Pada (5/6/2023) kemarin seluruh dunia memperingati hari lingkungan hidup sedunia.
The Journalism mengajak nonton bareng karya Zidny Nafian serta ada bintang film Edi Bonetski seorang seniman yang serba bisa yakni pelukis dan juga filmmaker. Karyanya yang bertajuk "Plastic Blastic" yang dibuat pada tiga tahun yang lalu tepatnya 2018, dimana Zidny Nafian selaku sutradara film plastic blastic mengajak Edi Bonetski  untuk membuat karya itu yang kebetulan bersamaan dengan bulan ramadhan.Â
Dimana Edi Bonetski merasa tertantang juga untuk benar-benar menjaga hawa nafsu mulai dari menahan rasa lapar dan rasa haus serta juga menahan untuk tidak merusak lingkungan, karena bumi ini sudah mulai tidak sehat yang hanya diisi oleh manusia yang memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan lingkungan sekitar dan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Film plastic blastic dapat diakses secara gratis dengan menonton langsung diaplikasi YouTube dengan contenct creator "Illmacin" yang dimana Illmacin suatu wadah rumah produksi serta pula disitu terdapat juga dua karya film Zidny nafian yang lain. Semoga dapat menghibur karya film panjang dokumenter plastic blastic dan banyak yang dapat dipetik juga hikmah dibalik film karya tersebut.
Di hari lingkungan hidup sedunia ini semoga banyaknya kesadaran dosa atas manusia yang diperbuat terhadap kerusakan lingkungan yang ada. The Journalism memberikan rasa hormat sebesar-besarnya atas content creator "Pandawa Group" yang diisi anak-anak muda yang hebat dan yang dapat mempengaruhi masyarakat sekitar  atas kesadaran bentuk tanggung jawab seperti sampah yang berserakan dijalanan, lalu sampah yang dibuang ke sungai yang mendapakan ancaman banjir karena air tersumbat oleh sampah yang sudah mulai menumpuk.
Selanjutnya The Journalism juga memberikan rasa hormat sebesar-besarnya kepada perusahaan ternama yakni "Tesla" perusahaan otomotif yang diperkasai oleh Elon Musk. Yang dimana Elon Musk tidak mungkin mengambil langkah kerjasama dengan pemerintah Indonesia meskipun pernah berunding dan diajak untuk ikut serta dalam pembukaan KTT G20, Elon Musk tidak jadi nangkir di Indonesia karena banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Kalimantan selama presiden Joko Widodo menjabat, padahal Indonesia dikenal dengan penyumbang paru-paru dunia berkat asrinya Pulau Kalimantan.Â
Mungkin dengan statement yang diambil itu bisa saja menggagalkan reputasi Tesla akan buruk jikalau Elon Musk menerima ajakan kerjasama tersebut. Terlebih banyak negara yang sedang menyorotinya termasuk Amerika Serikat yang menjadi basis perusahaan otomotif tersebut. Tesla akhirnya memilih nangkir di negara tetangga kita yakni Malaysia, yang lebih aman terhadap kasus-kasus yang akan menjadi momok terhadap Tesla sendiri.
Semoga itu menjadi pelajaran yang keras dan pecutan bagi pemimpin Indonesia selanjutnya agar mengubah sesuatu hal yang dapat merugikan disektor lingkungan ke hal yang lebih baik dan yang pasti dukungan penuh untuk seluruh masyarakat Indonesia atas kesadaran pencemaran lingkungan hidup disekitar kita.Â
Kita harus lebih banyak belajar dengan negara tetangga kita Singapura yang negaranya sangat bersih sesama Asia Tenggara dan kita bisa juga belajar dengan tingkatan yang lebih tinggi dengan negara sekelas Jepang yang mendapatkan gelar negara terbersih se-Asia. dua negara itu pandai dalam berinovasi dalam memanfaatkan sampah organik dan non-organik serta SDMnya yang melek atas kesadaran lingkungan menjadi lebih mudah untuk menerapkan menjadi suatu peraturan yang berlaku dinegaranya.