Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intimidasi dalam Pendidikan, antara Hak Guru dan Masa Depan Siswa

6 November 2024   22:00 Diperbarui: 6 November 2024   22:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Antitesis Sosial: Apakah Masyarakat Harus Terlibat dalam Pembatasan Pendidikan?

Melibatkan masyarakat, terutama orang tua, dalam pendidikan siswa tentu penting. Namun, muncul pertanyaan besar: sampai sejauh mana keterlibatan tersebut? Harvard Educational Review (2018) menemukan bahwa keterlibatan orang tua secara langsung dapat meningkatkan motivasi siswa. Namun, penelitian ini juga menegaskan bahwa keterlibatan tersebut seharusnya dalam bentuk dukungan, bukan dalam bentuk pengawasan yang membatasi otoritas guru.

Di Jepang, misalnya, hubungan antara orang tua dan guru didasarkan pada kepercayaan dan penghargaan yang tinggi. Orang tua tidak segan untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan disiplin yang diterapkan oleh sekolah. Sebagai hasilnya, tingkat keberhasilan akademik dan kedisiplinan siswa di Jepang terbilang tinggi. Ini menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam pendidikan sebaiknya bersifat mendukung dan bukan membatasi peran guru.

Apa yang Terjadi Ketika Guru Kehilangan Kebebasan Mendidik?

Ketika guru tidak diberi kebebasan untuk mendidik, ada beberapa dampak negatif yang muncul, baik bagi guru maupun siswa. Di Amerika Serikat, studi yang dipublikasikan oleh American Educational Research Journal (2020) menunjukkan bahwa keterbatasan kebebasan mendidik menyebabkan menurunnya kreativitas dan motivasi para guru. Mereka merasa bahwa keterbatasan ini menghambat inovasi dalam proses pembelajaran.

Selain itu, siswa menjadi korban utama dari fenomena ini. Tanpa kebebasan mendidik, guru mungkin cenderung memberikan instruksi monoton tanpa pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Situasi ini mengakibatkan generasi yang lebih reaktif daripada proaktif, kehilangan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan, serta ketergantungan pada orang tua.

Alternatif Solusi: Mengembalikan Wibawa Guru dan Membentuk Kolaborasi dengan Masyarakat

Untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, perlu adanya kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan pemangku kebijakan. Di Australia, Australian Journal of Teacher Education (2019) merekomendasikan sistem pelatihan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk orang tua, untuk saling memahami peran dan batasan masing-masing dalam pendidikan. Model ini diharapkan dapat mengurangi gesekan antara orang tua dan guru, sekaligus meningkatkan saling percaya dalam proses pendidikan.

Beberapa pendekatan lain yang dapat diambil adalah:

  1. Pendidikan Etika untuk Orang Tua: Memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai batasan etika dalam pelaporan, sehingga mereka tidak mudah melaporkan guru tanpa dasar.
  2. Perlindungan Hukum bagi Guru: Perlunya peraturan yang melindungi hak dan otonomi guru dalam mendidik siswa, asalkan dilakukan dengan metode yang etis dan konstruktif.
  3. Kerja Sama dalam Pengembangan Kurikulum Disiplin: Melibatkan masyarakat dalam pengembangan kurikulum disiplin yang diterapkan oleh sekolah, sehingga nilai-nilai yang diterapkan dapat selaras dengan harapan orang tua dan lingkungan.

Menuju Pendidikan yang Berbasis Kepercayaan

Di balik dilema yang dihadapi para guru, ada kebutuhan besar akan dukungan dari masyarakat. Pendidikan yang bebas dari intimidasi dan berbasis kepercayaan pada dasarnya menciptakan suasana belajar yang positif dan konstruktif. Tanpa dukungan masyarakat dan kebijakan yang melindungi guru, pendidikan akan kehilangan arah dan berdampak negatif pada generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun