Mohon tunggu...
Ilham Ramadhani
Ilham Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa PKTJ Tegal.saya sangat menyukai topik tentang olahraga.Saya juga suka bermain badminton.

Selanjutnya

Tutup

Film

Kisah Cinta yang Terhalang Konflik Politik (Review Film Surat dari Praha)

29 November 2022   07:04 Diperbarui: 29 November 2022   07:17 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pikiran Rakyat

Film Surat Dari Praha merupakan karya dari Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara. Angga sudah berpengalaman dalam membuat film sebelumnya, maka tak heran jika Angga mampu menghadirkan cerita yang unik di film Surat Dari Praha.

Meskipun mengisahkan mengenai sejarah politik di Indonesia, namun Angga tetap mengemasnya dengan sangat kreatif. Pria kelahiran 11 Januari 1985 ini mengambil sudut pandang dari para pelajar Indonesia di Praha. Salah satu dampak dari itu adalah tentang kisah cinta dari dua orang yang akhirnya kandas.Angga pun berhasil membuat film Surat Dari Praha mempunyai cerita yang ringan untuk ditonton. Diketahui film ini hanya mempunyai empat tokoh penting yang selalu muncul dalam setiap cerita. Mereka adalah Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, dan Rio Dewanto

para pelajar jadi tak bisa pulang ke Tanah Air dikarenakan adanya perubahan situasi politik yang ada di Indonesia,. Menetap di Praha membuat banyak pelajar menjadi tidak bisa mewujudkan impiannya untuk menikah dengan para kekasihnya yang ada di Indonesia, seperti yang dirasakan tokoh Jaya..

Jaya adalah salah seorang mahasiswa ikatan dinas di Praha yang tidak dapat kembali ke Indonesia untuk waktu yang cukup lama dikarenakan idealismenya yang menentang pemerintahaan Orde Baru.

Keputusan ini membuat Jaya dicabut kewarganegaraannya dan kehilangan kebersamaan keluarga,serta cinta sejatinya, Sulastri. Selama puluhan tahun itu dia hidup dengan keberanian dan kesendirian. Meskipun begitu, Jaya mendapatkan pembelajaran dalam banyak hal seperti memaafkan, mengikhlaskan serta berdamai dengan masa lalu.

Akhir akhir ini film bertemakan sejarah mungkin sudah mulai menjamur. Namun,kebanyakan dari film-film tersebut hanya mengangkat tokoh-tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan saja seperti pahlawan. Surat dari Praha hadir dengan warna berbeda, yaitu menghadirkan kisah dari orang yang pernah menjadi imbas dari sejarah Orde Baru. Meski tema yang diangkat terbilang tema yang sensitif, namun Angga selaku sutradara yakin penonton butuh suasana cerita yang baru dan berbeda

Kisah dalam Surat dari Praha bermula ketika Laras harus mengantar wasiat mendiang ibunya, Lastri. Setelah wasiat tersebut tersampaikan berulah Laras bisa mendapatkan harta warisan yang sangat ia butuhkan saat itu. Wasiat tersebut berupa sepucuk surat dan kotak kayu yang berukuran kecil dan berisikan lembaran-lembaran surat. Kotak kayu tersebut harus dibawa ke alamat yang sudah tertera diatasnya, yaitu Praha.

Kondisi yang kurang baik adalah dikarenakan pada hari kepergian ibunya membuat sikap Laras sangat dingin kepada siapa pun. Akhirnya, Laras pergi ke Praha seorang diri dengan membawa wasiat tersebut. Ternyata, wasiat tersebut ditujukan kepada Pak Jaya, seorang pria paruh baya berkebangsaan Indonesia yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah gedung pertunjukan. Jaya hanya tinggal bersama anjingnya yang bernama bagong di sebuah apartemen tua.

Namun,sial, Jaya menolak mentah-mentah wasiat pemberian ibunya Laras tersebut dan langsung mengusir Laras secara halus. Karena merasa tidak diterima dengan baik oleh Jaya, akhirnya Laras pun langsung pergi. Di tengah perjalanan, barang-barang Laras dirampas oleh orang asing, yang tersisa hanya kotak dan sepucuk surat wasiat tersebut.

Melihat kemalangan yang dialami oleh Laras, Jaya berusaha untuk menolong meskipun dengan sikap yang dingin. Sikap Jaya dan Laras yang sama-sama keras kepala juga membuat hubungan mereka tidak pernah harmonis.

Sampai pada akhirnya, Laras mengerti bahwasanya Jaya adalah mantan kekasih ibunya yang dianggap komunis karena menolak Soeharto dan menentang Orde Baru. Namun, Jaya menampik pernyataan Laras itu, ia memang menolak pemerintah saat itu, tetapi ia bukan termasuk golongan komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun