Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Kampung, Satu Panggung: Mata Pencaharian Berjoget di TikTok, Fenomena dan Kontroversinya

16 Oktober 2024   14:46 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:28 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Fenomena seperti ini tidak muncul begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kondisi ekonomi lokal. "Di banyak daerah terpencil, pilihan pekerjaan sangat terbatas. TikTok menawarkan alternatif yang cepat, mudah, dan terjangkau," tulis Sutanto et al. dalam jurnal mereka tentang ekonomi digital pedesaan (2022). Kondisi ini diperparah dengan minimnya kesempatan bagi masyarakat kampung untuk mengakses pekerjaan formal, sehingga membuat mereka lebih bergantung pada sumber pendapatan non-tradisional.

Selain itu, popularitas TikTok di kalangan anak muda juga menjadi salah satu alasan utama. "Generasi muda sangat responsif terhadap tren digital, terutama platform yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri secara kreatif," ungkap Dr. Nurul Habibi dalam penelitiannya tentang perilaku digital di kalangan anak muda (2021). Hal ini membuat berjoget di TikTok bukan hanya sekadar mata pencaharian, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya baru yang tumbuh di kampung tersebut.

Strategi Sukses Menjadi Viral

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Konten viral bukanlah hasil kebetulan. "Algoritma TikTok sangat mendukung konten yang menarik perhatian penonton dalam beberapa detik pertama," jelas Alvin Syahputra, pakar pemasaran digital. Banyak warga kampung di Sukabumi ini berhasil menarik perhatian ribuan orang dengan menciptakan konten-konten yang segar, kreatif, dan sesuai dengan selera penonton.

Selain itu, TikTok juga memberikan ruang interaksi yang luas antara kreator dan penonton. Penelitian oleh Wang et al. (2021) menunjukkan bahwa interaksi yang intens melalui komentar dan kolaborasi dengan kreator lain merupakan salah satu kunci kesuksesan konten viral di TikTok. Hal ini yang juga dimanfaatkan oleh warga kampung tersebut untuk terus membangun komunitas penggemar mereka di platform tersebut.

Dampak Sosial dan Budaya

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Fenomena TikTok di kampung ini membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sosial mereka. "Ada transformasi besar dalam cara masyarakat berinteraksi satu sama lain. Teknologi telah mengubah dinamika sosial di kampung ini," jelas Prof. Herman Jaya dalam diskusi panel tentang budaya digital di pedesaan (2022). Warga yang sebelumnya tidak memiliki akses ke platform global, kini terhubung dengan dunia luar melalui TikTok.

Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru, terutama bagi generasi muda. "Ada kekhawatiran bahwa generasi muda lebih memilih menjadi selebriti TikTok daripada mengejar pendidikan formal," ungkap Dr. Rini Widjaja, pakar budaya lokal. Beberapa warga kampung yang telah sukses di TikTok bahkan merasa tidak perlu melanjutkan pendidikan, karena penghasilan dari platform ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Masa Depan Ekonomi Kreatif di Kampung Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun