Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Biarkan Masa Depanmu Hancur: Wake-Up Call untuk Anak Muda yang Terjebak di Zona Nyaman

13 Oktober 2024   07:31 Diperbarui: 13 Oktober 2024   07:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Wake-Up Call untuk Generasi Muda: Jangan Buang Masa Depanmu untuk Pacaran dan Nongkrong

 

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan globalisasi, banyak anak muda saat ini terjebak dalam aktivitas yang kurang produktif. Nongkrong tanpa tujuan, pacaran yang berlebihan, dan fenomena kebut-kebutan di jalan menjadi gaya hidup yang menghabiskan waktu tanpa menghasilkan nilai tambah. Yang lebih memprihatinkan, banyak yang merasa hidup mereka aman tanpa tantangan nyata, padahal masa depan mereka justru dipenuhi oleh ancaman besar seperti revolusi teknologi AI, krisis pangan global, dan ketimpangan sosial yang makin melebar.

Fenomena ini merupakan cerminan dari rasa aman palsu yang dialami banyak anak muda. Mereka terlena dalam rutinitas sehari-hari yang tidak mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang semakin kompetitif. Artikel ini merupakan wake-up call bagi generasi muda untuk bangkit dari zona nyaman dan menyadari bahwa masa depan menuntut kerja keras, persistensi, dan kemampuan menciptakan nilai.

Kenapa Anak Muda Terjebak di Zona Nyaman?

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Ilusi Keamanan Hidup

Banyak anak muda merasa hidup mereka akan berjalan aman tanpa perlu usaha keras. Mereka berpikir bahwa keberhasilan akan datang dengan sendirinya, tanpa memahami bahwa dunia terus berubah dan tantangan besar sedang mengintai. Fenomena ini diperparah oleh pengaruh media yang sering kali mempromosikan kesenangan instan sebagai standar kebahagiaan.

Dampaknya, anak muda menganggap tidak perlu memikirkan masa depan terlalu dini. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan hal-hal yang memberikan kesenangan sesaat, seperti pacaran berlebihan atau nongkrong tanpa arah. Hal ini menciptakan rasa aman palsu yang membuat mereka tidak siap menghadapi dunia yang penuh persaingan.

Kehilangan Ambisi dan Jiwa Kompetitif

Pengaruh lingkungan sosial yang tidak menuntut banyak dan media yang sering menampilkan kesuksesan instan membuat banyak anak muda kehilangan ambisi untuk berkompetisi dan berkembang. Padahal, di dunia yang semakin kompleks, jiwa kompetitif adalah aset yang sangat penting untuk berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun