Mohon tunggu...
Ilham Mustafa
Ilham Mustafa Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar biasa, yang ingin selalu belajar.

Just write...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tua-tuapun tetap Berusaha

21 Juli 2013   08:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ramadhan tahun ini, baru sekali aku berbuka di jalan. Itu terjadi karena ada urusan ke PAdang sebentar.Aku berbuka di angkot orange dari Basko ke Pasar Raya. Ketika naik dari basko, penumpang yang ada hanya seorang nenek-nenek yang membawa banyak beban. Melihat nenek itu, kutawari dia cemilan yang kubawa, dia menolak.

Aku berpikir sendiri sambil makan cemilan, nenek itu kok mau juga membawa beban seberat itu. Bebannya yaitu 2 karung padat yang entah apa isinya, plus 2 buah kelapa. Ketika kutanya dia dari mana, ia menjawab dari pasar pauah kamba. Pasar itu cukup jaup dari kota Padang. Aku heran entah apa yang dicarinya.

Ketika nenek itu turun di sekitar ulak karang, spontan aku bertanya ke sopir.

"lah tuo amak tadi tageh juo barusaho yo Pak? (Nenek yan sudah tua tadi masih gigih kerja ya Kak?)

Bapak itu menjawab "Zaman kini nan tuopun harus mancari, daripado mintak ka anak" (Zaman sekarang orang tua lebih baik mencari dari pada minta uang kepada anak?

Karena pertanyaan simpel itu, aku bercerita dengan sopir. Bnyak hikmah juga yang kudapat, karena aku hanya mendengar si Bapak sopir. Bapak itu bercerita lebih enak usaha sendiri dari pada minta kepada anak, kalau berusaha sendiri hasilnya itu nikmat. Ketika kulihat bapak sopir itu memang sudah cup tua. Spontan kutanya umurnya. Ia menjawa "apak lah masuk 60", Ia sudah berumur 60 tahun lebih.

Di umur yang sudah masuk senja ini ia mengatakan ia akan tetap berusaha sampai sanggup. Tapi ia cukup menyayangkan strinya yang suka minta uang kepada anaknya. Meskipun demikian ia bertekad untuk tetap berusaha meskipun susah. Ia menceritakan dulu waktu muda membawa mobil mulai dari jawa dan sumatera samapai Denpasar. Ia Membawa mobil sejak tahun 1976. Sungguh lama dia membawa mobil. Untuk membawa angkot ini baru beberapa tahun belakangan.

Mengenai naiknya bahan bakar minyak (BBM), ia juga menimpali uang sekarang cukup untuk beli minyak saja. Kalau dulu sebelum naik minyak lumayan senenag jadi sopir angkot, tapi sekarang mulai susah. Aku menimpali "Kini Karajo yo susah pak" (sekaang memang agak susah pak), Ia menjawab dengan agak ketus " Kalau karajo susah, hasilnyo jaleh ndak baa doh, tapi ko pyah hasil ndak ado" (kalau kerja susah tidak masalah, yang penting ada hasilnya, bukan seperti ini sudah kerja susah, tapi hasilnya tidak tampak)

Meskipun  demikian bapak itu tetap akan membawa mobilangkot atau berusaha sampai sanggup/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun