Mohon tunggu...
Lyfe

Cahaya Lampu Terlihat Kembali di Pulau Kecil Itu

25 Oktober 2016   22:57 Diperbarui: 25 Oktober 2016   23:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam tahun di Bangka sudah terlewati dengan begitu 6 kali puasa sudah aku lalui di pulau ini, tahun 2016 berbeda denga tahun tahun sebelumnya karena Ramadhan ke 6 kalinya ini saya mendapat tugas baru di Area Bangka yang tadinya berada di unit rayon, dengan kata lain yang jadi pelanggan saya adalah Rayon – Rayon yang berada dibawah Area Bangka. Tugas dari PLN adalah melayani pelanggannya, maka dari itu saya harus melayani pelanggan saya yaitu Rayon – Rayon yang ada.

Ramadhan sudah diujung bulan mau berganti menjadi Syawal, 7 hari sebelum berakhir bulan Ramadhan, telepon saya berdering ada panggilan dari Spv.Teknik Rayon Toboali dia memberi informasi bahwa ada pohon besar tumbang menimpa jaringan SUTM di Sub Rayon Tanjung Labu, saya langsung bertanya apa yang dibutuhkan material untuk menanggulangi kejadian tersebut, dari hasil inventarisir kebutuhan di Lapangan dibutuhkan tiang beton, pembesian untuk kontruksi, steel untuk GW dan HGW. Dari kebutuhan itu saya langsung menghubungi vendor pelaksana penanaman tiang supaya bisa mengirimkan kebutuhan tiang ke Sub Rayon Tanjung Labu, pada hari itu vendor pelaksana sedang melaksanakan penanaman tiang di daerah lain sehingga untuk pengiriman tiang dilaksakan sore hari.

Pelaksana mulai berangkat sore hari waktu yang di tempuh untuk sampai ke Rayon Toboali dari Pangkalpinang bisa memakan waktu sampai 3 jam, Sub Rayon Tanjung Labu berada di pulau berbeda dengan Rayon Toboali, untuk sampai ke Sub Rayon Tanjung Labu harus ditempuh dengan mengguanakn perahu, itu yang membuat masalah, sesampainya petugas penanaman tiang di Pelabuhan Sadai Perahu untuk mengangkut tiang dan mobil crane tidak tersedia, dari keadaan tersebut kami mengambil keputusan hanya tiang yang disebrangkan ke pulau Tanjung labu, keadaan dermaga yang seadanya menambah kesulitan menaikan tiang ke perahu kecil, saling bahu membahu kami mengangkat tiang dari mobil crane ke atas perahu, perlahan tapi pasti tiang itu berada diatas perahu, tidak sampai disitu kesulitan kembali didapatkan ketika sesampainya perahu di Pulau tanjung Labu kami harus mengangkat tiang beton ke daratan untuk dibawa menuju lokasi tiang patah yang tertimpa pohon.

Adzan maghrib berkumandang tanda untuk berbuka puasa, hati kecil merasa bersalah karena pasti pelanggan terganggu dengan padamnya listrik karena gangguan pohon menimpa SUTM siapa yang menginginkan keadaan seperti ini. Sesampainya tiang beton ke lokasi langsung kami gali lubang untuk mendirikan tiang, satu per satu lubang kami gali, bukannya kami tidak lelah rasa lelah itu kalah dengan tanggung jawab memepercepat penormalan, tak terasa waktu berlalu sampai larut sudah tidak mampu kami membereskan pekerjaan ini, kami putuskan untuk menunda pekerjaan penyelesaian pekerjaan sampai besok pagi.

Sinar mentari sudah menyinari bumi kembali pertanda kami harus mamulai kembali pekerjaan yang tertunda, setelah medirikan tiang kami melanjutkan perbaikan jaringan, setahap demi setahap kami laksanakn pekerjaan tersebut dengan bergulat dengan puasa kami terus lakukan, akhirnya tengah siang semua pekerjaan sudah selesai.

Malampun datang kembali kami sudah kembali ke Rayon Toboali dari kejauhan pulau kecil itu bercahaya kembali, memberikan cahaya kepada setiap orang yang melaksanakan ibadah saat bulan ramadhan, cahaya – cahaya harapan terlihat kembali dari pulau kecil itu. Lelah pasti kami lelah, letih pasti kami merasakan letih tapi semua itu terbayar dengan cahaya yang ada di pulau kecil itu.

Tanjung Labu merupakan pulau kecil yang terpisah dari pulau bangka, secara pemerintahan berada dibawah pemerintahan Bangka Selatan, secara operasional PLN dibawah Rayon Toboali, Pulau Tanjung Labu ini disuplai dari PLTD Toboali melalui kabel laut yang dibangun PLN, karena pulau terisolasi maka ketika ada gangguan di SUTM tidak bisa dimanuver ke penyulang lainnya.

                Dari kejadian itu terlihat betapa tinggi loyalitas pegawai PLN memberikan segala kemampuan yang ada untuk menerang negeri sampai ke pulau terkecil. Harus kita pahami bahwa masyarakat yang tinggal dimanapun meraka adalah penduduk indonesia sudah selayaknya mereka merasakan hal yang sama dengan penduduk indonesia yang lainnya. Berbuat sekecil apapun untuk menerangi negeri. Gunung kan ku daki Lautan kan ku sebrangi untuk menerangi negeri.

img-20161024-wa0034-580f809964afbd1e261051b5.jpg
img-20161024-wa0034-580f809964afbd1e261051b5.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun