Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 9 Pemeriksaan Pajak: Diskursus Kesadaran David R Hawkins dan Jeff Cooper pada Upaya Wajib Pajak untuk Memperbaiki SPT

11 November 2024   22:37 Diperbarui: 11 November 2024   22:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHAT

Kesadaran adalah faktor yang memengaruhi cara seseorang menghadapi situasi, membuat keputusan, dan bertindak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kesadaran dalam mematuhi aturan dan regulasi yang belaku, yang dalam konteks diskursus ini, adalah kesadaran dalam memperbaiki SPT.

Teori kesadaran dikembangkan oleh David R. Hawkins dan Jeff Cooper. Mereka memberikan pandangan mendalam tentang tingkat kesadaran individu dan kesiapan mental yang dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari, termasuk dalam ranah perpajakan.

Hawkins mengembangkan Map of Consciousness, sebuah peta kesadaran yang mengukur tingkatan kesadaran individu pada skala logaritmik dari 1 hingga 1000, sementara Jeff Cooper merumuskan color-coded awareness system yang mengklasifikasikan kesiapan mental individu ke dalam empat kondisi (putih, kuning, oranye, dan merah).

Kedua sistem ini membantu mengidentifikasi tingkat kesiapan dan kewaspadaan seseorang dalam menghadapi potensi risiko atau masalah.

Peta Kesadaran Hawkins

Peta kesadaran yang dibuat oleh Hawkins mencakup berbagai tingkatan kesadaran yang terbagi dalam dua kategori besar, yaitu Tingkat Destruktif atau Negatif (di bawah 200) dan Tingkat Konstruktif atau Positif (di atas 200).

Setiap tingkat ini memiliki log energy atau energi logaritmik tertentu, yang mengindikasikan energi atau kekuatan yang dihasilkan dari kondisi kesadaran tersebut. Semakin tinggi angkanya, semakin positif dan penuh kasih sayang sikap seseorang. Berikut adalah penjelasan dari beberapa tingkatan dalam skala Hawkins:

  • Tingkat 20 (Shame/ Malu): Tingkat ini adalah yang terendah dan diasosiasikan dengan rasa malu dan penghinaan. Orang pada tingkat ini cenderung memiliki rasa rendah diri dan enggan terlibat dalam kehidupan sosial.
  • Tingkat 100 (Fear/Rasa Takut): Pada tingkat ini, seseorang merasa cemas dan gelisah, sehingga cenderung menghindari risiko dan perubahan. Dalam konteks pelaporan pajak, misalnya, ketakutan ini bisa menghalangi mereka untuk melakukan pembetulan SPT jika mereka merasa takut akan konsekuensinya.
  • Tingkat 175 (Pride/Kebanggaan): Pada tingkat kebanggaan, energi seseorang cukup tinggi dan mendorong mereka untuk merasa lebih baik daripada orang lain. Meskipun seseorang yang berada pada tingkat ini dapat memiliki rasa percaya diri, kebanggaan yang berlebihan cenderung berakar pada ego dan ketergantungan pada pengakuan eksternal. Ini dapat menyebabkan konflik interpersonal, karena orang yang merasa bangga sering kali menilai dan meremehkan orang lain. Kebanggaan juga dapat membuat individu menutup diri terhadap kritik atau masukan yang membangun, yang menghalangi pertumbuhan pribadi. Contoh: Seorang individu yang merasa bangga dengan status sosialnya atau pencapaiannya dan menganggap dirinya lebih penting daripada orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa mereka berhak atas penghargaan atau perlakuan khusus berdasarkan prestasi atau posisi mereka.
  • Tingkat 200 (Courage/Keberanian): Ini adalah titik perubahan dalam peta kesadaran Hawkins. Orang dengan kesadaran pada atau di atas level ini lebih optimis, berani, dan memiliki rasa tanggung jawab. Mereka lebih terbuka untuk menghadapi realitas, termasuk tanggung jawab finansial atau legal seperti pelaporan pajak.
  • Tingkat 350 (Acceptance/Penerimaan): Pada tingkat penerimaan, individu mampu menerima keadaan mereka dan orang lain tanpa penilaian atau perlawanan berlebihan. Energi di tingkat ini sangat konstruktif dan memungkinkan seseorang untuk bertindak dengan ketenangan dan pengertian yang lebih dalam. Penerimaan bukan berarti menyetujui segala sesuatu yang terjadi, tetapi lebih pada kemampuan untuk melihatnya dengan cara yang tidak terikat atau penuh penolakan. Orang yang berada di tingkat ini cenderung lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan berfokus pada solusi daripada masalah. Penerimaan menciptakan kedamaian batin, memungkinkan seseorang untuk lebih harmonis dalam hubungan dan kehidupan mereka secara umum. Contoh: Seseorang yang mampu menerima kondisi kehidupan mereka, meskipun menghadapi tantangan besar, tanpa merasa tertekan atau terbebani. Mereka menerima diri mereka apa adanya dan dapat melihat sisi positif dalam setiap situasi, bahkan dalam kesulitan.
  • Tingkat 500 (Love/Cinta): Pada tingkat ini, seseorang memiliki energi cinta dan belas kasih yang mendalam. Orang pada tingkat ini cenderung melihat situasi secara positif, penuh empati, dan menghindari kebohongan.
  • Tingkat 700--1000 (Enlightment/Pencerahan): Tingkat tertinggi dalam skala ini, yang meliputi kesadaran spiritual tertinggi atau pencerahan. Pada tingkat ini, seseorang memiliki pemahaman yang sangat dalam tentang realitas dan mungkin berfokus pada kebaikan bersama di atas kepentingan pribadi.

Skala kesadaran ini juga disebut energetic log karena bersifat logaritmik, yang artinya setiap kenaikan angka tidak hanya menunjukkan peningkatan linear tetapi eksponensial dalam tingkat energi. Misalnya, naik dari tingkat 200 ke tingkat 300 tidak hanya berarti naik satu level, tetapi energi yang terkait meningkat secara eksponensial. Ini menggambarkan bahwa seseorang pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi memiliki pengaruh dan pengendalian diri yang jauh lebih kuat terhadap lingkungan dan respons emosionalnya.

Empat Tingkatan Kesadaran Menurut Cooper

sumber: dokpri UMB
sumber: dokpri UMB

Cooper membagi kesadaran dalam empat tingkatan warna, yang masing-masing mewakili kondisi mental dan kesiapan seseorang untuk merespons. Berikut adalah penjelasan dari masing masing tingkatan.

  • Putih (White): Dalam kondisi ini, seseorang benar-benar santai dan tidak waspada terhadap lingkungannya. Mereka tidak mengantisipasi ancaman atau tantangan dan cenderung lengah. Ini adalah keadaan yang cocok saat seseorang berada di lingkungan yang benar-benar aman, seperti di rumah atau tempat yang mereka percayai. Namun, dalam situasi yang memerlukan kewaspadaan, kondisi putih bisa berisiko. Contoh: Saat seseorang sedang bersantai dan tidak memikirkan risiko apapun. Misalnya, dalam konteks bisnis atau keuangan, kondisi putih ini bisa membuat seseorang tidak menyadari adanya kesalahan dalam laporan atau risiko dalam proses perpajakan.
  • Kuning (Yellow): Ini adalah kondisi siaga rendah. Seseorang yang berada dalam kondisi kuning tetap waspada dan memperhatikan lingkungannya, tetapi tanpa rasa takut atau stres yang berlebihan. Mereka siap mengidentifikasi situasi aneh atau potensi masalah tanpa kehilangan ketenangan. Contoh: Dalam konteks pelaporan pajak, berada di kondisi kuning berarti seorang wajib pajak secara sadar memeriksa laporan mereka untuk memastikan akurasi dan kepatuhan, tetap terbuka untuk kemungkinan adanya kesalahan, dan siap bertindak jika diperlukan.
  • Oranye (Orange): Kondisi ini adalah keadaan siaga tinggi. Di sini, seseorang menyadari adanya ancaman yang mungkin terjadi dan bersiap untuk mengambil tindakan tertentu jika dibutuhkan. Mereka memfokuskan energi dan perhatian mereka pada potensi masalah dan mulai mempertimbangkan opsi respons. Contoh: Misalnya, seorang wajib pajak yang menyadari adanya ketidaksesuaian data atau kesalahan dalam SPT akan berada dalam kondisi oranye. Mereka meneliti kesalahan ini dengan serius, mempertimbangkan langkah-langkah perbaikan, dan siap untuk mengajukan pembetulan SPT jika diperlukan.
  • Merah (Red): Kondisi merah adalah keadaan aksi atau respons langsung. Di sini, seseorang telah mengidentifikasi ancaman spesifik dan mengambil tindakan konkret untuk menghadapinya. Dalam keadaan ini, seseorang siap untuk melaksanakan rencana respons yang sudah dipersiapkan. Contoh: Dalam situasi pembetulan SPT, kondisi merah bisa terjadi jika wajib pajak sudah mengambil langkah formal untuk mengoreksi laporan mereka. Mereka mungkin sudah mengajukan pembetulan, berkomunikasi dengan pihak otoritas pajak, dan siap menghadapi konsekuensi apa pun dari koreksi yang dilakukan, termasuk denda atau pemeriksaan tambahan.

WHY

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun