Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 11 Pemeriksaan Pajak, Audit Investigasi Umum dan Perpajakan, Transubstansi Metode 4:12 Kategori Transedental Kantian

27 November 2024   09:17 Diperbarui: 27 November 2024   09:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Modul 11 Pemeriksaan Pajak (Dokpri Prof Apollo)

FILSAFAT TRANSEDENTAL KANT

Immanuel Kant (1724--1804) adalah salah satu filsuf terbesar dalam tradisi filsafat Barat yang memberikan kontribusi signifikan, khususnya dalam bidang epistemologi dan metafisika. Lahir di Knigsberg, yang saat ini dikenal sebagai Kaliningrad, Rusia, Kant menjalani seluruh hidupnya di kota tersebut, menjadikannya salah satu contoh filsuf yang hidup sederhana namun menghasilkan pemikiran mendalam. 

Karya utamanya, Critique of Pure Reason (Kritik der reinen Vernunft), merevolusi filsafat dengan memperkenalkan pendekatan baru yang disebut sebagai filsafat transendental.

Dalam teorinya itu, Kant menggabungkan elemen rasionalisme dan empirisme, dua aliran filsafat utama pada masa itu yang sering dianggap bertentangan. Rasionalisme menekankan bahwa pengetahuan berasal dari akal atau pikiran, sementara empirisme menyatakan bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pengalaman inderawi.

Kant, melalui pendekatan sintetisnya, menunjukkan bahwa pengetahuan manusia membutuhkan kontribusi dari keduanya. Ia berpendapat bahwa pikiran manusia memiliki struktur bawaan (a priori) yang memproses data dari dunia eksternal sehingga dapat menghasilkan pengalaman yang bermakna.

 Struktur bawaan ini mencakup ruang, waktu, dan kategori transendental, yang merupakan dasar dari semua pengalaman dan pengetahuan manusia.

Pemikiran ini mengubah paradigma filsafat dengan menegaskan bahwa subjek (manusia) tidak pasif dalam menerima informasi dari dunia luar, melainkan berperan aktif dalam membentuk pengalaman tersebut. 

Kant menyebut bahwa kita hanya dapat memahami dunia fenomenal, yaitu dunia sebagaimana ia tampak kepada kita, sementara dunia noumenal, yaitu realitas sejati, tetap berada di luar jangkauan persepsi manusia. Gagasan ini tidak hanya memengaruhi perkembangan filsafat, tetapi juga ilmu pengetahuan, etika, dan estetika, menjadikan Kant sebagai figur sentral dalam filsafat modern.

Kant membagi konsep ini ke dalam 4 kategeri besar yang mencakup 12 sub-kategori, yaitu:

  • Kuantitas: Kategori kuantitas menjelaskan bagaimana manusia memahami jumlah atau ukuran objek di dunia. Melalui kategori ini, pikiran manusia mengorganisasi pengalaman menjadi sesuatu yang terstruktur dan bermakna, memungkinkan kita melihat dunia tidak hanya sebagai kumpulan elemen acak tetapi sebagai sesuatu yang terpadu. Sub kategori dari yang termasuk ke dalam kuantitas adalah:
    • Kesatuan (Unity): Konsep kesatuan memungkinkan manusia mengidentifikasi suatu objek sebagai entitas tunggal yang utuh. Saat melihat sebuah pohon di taman, misalnya, kita tidak memkitangnya hanya sebagai sekumpulan daun, cabang, dan batang yang terpisah-pisah. Sebaliknya, pikiran kita menyatukan elemen-elemen ini menjadi sebuah pohon, satu objek yang koheren. Proses ini menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang realitas adalah hasil dari pengorganisasian pikiran terhadap data yang diterima dari indera.
    • Keberagaman (Plurality): Sementara kesatuan membantu kita memahami sesuatu sebagai satu entitas, keberagaman memungkinkan kita menguraikan sebuah kelompok menjadi bagian-bagian individual. Contohnya, ketika melihat sekelompok burung yang terbang di langit, kita mengenali bahwa kumpulan burung tersebut terdiri dari individu-individu yang unik. Proses ini memperlihatkan bagaimana pikiran kita dapat beralih dari pemahaman keseluruhan ke rincian.
    • Totalitas (Totality): Dalam konsep totalitas, pikiran kita menyatukan berbagai bagian menjadi satu kesatuan yang lebih besar. Sebagai contoh, sebuah hutan tidak hanya dipahami sebagai kumpulan pohon, tetapi juga mencakup semua elemen yang ada di dalamnya, seperti hewan, tanah, air, dan interaksi antar elemen tersebut. Totalitas memberikan kerangka bagi manusia untuk memahami hubungan antara bagian-bagian dalam suatu sistem yang lebih besar.
  • Kualitas: Kategori kualitas berkaitan dengan cara kita memahami sifat atau keadaan sesuatu. Dengan kategori ini, kita dapat membedakan antara keberadaan dan ketiadaan, serta mengenali batasan-batasan dalam pengalaman kita.
    • Kenyataan (Reality): Kenyataan adalah konsep tentang apa yang ada atau terjadi dalam dunia nyata. Contohnya, ketika Kita merasakan panas dari sinar matahari, pikiran Kita mengidentifikasi panas tersebut sebagai sesuatu yang nyata dan hadir. Proses ini mengilustrasikan bagaimana pikiran menerima informasi dari indera, lalu mengolahnya untuk memahami sifat alami dari fenomena tersebut.
    • Negasi (Negation): Negasi adalah kemampuan pikiran untuk mengenali ketiadaan atau kebalikan dari sesuatu. Sebagai contoh, ketika Kita memasuki ruangan gelap, Kita memahami bahwa ruangan tersebut tidak memiliki cahaya, dan ini adalah bentuk negasi dari kondisi terang. Dengan kategori ini, manusia mampu membandingkan antara apa yang ada dan apa yang tidak ada, membentuk pemahaman yang lebih kompleks tentang dunia.
    • Limitasi (Limitation): Limitasi menggabungkan kenyataan dan negasi untuk menciptakan pengertian tentang batasan. Misalnya, air dalam sebuah gelas memiliki batas tertentu yang memisahkannya dari udara di sekitarnya. Pikiran kita mengenali air sebagai kenyataan dan ruang kosong di sekitarnya sebagai negasi, lalu mengintegrasikan keduanya untuk memahami batas antara keduanya. Kategori ini penting dalam membangun pemahaman tentang bentuk dan struktur dunia.
  • Relasi: Kategori relasi mencakup hubungan antara objek atau fenomena, menjelaskan bagaimana elemen-elemen dunia saling terkait dan memengaruhi satu sama lain.
    • Substansi dan Aksiden (Substance and Accident): Hubungan antara substansi dan aksiden menggambarkan bagaimana sesuatu yang esensial (substansi) dapat memiliki sifat-sifat yang berubah-ubah (aksiden). Contohnya, sebuah meja kayu tetaplah sebuah meja, terlepas dari warnanya yang bisa berubah dari cokelat menjadi putih. Pikiran kita mengenali meja sebagai substansi yang tetap, sementara warna adalah aksiden yang bersifat sementara.
    • Sebab dan Akibat (Cause and Effect): Sebab dan akibat adalah hubungan kausal di mana satu peristiwa memengaruhi peristiwa lain. Ketika Kita memukul bola, pukulan tersebut adalah sebab, dan gerakan bola adalah akibat. Pikiran manusia secara otomatis menghubungkan kedua peristiwa ini dalam rangkaian kausal yang logis, memungkinkan kita memahami alur waktu dan perubahan di dunia.
    • Timbal Balik (Reciprocity): Timbal balik menunjukkan hubungan di mana dua hal saling memengaruhi satu sama lain. Dalam dunia ekonomi, misalnya, permintaan dan penawaran saling berkaitan: jika permintaan suatu barang meningkat, harga cenderung naik, dan sebaliknya. Kategori ini membantu manusia memahami interaksi dinamis dalam berbagai sistem, baik itu sosial, alam, atau ekonomi.
  • Modalitas: Kategori modalitas berkaitan dengan status eksistensi suatu objek atau fenomena, membantu manusia menentukan apakah sesuatu mungkin, nyata, atau perlu terjadi.
    • Kemungkinan (Possibility): Kemungkinan mengacu pada potensi eksistensi suatu hal, meskipun belum terjadi. Misalnya, perjalanan ke Mars adalah sesuatu yang mungkin dilakukan di masa depan. Pikiran manusia mampu mengenali kemungkinan ini berdasarkan logika dan pengetahuan yang ada, meskipun kenyataan tersebut belum tercapai.
    • Kenyataan (Actuality): Kenyataan adalah kondisi di mana sesuatu benar-benar eksis atau terjadi. Contohnya, ketika Kita melihat sebuah mobil di jalan, pikiran Kita mengenali mobil itu sebagai sesuatu yang nyata dan hadir di depan mata. Kategori ini memungkinkan manusia membedakan antara apa yang imajiner dan apa yang aktual.
    • Keperluan (Necessity): Keperluan mengacu pada kondisi di mana sesuatu harus ada atau terjadi untuk memungkinkan eksistensi lainnya. Contohnya, listrik adalah keperluan agar lampu dapat menyala. Pikiran manusia menggunakan kategori ini untuk memahami hubungan mendasar yang menopang realitas.

sumber: Modul 11 Pemeriksaan Pajak (Dokpri Prof. Apollo)
sumber: Modul 11 Pemeriksaan Pajak (Dokpri Prof. Apollo)

KAITAN KONSEP TRANSEDENTAL DENGAN PEMERIKSAAN PAJAK

Pendekatan kategori transendental Kant memberikan pemahaman tentang bagaimana auditor, sebagai subjek aktif, membentuk realitas pemeriksaan berdasarkan data yang mereka hadapi. Auditor tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga menggunakan struktur pemikiran mereka untuk mengorganisasi, menganalisis, dan menyimpulkan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun