Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagaimana Indonesia Menghadapi Mpox? Langkah-Langkah Tak Terduga yang Bisa Menyelamatkan Pariwisata Kita

30 Agustus 2024   20:38 Diperbarui: 30 Agustus 2024   20:46 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Kesiapsiagaan Indonesia Menghadapi Mpox: Dampaknya Terhadap Pariwisata dan Kesehatan Masyarakat

Indonesia kini berada di garis depan dalam menghadapi ancaman Mpox, sebuah penyakit yang telah menarik perhatian global karena penyebarannya yang cepat dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Dalam konteks sosial dan budaya, upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah, khususnya di kawasan wisata seperti Bali, telah menjadi topik yang ramai dibicarakan. Pendekatan ini tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk memastikan bahwa sektor pariwisata, salah satu pilar ekonomi Indonesia, tetap bertahan di tengah ancaman penyakit ini.

Apa Itu Mpox?

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Mpox, sebelumnya dikenal sebagai Monkeypox, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus. Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang erat, terutama dengan luka pada kulit atau cairan tubuh dari penderita. 

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang dapat menyebar ke seluruh tubuh. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal Penyakit Infeksi dan CDC, kalangan yang paling rentan tertular adalah mereka yang memiliki imunitas rendah, termasuk anak-anak, orang tua, serta individu dengan kondisi kesehatan yang sudah lemah sebelumnya.

Pengawasan Ketat di Bandara dan Destinasi Wisata

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Salah satu langkah signifikan yang diambil oleh pemerintah adalah peningkatan pengawasan di pintu masuk internasional, khususnya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Langkah ini tidak hanya melibatkan pemeriksaan kesehatan yang ketat, tetapi juga penyuluhan kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan selama berada di Indonesia. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko penularan penyakit di tempat-tempat umum, sebagaimana disebutkan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Namun, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga menimbulkan tantangan sosial. Masyarakat lokal, terutama yang bergantung pada sektor pariwisata, merasakan dampak dari penurunan jumlah wisatawan. Hal ini memicu perubahan dalam pola interaksi sosial dan adaptasi budaya, di mana komunitas lokal mulai mengembangkan inisiatif baru untuk menarik wisatawan dengan tetap menjaga keamanan kesehatan. Ini mencerminkan daya tahan sosial-budaya masyarakat Bali, yang terkenal dengan kemampuan mereka untuk beradaptasi dalam situasi sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun