Ini patut dibanggakan, sebuah kalimat yang dibuat secara spontan oleh Mardani Ali Sera dan kemudian dipopulerkan oleh Neno Warisman oleh Gerakan 2019 Ganti Presiden ternyata dibuat penelitian akademisnya.
Padahal #2019GantiPresiden ini menjadi momok sendiri bagi pendukung Jokowi. Bahkan Rocky Gerung sempat menyampaikan bahwa #2019GantiPresiden bukanlah hantu atau hewan yang berbahaya mengapa harus ditakuti.
Bagi Regita Anggia, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) tagar ini bukanlah hal menakutkan baginya. Ia malah membuat judul skripsi dari tagar ini.
Dengan judul "Pengaruh Sikap pada #2019GantiPresiden sebagai Gerakan Populis Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Universitas Padjadjaran Melalui Penggunaan #2019GantiPresiden di Media Sosial" mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik di Universitas Padjadjaran dengan IPK mencapai IPK 4,00 .
Prestasi ini patut dibanggakan dan diapresiasi. Apalagi Regita menunjukkan kemampuannya dengan penelitian #2019GantiPresiden sebagai gerakan populis.
Populis menurut KBBI merupakan paham yang mengakui dan menjunjung tinggi hak, kearifan, dan keutamaan rakyat kecil. Secara sejarah, populisme mulai berkembang di Amerika Serikat melalui Farmer's Alliance (Aliansi Petani) dan People's Party (Partai Rakyat) . Ia lahir karena kebijakan yang tidak jelas dilakukan pemerintah.
Kebijakan yang tidak jelas itu selalu membawa embel-embel "untuk rakyat", tapi hanya janji dan tidak ditepati. Padahal jika ditepati dan ditunaikan tidak akan ada sebuah gerakan populis, masyarakat senang dan rakyat pun bahagia.
Regita paham betul bahwa gerakan populis ini sepertinya akan menarik pemilih pemula. Bahkan ia membuat skripsi terkait ini. Sungguh benar-benar membanggakan ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H