Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 11 Pemeriksaan Pajak, Audit Investigasi Umum dan Perpajakan, Transubstansi Metode 4:12 Kategori Transedental Kantian

27 November 2024   09:17 Diperbarui: 27 November 2024   09:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: National Geographic Indonesia

Sebagaimana Kant menunjukkan bahwa manusia hanya dapat memahami dunia fenomenal (sebagaimana dunia tampak), auditor juga hanya dapat memeriksa data yang tersedia, yang merepresentasikan kondisi fenomenal wajib pajak. 

Aspek noumenal, atau realitas sejati, seperti niat wajib pajak atau informasi yang disembunyikan, tetap berada di luar jangkauan langsung auditor. Namun, melalui analisis sistematis dan kategorisasi yang terstruktur, auditor berupaya mendekati kebenaran yang cukup untuk mendukung hasil pemeriksaan.

Dalam konteks ini, kategori transendental Kant memberikan lkitasan filosofis untuk memahami bagaimana auditor atau pemeriksa pajak memproses informasi dan menghasilkan kesimpulan yang logis. Jika kita membagi empat kategori transedental dengan aktivitas pemeriksaan pajak, maka dapat dilihat sebagai berikut:

  • Kategori Kuantitas: Pengorganisasian Data Dalam pemeriksaan pajak, auditor harus mengelola berbagai jumlah data, baik dalam bentuk dokumen keuangan, laporan transaksi, maupun informasi tambahan.
    • Kesatuan (Unity): Auditor mengidentifikasi elemen-elemen individu, seperti dokumen atau bukti transaksi tertentu, sebagai unit data yang dapat dianalisis. Misalnya, laporan laba rugi dilihat sebagai satu kesatuan informasi yang mewakili kinerja keuangan perusahaan.
    • Keberagaman (Plurality): Dalam memeriksa data, auditor memecah laporan tersebut menjadi bagian-bagian, seperti pendapatan, biaya, dan laba bersih, untuk menganalisis setiap elemen secara terpisah.
    • Totalitas (Totality): Setelah memeriksa semua bagian, auditor menyatukan hasil analisis tersebut untuk memahami gambaran keseluruhan tentang kewajiban pajak wajib pajak.
  • Kategori Kualitas: Penilaian Sifat Data Kategori kualitas berperan dalam menilai validitas, relevansi, dan kekitalan data yang ditemukan selama pemeriksaan pajak.
    • Kenyataan (Reality): Auditor memverifikasi data yang nyata, seperti nilai transaksi dalam laporan keuangan, melalui dokumen pendukung seperti faktur atau kuitansi.
    • Negasi (Negation): Auditor juga mengidentifikasi data yang tidak konsisten atau tidak ada, seperti ketidaksesuaian antara laporan pajak dengan catatan keuangan, yang menjadi indikasi adanya potensi pelanggaran.
    • Limitasi (Limitation): Dalam menganalisis, auditor mengakui batasan-batasan dalam data, seperti kurangnya informasi tertentu, dan mempertimbangkan bagaimana hal ini memengaruhi kesimpulan pemeriksaan.


  • Kategori Relasi: Hubungan Antara Data Proses pemeriksaan pajak sangat bergantung pada analisis hubungan antara berbagai elemen data untuk menemukan pola dan mengevaluasi akurasi pelaporan pajak.
    • Substansi dan Aksiden (Substance and Accident): Dalam konteks pajak, substansi adalah aktivitas ekonomi utama yang menghasilkan pendapatan, sedangkan aksiden mencakup rincian seperti alokasi biaya atau pengeluaran lain yang mungkin berubah tetapi tetap harus relevan dengan substansi tersebut.
    • Sebab dan Akibat (Cause and Effect): Auditor menggunakan pendekatan kausal untuk memahami mengapa terjadi penyimpangan. Misalnya, apabila ditemukan pajak yang kurang dibayar, auditor mencari penyebabnya, seperti kesalahan pencatatan atau ketidakpatuhan terhadap regulasi.
    • Timbal Balik (Reciprocity): Hubungan timbal balik terlihat dalam interaksi antara berbagai elemen keuangan, seperti pendapatan dan pengeluaran, yang saling memengaruhi besaran kewajiban pajak.
  • Kategori Modalitas: Status Validasi Data Kategori modalitas berkaitan dengan validasi dan status data yang ditemukan selama pemeriksaan pajak, menentukan apakah suatu informasi dapat diterima sebagai bukti.
    • Kemungkinan (Possibility): Auditor mengevaluasi kemungkinan adanya kesalahan atau penyimpangan berdasarkan pola transaksi atau laporan yang tidak biasa.
    • Kenyataan (Actuality): Auditor memverifikasi fakta dengan membandingkan data yang dilaporkan dengan bukti fisik atau elektronik, seperti bukti pembayaran pajak.
    • Keperluan (Necessity): Dalam pemeriksaan, auditor menentukan elemen-elemen penting yang harus ada untuk mendukung klaim pajak, seperti dokumen pendukung untuk pembebasan pajak atau potongan tertentu.

sumber: modul 11 pemeriksaan pajak (Dokpri Prof Apollo)
sumber: modul 11 pemeriksaan pajak (Dokpri Prof Apollo)

MENGAPA METODE TRANSEDENTAL PENTING DALAM PEMERIKSAAN PAJAK

Metode ini dapat membantu auditor mengorganisasi informasi berdasarkan prinsip-prinsip universal yang dapat diterapkan pada setiap kasus. Ini memungkinkan auditor untuk:

  • Mengidentifikasi elemen-elemen inti dari data yang diperiksa (kategori kesatuan).
  • Membedakan rincian yang relevan dari yang tidak relevan (kategori keberagaman).
  • Memahami gambaran keseluruhan entitas yang diaudit (kategori totalitas).

Metode ini dapat meningkatkan kemampuan analisis data. Dengan menggunakan kerangka kerja seperti kategori kuantitas, kualitas, relasi, dan modalitas, auditor dapat:

  • Memahami hubungan kausal antara elemen data, misalnya mengidentifikasi penyebab penyimpangan dalam laporan keuangan (kategori sebab dan akibat).
  • Mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber menjadi satu pemahaman yang utuh (kategori totalitas).

Metode ini dapat membantu auditor mengenali ketidaksesuaian dalam data, baik dalam bentuk ketiadaan (kategori negasi) atau batasan tertentu (kategori limitasi). Misalnya:

  • Jika suatu laporan tidak mencakup dokumen pendukung tertentu, auditor dapat mengidentifikasi absennya informasi tersebut sebagai indikasi potensi masalah.
  • Auditor dapat membedakan antara fakta yang benar-benar ada dan asumsi yang hanya kemungkinan (kategori kenyataan vs kemungkinan).

Metode ini dapat mendorong auditor untuk menggunakan kerangka pemikiran yang konsisten dalam setiap pemeriksaan. Hal ini penting untuk:

  • Membandingkan data historis dan data saat ini dengan prinsip yang sama (kategori timbal balik).
  • Menggunakan metodologi yang seragam untuk menilai validitas dan kelayakan informasi yang diperoleh (kategori keperluan).

Contoh Praktis Penggunaan metode 4:12 dalam Pemeriksaan Pajak

  • Identifikasi Data: Seorang auditor menerima laporan pajak perusahaan yang menunjukkan laba bersih Rp10 miliar dan klaim pengurangan pajak untuk biaya riset sebesar Rp2 miliar. Auditor mengelompokkan data ini (kategori kesatuan dan keberagaman) dan menyatukan dokumen pendukungnya (kategori totalitas).
  • Verifikasi Validitas: Auditor memeriksa dokumen terkait biaya riset, seperti kontrak penelitian atau tagihan dari lembaga riset (kategori kenyataan) dan mencatat jika ada dokumen yang hilang atau tidak relevan (kategori negasi).
  • Analisis Hubungan: Jika ditemukan bahwa pengeluaran riset tidak berhubungan langsung dengan pendapatan perusahaan, auditor mengevaluasi apakah ini adalah klaim fiktif (kategori sebab dan akibat) atau hanya pengelompokan biaya yang salah (kategori substansi dan aksiden).
  • Kesimpulan: Auditor menyimpulkan bahwa klaim pengurangan pajak sebesar Rp2 miliar dapat diterima sebagian, dengan catatan terdapat batasan dokumen pendukung untuk klaim tertentu (kategori limitasi dan keperluan).

Manfaat Penerapan Metode Transedental dalam Audit dan Pemeriksaan Pajak

  1. Sistematis: Memastikan setiap elemen data dianalisis secara logis dan menyeluruh.
  2. Transparan: Memudahkan auditor menjelaskan langkah-langkah yang diambil kepada pihak terkait.
  3. Efektif: Membantu mendeteksi anomali dan memahami penyebabnya dengan pendekatan struktural.
  4. Filosofis: Meningkatkan kualitas keputusan audit dengan pendekatan kognitif yang mendalam.

Dengan penerapan metode ini, auditor dapat lebih terarah dalam menjalankan tugas mereka, memastikan hasil audit yang kredibel, dan meminimalkan potensi kesalahan analisis.

sumber: Modul 11 Pemeriksaan Pajak (Dokpri Prof Apollo)
sumber: Modul 11 Pemeriksaan Pajak (Dokpri Prof Apollo)

KESIMPULAN

Immanuel Kant, melalui metode 4:12 kategori transendental, menawarkan pemahaman bahwa pengalaman manusia tidak hanya ditentukan oleh dunia eksternal, tetapi juga oleh struktur bawaan pikiran manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun