Mohon tunggu...
Muhammad Ilham
Muhammad Ilham Mohon Tunggu... -

saya mempunyai mimpi, indonesia memiliki masyarakat yang bermoral

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Moral Realita

6 Maret 2013   08:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:14 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali lagi kita menyaksikan berbagai macam tindakan-tindakan amoral yang tersuguhkan diberbagai media. Baik itu perbuatan bejat manusia-manusia yang tidak manusiawi, berbagai hal dimana sangat getir untuk mendengarnya. Hal ini tampaknya sudah menjadi rata baik dikalangan pemerintah atau kelompok masyarakat. Pemerintah dengan koruptif kekuasaan, juga masyarakat dengan kelainan psikis. Manakah yang menjadi prioritas untuk dirunut? ( dari beragam masalah sosial pada bangsa ) Apakah tata kelola pemerintahan? atau tingkat pendidikan masyarakat, atau mungkin kisah-kisah inspiratif perihal moralitas sehingga dapat membangun budaya bangsa yang baik, dimana kita tau etika pemberitaan dimedia begitu bebasnya sehingga menjadi hal yang negatif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang belum mampu memfilternya.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan? inilah realitanya, bahwa kita hidup ditengah problematika sosial yang sungguh berat. Siapa yang harus melakukan jurus pertama? pemerintah kah? ( mereka yang justru sedang dalam pusaran amoralitas dan hilangnya integritas )

atau mungkin kita sebagai masyarakat, yang memulainya. Rasanya setiap manusia memiliki ketertarikan atau keahlian dalam kehidupannya. Misal, ada diantara kita yang memiliki ketertarikan dengan pendidikan, berbisnis, atau mungkin dengan sosial politik, bahkan ketertarikan dalam kesenian. Bisakah dari berbagai macam keahlian tersebut kita sinergikan dengan penetrasi moral.

Bagi kita yang " melek " atau sadar bahwa permasalahan bangsa adalah moralnya, secara mendasar, ketiadaan moral lah sumber dari tindakan-tindakan yang negatif. Maka kita harus dapat berjuang dengan cara kita masing-masing. Misal masyarakat yang memiliki minat sosial politik, mungkin akan lebih baik untuk mencurahkan energinya dalam merumuskan moral politik dalam kehidupan sosial, merumuskan agar kedepannya tak terulang lagi hal-hal yang kerap terjadi selama beberapa generasi. Begitu juga dengan kelompok yang memiliki ketertarikan dengan pendidikan, atau seniman.

Kita bisa memperjuangkan moral melalui keahlian kita dengan berbagai macam cara. Karena bila tidak ada yang memulainya, lalu kapan lagi? kita bisa saja teriak-teriak , demo menuntut perbaikan moral. Namun pada siapa kita harus menuntut? bukankah ini sudah menjadi problematik sosial? nasional? Maka yang bisa kita lakukan adalah dimulai dari diri sendiri, dan dimulai dari sekarang.

Sesungguhnya kita akan mampu melakukan hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya, hanya bila kita memiliki motivasi, kemauan, hasrat, jiwa sosial yang tinggi. Bahkan tindakan terkecil dapat merubah arus besar peradaban sebuah bangsa. Yang saat ini kita perlukan adalah , kesadaran masal dari masyarakat untuk lebih waspada terhadap virus amoralitas yang mampu berwujud dari berbagai macam bentuk.
Mulai aktif berperan terhadap lingkungan sosial, sehingga mampu terhindar dari tindakan bejat menusia yang tak lagi memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita sudah harus mulai peduli, mulai jujur pada diri sendiri, mulai berani terhadap realita kehidupan, dan berani berkreasi untuk melakukan hal - hal yang positif.

Karena masadepan bangsa akan tertulis oleh tangan masyarakatnya yang menginginkan kebaikan pada bangsanya.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun