Mohon tunggu...
Im human
Im human Mohon Tunggu... Lainnya - beginner

Hanya menulis yang telah terjadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapan Al-Qur'an Pertama Kali Dibukukan?

1 Februari 2022   20:13 Diperbarui: 1 Februari 2022   20:15 7055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Kaum muslim diharuskan membacanya karena itulah salah satu cara berkomunikasi dengan Allah SWT dan satu ayat yang dibaca bernilai ibadah. 

Setelah Rasulullah Saw wafat, para sahabat berupaya menghafal dan menjaga Al-Qur'an dengan menulis ayat-ayat di pelepah kurma, kulit domba dan sebagainya. Menurut para sahabat Al-Qur'an adalah sebuah pedoman hidup untuk mereka dalam beraktivitas.

Masa Kekhalifahan Abu bakar diisi dengan banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang mumpuni, namun perang Yamamah yang terjadi saat itu mengakibatkan gugurnya para ahli Qur'an dimana mereka turut serta dalam perang tersebut. Maka dari itu Khalifah Abu bakar As Shiddiq melakukan pengumpulan mushaf Al-Qur'an atas saran dari Sayyidina Umar bin Khattab. 

Pada masa Khalifah Usman bin Affan terjadi perselisihan antar wilayah dalam membaca Qur'an yang mungkin mengakibatkan perpecahan dalam Islam. 

Untuk menangani perpecahan Khalifah Usman membentuk sebuah tim untuk menyusun mushaf Al-Qur'an yang dikenal dengan mushaf Usman yang penulisannya menggunakan dialek Quraisy. Mushaf ini mengalami beberapa kali penyempurna mulai dari pemberian tanda baca hingga pemberian tanda bagian (juz).

Perlu kita ketahui pada saat itu Al-Qur'an belum berupa sebuah buku cetak, melainkan masih berupa susunan yang belum tertata rapi. Terlintas sebuah pertanyaan kapan dan dimanakah kitab suci ini awalnya dicetak? 

Mengutip dari Hamam Faizin, Al-Qur'an dicetak pertama kali sekitar tahun 1500 M di Italia yang dipelopori oleh ayah dan anak bernama Paganino dan Alessandro Paganini untuk keperluan komersial. Pencetakan Qur'an ini didasari oleh berkembangnya mesin cetak kala itu yang diciptakan Oleh Johannes Gutenberg. 

Sayangnya hasil cetakan pertama ini hilang dan tidak diketahui di waktu yang lama, diduga dihancurkan oleh Gereja Katolik. Beberapa literatur mengatakan ada dua orang yang memegang salinannya, salah satunya berhasil ditemukan di sebuah biara di Venice, selain itu sudah bisa diakses melalui kumpulan microfile.

Ketika ayah dan anak ini menjual hasil karyanya kepada orang Utsmaniyah (Turki) beberapa sumber menyebutkan Sultan Utsmani yang memesan Al-Qur'an tersebut, mereka mendapat penolakan dari masyarakat disana. Hal ini disebabkan akan banyaknya kesalahan dalam mereduksi makna teksnya serta anggapan orang muslim saat itu mengenai Al-Qur'an yang tidak boleh disentuh oleh orang non muslim. 

Maka dari itu Sultan Utsmaniyah membuat undang-undang untuk melarang percetakan Al-Qur'an. Meskipun demikian banyak kesalahan dan belum bisa memenuhi keilmuan dalam memaknai Al-Qur'an kala itu tetapi para sarjana muslim meyakini bahwa buah tangan Paganino dan Paganini ini merupakan Qur'an pertama yang dilengkapi oleh moveable type.

Sekitar satu abad kemudian bangsa Jerman mencoba untuk membuat hal serupa, tepatnya di kota Hamburg yang dipelopori oleh Abraham Hinckelmann. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun