Mohon tunggu...
Ilham Alivian
Ilham Alivian Mohon Tunggu... Mahasiswa - dieu et mon droit

Votre seule limite est votre esprit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Ekonomi Islam dan Kapitalisme

4 April 2022   19:00 Diperbarui: 4 April 2022   19:05 3875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori ekonomi kapitalisme masih dianggap sebagai teori yang paling kuat di dunia. Adapun teori ekonomi kapitalisme muncul dari Dunia barat, dan menjadi sebuah parameter di seluruh dunia dalam bidang perekonomian untuk saat ini. Kapitalisme sering dianggap sebagai sistem ekonomi di mana aktor swasta memiliki dan mengendalikan properti sesuai dengan kepentingan mereka, dan permintaan dan penawaran secara bebas menetapkan harga pasar dengan cara yang dapat melayani kepentingan masyarakat . Fitur penting dari kapitalisme adalah motif untuk membuat  keuntungan. Akan tetapi kepentingan mencari keuntungan itu hanya bersifat individualisme sehingga menyebabkan ketidakadilan ekonomi. Dengan adanya hal seperti itu, ekonomi kapitalisme pun susah untuk melakukan perkembangan. 

Para tokoh ekonom sudah mempersoalkan efektivitas dalam menjalan ekonomi kapitalisme . Sampai hari ini, sudah terjadi beberapa krisis perekonomian sebagai contohnya krisis keuangan pada kawasan Asia Tenggara yang meliputi negara Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Bukan hanya itu saja, besarnya ketergantungan pada bank internasional untuk pinjaman eksternal, merupakan suatu ketidakmampuan negara dalam mengembalikan pinjaman kepada penghutang. Implikasinya meningkatkan beban negara pengutang untuk membayar cicilan hutangnya yang berdampak pada sendi-sendi kehidupan bank ini. Dengan begitu, berefek juga pada melambatnya pertumbuhan riil ekonomi. Dalam mengutamakan hak individu, ekonomi kapitalisme sering terjadinya konflik antar masyarakat. Dalam konteks permasalahan ini masyarakat miskin akan dikalahkan dengan masyarakat kaya. Sebab masyarakat kayalah yang mempunyai banyak sumber daya dan modal. Dalam tujuan ekonomi kapitalisme banyak sekali masyarakat yang dikorbankan atau terkorbankan untuk kepentingan individu. 

Pilar kapitalisme terdiri dari, milik pribadi, kepentingan pribadi, persaingan, mekanisme pasar yang menentukan harga secara terdesentralisasi melalui interaksi antara konsumen dan produsen sebagai imbalannya, kebebasan untuk memilih sehubungan dengan konsumsi, produksi dan investasi. Kekurangannya peran pemerintah yang terbatas, untuk melindungi hak-hak warga negara, dan memelihara lingkungan yang tertib yang memfasilitasi berfungsi pasar dengan baik. Pasar beroperasi dengan tanpa adanya regulasi. Dengan kondisi yang seperti itu, perlunya teori ekonomi yang dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Sebab teori ekonomi kapitalisme sudah tidak mampu untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan yang diiringi dengan rahmat dunia dan akhirat. Munculnya ekonomi syariah dilaksanakan untuk menciptakan keadilan, kesejahteraan yang utuh, disertai dengan konsep berkah dunia akhirat.

Milton H. Spencer (1990) mendefinisikan bahwa ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik adanya hak milik individu atas berbagai alat produksi dan distribusi yang berperan untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis yang kompetitif . Menurut Adam Smith (1776) kapitalisme ini ada untuk mendukung perekonomian yang baik. Di mana, suatu individu mempunyai peran dalam mensejahterakan suatu bangsa, dengan demikian pihak tersebut akan menjadi tokoh yang dipandang. Hal ini, disebabkan karena kepemilikannya atas alat  produksi, pendistribusian, hingga pengelolaan laba atau keuntungan. 

Dengan demikian bahwa ekonomi kapitalisme setiap individu ber kesempatan untuk memiliki, membeli, dan menjual barang atau jasa secara bebas. Dalam ekonomi kapitalisme setiap individu memiliki hak penuh atas hartanya dan dalam hal memanfaatkan serta menggunakan sumber ekonomi dilakukan secara bebas. Setiap individu mempunyai wewenang  menggunakan manfaat dari produk dan distribusi secara bebas dalam melakukan pekerjaan. Adapun setiap orang berhak mendirikan, mengatur, dan mengurus perusahaan, serta terjun dalam bidang bisnis secara bebas dan mendapatkan keuntungan sebanyak -- banyaknya. Negara juga tidak diperbolehkan dalam mencampuri urusan perekonomian yang berorientasi mencari keuntungan. Baik produsen dan konsumen secara bebas memainkan dinamika pasar, akibatnya tingkat harga serta barang diproduksi dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan.

  • Definisi Ekonomi Islam

Hasanuzzaman memberikan penjelasan tujuan ekonomi Islam untuk mencegah ketidakmerataan dan ketidakadilan dalam memperoleh sumber daya yang di mana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi Islam merupakan suatu bidang yang mempelajari problematika ekonomi masyarakat berdasarkan ketentuan Islam (Menita, 2017). Serta yang dimaksud ekonomi Islam berdasarkan Abdul Mun'im al-Jamal adalah akar tentang perekonomian yang memegang prinsip atau berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.

Perbedaan Ekonomi Islam dan Kapitalisme

  • Karakteristik Ekonomi
  • Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi ketuhanan, sebab semua aktivits perekonomiannya berlanaskan dengan Al -- Quran, hadits, ijma an qiyas. Sedangkan ekonomi kapitalisme tidak adanya nilai-nilai ketuhanan dalam menjalan aktivitas perekonomiannya.
  • Pembeda selanjutnya ekonomi Islam baik dari kegiatan produksi, distribusi, serta konsumsi sangat menjunjung tinggi etika dan umat umat Muslim tidak bebas dalam mengerjakan yang hanya diinginkan ataupun untung saja, sebab terdapat akhlak dan hukum -- hukum syariat yang harus diaplikasikan dari setiap aktivitas ekonomi. Sedangkan dalam ekonomi kapitalisme semua individu diberikan kebebasan dalam perekonomian dan hanya mementingkan keuntungan pribadi saja.
  • Ekonomi Islam merupakan ekonomi pertengahan ataupun seimbang (tawazun) yang di mana antara dunia dan akhirat berimbang atau kedua aspek tersebut mempunyai hak nya masing-masing secara adil tidak berlebihan ataupun kekurangan. Sedangkan konsep kapitalisme hanya mementingkan aspek dunia saja.
  • Hak Terhadap Harta

Prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah memberikan hak dasar kepada individu dengan cara yang tidak mengganggu keseimbangan distribusi kekayaan. Kekayaan harta merupakan titipan Allah kepada manusia. Jika seorang Muslim memiliki harta digunakan serta terikat oleh hukum yang acuannya adalah syariat Islam (syara), maka tidak bebas mengelolanya secara mutlak. Islam memperbolehkan hak harta atas pribadi akan tetapi harus didistribusikan kepada orang lain yang berhak menerimanya, sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain (Murlan, 2011). Sedangkan hak harta serta fungsi-fungsi ekonominya dalam perspektif kapitalisme adalah bahwa manusia dianggap memiliki hak milik yang mutlak atas alam semesta, oleh karena itu mereka bebas menggunakannya sesuai kepentingannya. Implikasinya adalah bahwa gejolak sosial dan ekonomi dalam perkembangan perekonomiannya.

  • Jaminan Sosial

Telah menjadi tanggung jawab negara Islam untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan seluruh lapisan masyarakatnya yang sesuai dengan prinsip hak untuk hidup. Karena dalam ekonomi Islam setiap individu mempunyai hak untuk hidup, hak aktivitas perekonomian, serta setiap masyarakat dijamin telah memperoleh kebutuhan dengan tujuan mencapai kemaslahatan bersama.

Dalam sistem ekonomi kapitalisme tidak adanya jaminan sosial yang di mana memerdulikan tentang kebutuhan dari setiap masyarakatnya. Akan tetapi hanya segelintir masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan untuk hak hidupnya. Dikarenakan hanya kelas hartawan atau masyarakat menengah ke atas di mana perekonomiannya lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Perputaran keuangan lebih dominan kelas hartawan dan tidak adanya distribusi kekayaan seperti zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ZISWAF) serta mengorbankan hak hidup orang lain dalam sistem ekonomi kapitalisme. Sehingga masyarakat ekonomi menengah kebawah tidak mendapatkan hak hidup sepenuhnya secara layak dan manusiawi.

  • Distribusi Kekayaan

Secara Meluas Adanya Ekonomi zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ZISWAF) merupakan distribusi kekayaan yang ada dalam sistem ekonomi Islam. Dalam ekonomi Islam setiap individu dilarang mengumpulkan harta yang banyak tanpa mendistribusikan kekayaan tersebut kepada orang lain. Sebab dalam ekonomi Islam mengajarkan keadilan, kebersamaan, dan keseimbanagan agar kesejahteraan semua lapisan masyarakat lebih merata dan meningkat.

Berbeda dengan ekonomi kapitalisme yang di mana modal merupakan sumber kebebasan dan sumber untuk memproduksi. Individu yang mempunyai modal lebih besar akan menikmati hak hidup dan kebebasan yang lebih baik serta hasil lebih besar. Karena adanya prinsip ini menyebabkan ketimpangan yang lebih dalam. Pemberian manfaat distribusi dan produksi dalam ekonomi kapitalis hanya pada kelompok yang mempunyai modal yang besar saja, serta individu yang mempunyai modal lebih besar akan mempunyai kesempatan kebutuhan hidupnya lebih baik.

  • Kesejahteraan Individu dan Masyarakat

Dalam ekonomi Islam kesejahteraan tidak hanya sekadar diukur pada perekonomian saja, melainkan mencakup juga nilai spiritual, moral, dan sosial. Adapun tujuan dari ekonomi Islam terkandung dalam maqashid syariah yang di mana aksiomanya adalah :

  • Menjaga Agama
  • Menjaga Harta
  • Menjaga Jiwa
  • Menjaga Akal
  • Menjaga Keturunan

Ekonomi Islam juga mengajarkan bahwa kesejahteraan bukan hanya bersifat duniawi, akan tetapi akhirat. Maka dari itu adanya konsep falah yang di mana menjelaskan kesejahteraan secara spiritual -- material pada kehidupan akhirat dan dunia dalam ekonomi Islam. Variabel keimanan dapat dijadikan sebagai parameter dalam mengelola produksi, konsumsi, dan distribusi sebelum memainkan dinamika sirkulasi pasar. Konsekuensinya terjalinnya ekuilibrium dan harmonis antara kepentingan individu dan masyarakat dengan hukum pasar, yang diformulasikan sehingga menghasilkan kebijakan sosial ekonomi yang berasaskan nilai -- nilai keimanan. Mewujudkan kesejahteraan individu atau masyarakat yang merata perlu adanya kesinambungan antara diseminasi dan stimulasi ekonomi yang komprehensif. 

Adapun yang menjadi perbedaan adalah dalam sistem ekonomi kapitalisme yang di mana materialisme dan hedonisme itu menjadi tujuan semata. Dapat diartikan kesejahteraan yang berkelimpahan yang menikmati secara fisik yang jauh dari nilai -- nilai agama. Dengan pengertian inilah dapat ditunjukkan bahwasanya pada pemenuhan hak untuk hidup baik barang dan jasa hanya memberikan porsi unggulan kepada kepentingan individu bukan kepentingan bersama, serta pemenuhan kebutuhan hanya secara hawa nafsu.

  • Kebebasan Individu Dalam Perekonomian

Perbedaan dalam Ekonomi Islam dan kapitalisme adalah bagaimana setiap individu mendapatkan keuntungan. Seperti telah diketahui bahwasannya konsep kapitalisme memberikan kebebasan tanpa adanya aturan dalam mendapatkan keuntungan. Selain itu, implementasi dari kapitalisme adalah setiap individu memiliki hak yang sama dalam memainkan dinamika pasar. Adapun campur tangan pemerintah dalam kapitalisme sangatlah terbatas, walaupun ketika ada gejolak ekonomi dalam kapitalisme pemerintah masih dapat mengintervensi pasar. Implikasi dari kebebasan mutlak individu serta sedikitnya peranan pemerintah dalam pasar, dapat memunculkan persaingan yang tidak sehat seperti judi, bunga, monopoli bisnis, dan lain lain. Dari itulah dapat ditelaah bahwasannya dalam kapitalisme tidak adanya etika dalam berbisnis yang memperhatikan kesejahteraan orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri, sehingga memperlebar kesenjangan perekonomian. Dalam kapitalisme juga terjadinya eksploitasi manusia yang di mana untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Adapun dalam ekonomi Islam, memperhatikan nilai- nilai yang tercantum dalam Al -- Quran dan Hadist. Kegiatan seperti judi, bunga ataupun riba, transaksi spekulatif, penimbunan barang dan lain-lain dilarang dalam melakukan transaksi bisnis, sebab sangat memperhatikan etika dalam berbisnis. Selain itu, konsep ekonomi Islam juga menjunjung tinggi persaingan bisnis yang sehat tanpa menjatuhkan orang lain. Oleh karena itu, jika ekonomi Islam diimplementasikan dengan baik dan benar maka akan terciptanya keadilan, keseimbangan, kesetaraan dan lain-lain dalam perekonomian. Maka dari itu ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi alternatif yang sangat menjunjung tinggi moral dalam ekonomi.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun