Mohon tunggu...
INA X THE JOURNALISM
INA X THE JOURNALISM Mohon Tunggu... Jurnalis - The Journalism

Mari kita kupas berita bersama Journalis~

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gak Bahaya Tah?

6 Juni 2023   06:00 Diperbarui: 18 Januari 2024   09:06 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
THE JOURNALISM 2023

2 negara dan 1 organisasi seiring bertambahnya tahun mungkin menjadi boomerang untuk negara Indonesia, yang dimana permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan akan tetapi malah berlarut-larut permasalahannya.

Memang benar ungkapan Salim Haji Said ketika berada di acara program televisi TvOne "Indonesia Lawyers Club" beliau mengungkapkan "Kenapa sekarang pada beli telepon dan kulkas dari Korsel, kenapa Korsel maju dan kita tidak maju? orang Korsel takut sama Korut, jadi dia harus unggul," kata Salim Haji Said.

"Taiwan pulau kecil takut kalau dicapklok Tiongkok, mangkanya produk yang kita beli buatan Taiwan. Israel? Yahudi ditengah lautan Arab, kalau tidak hebat dikremes dia." tambahnya.

Kenapa kita merujuk yang pernah diungkapkan oleh Salim, karena sekelas negara Indonesia sudah harus bisa menyelesaikan 2 negara dan 1 organisasi ini kalau kita benar-benar mencermatinya, The Journalism akan mencoba merangkum permasalahan 2 negara dan 1 organisasi ini:

1. OPM

Organisasi Papua Merdeka atau biasa disebut OPM, memang suatu permasalahan yang bisa saja ada jalan keluarnya. Kalau kita merujuk berdasarkan rekam jejak, Indonesia sudah biasa menyelesaikan gerakan separatis ini seperti gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) (1948) era presiden ke-1 Soekarno yang dimana gerakan di Madiun ini diperkasai oleh sahabatnya sendiri yakni Musso, lalu ada Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) (1949-1962) era presiden ke-1 Soekarno yang dimana gerakan ini diperkasai juga oleh sahabatnya sendiri yakni Kartosoewirjo, lalu ada Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) (1958-1961) era presiden ke-1 Soekarno yang dimana gerakan ini diperkasai oleh Ahmad Husein;

Setelah melewati serangkaian presiden mulai dari Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, lalu ada Megawati Soekarnoputri. Setelah ayahanda Megawati memberantas 3 organisasi separatis yakni Soekarno, Megawati juga harus berhadapan dengan organisasi separatis pada saat menjabat presiden RI ke-5. Gerakan Aceh Merdeka (GAM) (1976-2005) cuman puncak permasalahan ini pada saat tahun 2003. Gerakan ini yang diperkasai oleh Hasan di Tiro hangus dikremes yang berakhir didamaikan di Finlandia, Eropa.

Kini tinggal anak buah Megawati yakni presiden ke-7 Joko Widodo yang harus berhadapan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang dimana Joko Widodo sebagai petugas partai dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diperkasai oleh presiden ke-5 Megawati, bisa saja meminta saran atau Megawati bisa saja menunjuk salah satu orang yang bisa saja menyelesaikan permasalahan ini atau bisa saja Megawati meminta pertolongan sesama presiden pada masanya yang dari luar negeri untuk membungkam kasus ini ke meja Hak Asasi Manusia (HAM) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Meskipun ini tidak mudah dan terlebih Indonesia bukan negara se-adigdaya Amerika Serikat yang bisa saja dan dimana saja mengatur kasus-kasus yang Amerika Serikat punya. Bahkan PBB tidak pernah membungkam kasus Palestina-Israel yang dari dulu sampai sekarang belum bisa didamaikan??? bahkan PBB menutup mata dan telinganya ketika Palestina yang punya tanah dibunuh habis-habisan dan terbukti secara terang-terangan Amerika Serikat mendukung Israel untuk menduduki di tanah Palestina, ketika kasus yang tak lama terjadi antara Rusia-Ukraina terjadi PBB langsung menyorot kasus itu dan terlebih Rusia yang sudah sejak lama bersitegang dengan Amerika Serikat.

Meskipun ini bukan konteks antar negara, tetapi buntut kasus ini sama-sama mengenai HAM dan sebenarnya kasus ini bisa saja didamaikan seperti halnya kasus GAM yang pernah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun