Pada hari Minggu, 21 Januari 2024 kelas pendidkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dijadwalkan untuk mengikuti Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang dinaungi oleh kampus Universitas Negeri Malang yang merupakan kampus kami dalam menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2023 Angkatan 3 kategori 1. Kegiatan diawali dengan Pretes untuk menguji pemahaman awal kami tentang wawasan kebhinakaan global kemudian dilanjutkan dengan G-meet bersama 2 dosen pengampu yaitu  Prof. Dr. Suharti, S.Pd., M.Si dan Dr. Yudhi Utomo, M.Si mulai pukul 06.30 -- 17.30 WIB diakhiri dengan kegiatan Postest untuk mengetahui sebarapa besar pemahaman kita dalam penyerapan materi WKG. Tujuan Program Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman tolerasnsi dan menumbuhkan sikap toleran pada guru dan menjadikan guru sebagai agen promosi toleransi kebhinekaan. Diklat wawasan Kebhinekaan Global membahas 5 menu materi diantranya Topik 1 Kebhinekaan Global, Topik 2 Kebhinekaan Indonesia, Topik 3 Kebhinekaan Dalam Skala Personal, Topik 4 Kebhinekaan Dalam Skala Sekolah, Topik 5 Menjadi Sekolah Damai.
Dunia pada akhir akhir ini banyak terjadi isu intoleransi pada suatu agama atau ras tertentu, nampak kedamaian manusia yang sudah terjalin berabad-abad terciderai. Sperti halnya yang sering kita dengar pada berita mancanegara mulai dari isu Ras kulit hitam dan kulit putih di negara adikuasa AS, pembatasan hak-hak tertentu pada orang muslim di negara-negara eropa, diskriminasi agama di cina, Srilanka dan India serta berbagai peperangan yang terjadi antara Rusia-Ukrania, Palestina-Israel yang paling terbaru gejolak peperangan di Laut Merah. Jika hal ini terjadi secara terus menerus dan tidak dapat disikapi dengan serius maka Perang Dunia akan kembali terjadi. Oleh karena itu, pada topik Kbhinekaan global ini sangat memiliki peran aktif membentuk kesadaran bahwa kebhinekaan dalam konteks global adalah sebuah fitrah, karunia Tuhan untuk manusia menjaga, mengelola kbhinekaan dengan sebaik-baiknya. Sehingga dapat peka terhadap adanya tantangan dan mengidentifikasi Solusi dengan memerankan diri sebagai duta damai di setiap waktu dan situasi. Mengingat dunia yang indah ini dihuni 7,7 milyar dari 5 benua, 197 negara, 6500 bahasa, 4200 agama dan kepercayaan. Keragaman adalah takdir dan kuasa tuhan agar manusia saling berjumpa dan menyapa, saling belajar dan bertanya, saling melengkapi satu dengan lainya, untuk berkolaborasi memakmurkan dunia, sebagai anugrah terindah dan Tuhan untuk segenap yang bernyawa.
  Pada topik Negeri penuh Harmoni tentang Kebhinekaan Indonesia kami di ingatkan kembali dengan kalimat Presiden Pertama RI Bpk Soekarno bahwasanya  "Negeri ini, Republik Indonesia bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke". Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, etnis, dan agama menjadi contoh tauladan nyata kebhinekaan yang dapat  menginspirasi dunia. Oleh sebab itu, kita sebagai warga negara Indonesia patut bangga dan melestarikan budaya  masing-masing dengan semangat membangun gotong royong dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat rasa persatuan tanpa memandang latar belakang etnis serta mengatasi tantangan Bersama demi terciptanya lingkungan social yang kuat dan inklusif.
Topik selanjtunya adalah Berdamai dengan diri tentang kebhinekaan dalam skala personal. Ketidak mampuan maupun ketercapaian manusia semua berasal dari dalam diri manusia, contoh kecil sebuah kejujuran pada diri sendiri akan membuat manusia menjadi hidup lebih tenang dan damai tidak dapat terpengaruh dengan adanya eksistensi global yang berkembang. Sikap damai, bersedia hidup saling mengenal dan menghargai segala perbedaan agama, suku, ras dan golongan titik tolaknya harus dimulai dari diri sendiri. Banyak manusia sekarng tidak dapat menerima keadaan diri sendiri, tidak mampu mengendalikan diri, tidak mampu mengendalikan hawa nafsu berujung dan berakhir pada Tindakan kejahatan, keputusasaan dan kebencian. Untuk itu, kita sebagai manusia yang terlahir atas kuasa Tuhan, tidak ada manusia yang terlahir dengan sempurna tetap syukuri dan jalani hidup ini serta melakukan yang terbaik karena hidup ini adalah anugerah.
Kebhinekaan dalam sekolah dan terciptanya kedamaian merupakan suatu cita-cita Pendidikan Indonesia pada saat ini, hingga Kementerian Pendidikan mencetuskan kurikulum Merdeka berasaskan pada Profil Pelajar Pancasila  yang termuat pula kegiatan P5 singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila betujuan pada pengenalan keragaman budaya dan pembentukan karakter siswa dapat hidup secara berkelanjutan. Implementasi nilai toleransi di sekolah dapat dilakukan dengan  pertandingan persahabatan, festival permaianan tradisional, pentas seni, batik day, kuliner days, perayaan hari besar agama, pekan kreativitas pelajar dan Kerjasama dengan sekolan lain yang berbeda agama atau budaya. Sehingga Pendidikan toleransi  dan kedamaian dalam sekolah dapat terwujud dengan baik.
Itulah ringkasan 5 menu topik materi Diklat Wawasan Kebhinekaan Global disajikan dengan pendekatan yang lebih  menyenangkan, ringkas dan positif. Diklat ini berdampak dalam meningkatkan pemahaman kami mengenai sikap toleransi dan menumbuhkan sikap toleran dengan skema pembelajaran yang lebih efisien untuk di sampaikan kepada peserta didik. Adapun Output Diklat ini juga diukur dari keterlibatan Mahasiswa PPG Daljab 2023 Angkatan 3 Kategori 1 kelas IPA 001 aktif mempromosikan budaya toleran baik di lingkungan sekolah maupun di kelas saat Kegiatan belajar Mengajar.
Penulis : Â Tim Kelas PPG IPA 001 Universitas Negeri Malang (UM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H