Mohon tunggu...
Alf ilham
Alf ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Ilham alfandi

Sebuah karya jika dapat di nikmati orang banyak mempunyai kenikmatan tersendiri bagi si pembuat karya tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kopi Si buruh

28 Februari 2020   10:34 Diperbarui: 28 Februari 2020   10:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari kembali menyapa di jendela
Sang buruh bangun membuka matanya
Langkah semangat siap menjeput asa
Berbekal semangat kopi di dalam gelas kaca

Pagi itu kembali ia melihat berita
Bukan sekali tapi berkali kali dia mendengarnya
Pemerintah kembali menekan harga harga
Sang buruh seakan lelah putus asa

Ia bukan anti dengan pancasila dan 5 silanya
Tetapi apa selama ini yg di rasa
Semuanya tak sesuai nilai pancasila
Banyak jalan di tempuh agar tidak putus asa

Tapi lelah tak terbayar dengan apa yang di terimanya
Iaaaaaaa memang kita sudah merdeka
Tapi sang buruh masih terbelenggu dengan asa
Upah yg di terima sama sekali tak membuatnya bahagia

Disana mereka berkoar koar berteriak pancasila
Di sini para buruh berharap menanti nilai pancasila
Berharap sekali sila menjadi nyata
Apa mau dikata buruh tak punya daya

Kopi kembali di minum dengan mata berkaca
Memandang si kecil dan masa depannya
Tak banyak yg ia harapkan dari penguasa
Hanya sila kelima dari pancasila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun