Mohon tunggu...
Ilham FitraMaulana
Ilham FitraMaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terima kasih sudah mampir dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Julius Robert Oppenheimer, Sang Pencipta Bom Atom

12 Agustus 2023   22:00 Diperbarui: 12 Agustus 2023   22:05 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan kemarin lalu ada satu film yang cukup rame di Indonesia banyak orang yang menonton film tersebut karena bagus dan film itu berjudul "Oppenheimer". Film ini menceritakan Julius Robert Oppenheimer yang terlibat dengan Proyek Manhattan, sebuah proyek yang membuat senjata nulkir berupa bom atom saat perang dunia II. Kali ini saya akan membahas J. Robert Oppenheimer dari kehidupan awal sampai Proyek Manhattan ini.

Robert Oppenheimer (22 April 1904 -- 18 Februari 1967) adalah seorang fisikawan teoretis dari Amerika Serikat yang sangat terkenal karena perannya dalam pengembangan bom atom selama Proyek Manhattan selama Perang Dunia II. Ia adalah tokoh sentral dalam pengembangan senjata nuklir pertama dan memiliki dampak yang penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Oppenheimer menunjukkan kecerdasan dan minat dalam berbagai bidang. Dia belajar sekolah Swasta Ethical Culture Fieldston School di Bronx sebelum ia melanjutkan di Havard University, dia mengejar minat dalam bidang kimia dan filsafat, meskipun pada akhirnya dia lebih fokus ke bidang ilmu fisika. Setelah lulus dengan gelar sarjana pada tahun 1925, Oppenheimer melanjutkan pendidikannya di University of Cambridge di Inggris. Di sana, ia bekerja dengan ilmuwan terkemuka seperti Paul Dirac dan J.J. Thomson, dan memperdalam pemahamannya tentang fisika teoretis dan mekanika kuantum.

Setelah menyelesaikan studinya di Inggris, Oppenheimer kembali ke Amerika Serikat dan mendaftar di California Institute of Technology (Caltech) untuk mendapatkan gelar doktor. Di bawah bimbingan ilmuwan terkenal seperti Linus Pauling dan Robert A. Millikan, ia menyelesaikan disertasinya tentang efek Zeeman, sebuah fenomena dalam spektroskopi atom. Pendidikan Oppenheimer memberinya landasan kuat dalam fisika teoretis dan kuantum, yang akan menjadi dasar bagi kontribusi besar yang akan ia buat dalam pengembangan senjata nuklir dan bidang ilmu pengetahuan lainnya.

Pada tahun 1942, Oppenheimer dipanggil untuk bergabung dengan Proyek Manhattan. Ia diangkat sebagai direktur ilmiah proyek ini, yang bertujuan untuk mengembangkan bom atom. Oppenheimer segera menyadari bahwa tugas ini adalah tugas yang sangat berat dan memiliki dampak yang besar pada perang dan dunia. Oppenheimer bekerja keras untuk mengumpulkan tim ilmuwan terbaik dari berbagai bidang. Ia memimpin kelompok ahli fisika, matematika, kimia, dan rekayasa, termasuk ilmuwan-ilmuwan terkemuka seperti Enrico Fermi, Richard Feynman, dan Hans Bethe. Kehadiran mereka membentuk tim yang luar biasa, yang berkolaborasi untuk mengatasi tantangan ilmiah yang belum pernah ada sebelumnya.

Tim Oppenheimer bekerja tanpa henti untuk merancang, mengembangkan, dan menguji konsep bom atom. Mereka melakukan riset dalam fisika nuklir, dinamika fluida, dan rekayasa yang kompleks. Uji coba pertama bom atom dilakukan di Alamogordo, New Mexico, pada 16 Juli 1945, dengan nama kode "Trinity".

Uji coba ini sangat penting untuk memastikan bahwa desain bom benar-benar berfungsi.  Saat bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945, Oppenheimer merasakan dampak moral yang mendalam. Ia menyadari kekuatan mengerikan dari senjata yang telah mereka kembangkan dan konsekuensinya terhadap kemanusiaan. Oppenheimer menjadi pendukung kuat pengendalian senjata nuklir dan perannya dalam perdebatan etika ilmu pengetahuan semakin kuat.

Setelah Perang Dunia II, Oppenheimer terus memainkan peran dalam pengembangan kebijakan nuklir dan pengendalian senjata nuklir. Peninggalan utamanya adalah peran pentingnya dalam memimpin Proyek Manhattan, serta perannya dalam menginspirasi perdebatan etika dan kebijakan nuklir yang terus berlangsung hingga saat ini.  

Salah satu aspek penting dalam kehidupan pasca perang Oppenheimer adalah dukungannya terhadap pengendalian senjata nuklir. Ia merasa terpukul oleh dampak kemanusiaan dari senjata nuklir dan menjadi pendukung kuat upaya pengurangan senjata nuklir serta pengawasan internasional atas teknologi nuklir.

Setelah Proyek Manhattan dan masa pelayanan pemerintahan pasca perangnya, Oppenheimer kembali ke dunia akademis. Ia menjadi profesor di Institute for Advanced Study di Princeton.

Salah satu titik kontroversial dalam kehidupan pasca perang Oppenheimer adalah pemeriksaan keamanan yang diajukannya oleh pemerintah AS pada awal 1950-an. Ia dicurigai memiliki hubungan dengan komunis, dan ini mengakibatkan kehilangan izin keamanannya serta berbagai konsekuensi dalam karir dan kesehatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun