * tarif_pajak else: return None, None, None# Program utamadef main(): print("=== Kalkulator PPh untuk Bisnis Konstruksi ===") try: # Input peredaran usaha peredaran_usaha = float(input("Masukkan peredaran usaha (Rp): ")) # Pilih jenis usaha tampilkan_jenis_usaha() kode_jenis_usaha = input("Masukkan nomor jenis usaha: ") # Hitung PPh terutang deskripsi, tarif_pajak, pph_terutang = hitung_pph(peredaran_usaha, kode_jenis_usaha) if pph_terutang is not None: print(f"\nJenis Usaha: {deskripsi}") print(f"Tarif Pajak yang Digunakan: {tarif_pajak * 100:.2f}%") print(f"PPh Terutang: Rp {pph_terutang:,.2f}") else: print("Kode jenis usaha tidak valid.") except ValueError: print("Input tidak valid. Harap masukkan angka yang benar untuk peredaran usaha.")if __name__ == "__main__": main()
Pada Antarmuka DOS, akan muncul tampilan sebagai berikut:
Kita hanya perlu memasukan nilai transaksi atau nilai kontrak jasa konstruksi
Setelah itu, kita dapat memilih jenis transaksi jasa konstruksi yang dilakukan