Pada waktu itu saat tahun 2020 ada seorang pemuda sedang kebingungan sekali dengan kehidupannya. Dia memiliki perawakan tubuh tinggi dan kurus, rambutnya Panjang serta kulitnya sawo matang. Wajahnya datar seperti orang depresi dan wajahnya seperti pria yang berumur 30 tahunan bahkan diluar orang lain kadang memanggilnya Om-om padahal mereka keliru sebenarnya pemuda ini masih remaja.
Orang itu adalah saya sendiri, namaku adalah Ilham Fitra Maulana seorang pemuda berumur 20 tahun. Dia mengalami kebingungan dan sedih karena dia gagal lulus SBMPTN. Karena kegagalannya dia tidak bersemangat menjalani kehidupan sehari-hari nya, tidur tidak nyenyak, makan pun tidak bahagia, dan tidak memiliki semangat untuk bekerja. Dia memang bekerja tapi pekerjaan nya cuman pegawai pabrik bahkan gaji nya tidak tinggi.
Dalam keadaan yang putus asa Ilham bingung apakah dia harus berhenti untuk kuliah atau melanjutkannya. Ilham pun merenungkan apa yang dia ingin capai dengan berkuliah, dia memang ingin menjadi seorang penulis yang hebat karena itulah dia ingin melanjutkan Pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi dia bingung kalau misalnya dia ingin kuliah hanya tinggal dua opsi yaitu jalur mandiri dan kuliah swasta yang dia takutkan adalah bahwa semua opsi yang ada memiliki resiko tinggi bagi Ilham yaitu biaya nya yang mahal dia tahu dengan biaya yang mahal pasti sulit untuk menyanggupi nya. Karena itulah Ilham sangat berambisi untuk lolos SBMPTN karena kuliah di negeri tidak terlalu tinggi biaya nya.
Ilham pun mencoba untuk minta nasihat dari orang tua nya, ibu ny berkata “terserah kau mau kuliah atau lanjut bekerja itu keputusan mu yang penting pilihan apa yang membuat mu ini adalah jalanmu”. Jawaban itu kurang memuaskan Ilham dan tambah membuat nya bingung tapi dengan jawaban tersebut Ilham berpikir orang tua nya tidak memaksa dirinya untuk memilih jalannya. Setelah itu Ilham kembali merenung dan akhirnya membulatkan keinginan nya bahwa dia ingin untuk berkuliah sambal bekerja, pilihan universitas swasta yang dipilih Ilham ada dua yaitu UBARA dan UMSIDA.
Setelah memilih pilihan universitas Ilham mencoba untuk mencari informasi seperti ukt dari kedua universitas tersebut, fakultas yang tersedia, dan organisasi disana apa saja. Ilham mencoba mencari informasi melalui teman nya yang kuliah Umsida dan Ubara, setelah mengetahui apa saja yang ada di dua universitas tersebut Ilham menyadari kalau kedua universitas itu memiiliki prodi yang hampir sama yang diinginkan waktu SBMPTN yaitu Sastra Indonesia, di Umsida ada prodi Ilmu Komunikasi yang dimana Ilmu Komunikasi ada mata kuliah Teknik kepenulisan dan Jurnalistik dan juga Ubara juga ada Ilmu Komunikasi tapi dia agak ragu soalnya tempatnya ada di Surabaya takutnya dia tidak bisa mengatur waktu dengan benar.
Ilham pun akhirnya memilih mendafatar di UMSIDA karena tempat nya dekat dengan rumah dan prodi yang dia inginkan ada disitu. Waktu itu Ilham mendaftar di gelombang 3 dan sayang nya di gelombang 3 keringanan ukt tidak tersedia hanya gelombang satu dan dua yang mendapatkan nya, keringanan hanya bisa didapat oleh siswa yang dulunya sekolah Muhammadiyah, Ilham dulunya SMA juga sekolah Muhammadiyah. Mulai dari saat itu sampai hari ini seorang Ilham Fitra Maulana mulai menjalankan kehidupan nya sebagai Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo demi mencapai tujuannya
Penulis: Ilham Fitra Maulana
