Masyarakat di Tiongkok bahkan diseluruh duniapun hampir semuanya mengenali sosok di poster The Journalism yang membuat negara Republik Rakyat Tiongkok atau China dari yang negaranya miskin menjadi superpower yaitu sosok tersebut ialah Deng Xiaoping.
Mungkin jikalau Deng Xiaoping tidak ada di Tiongkok entah harus berucap atau bahkan berpikir, bagaimana negara Tiongkok pada masa itu? bisa saja negara sekelas Tiongkok masih berkutat dengan kemiskinannya. Lee Kuan Yew seorang pemimpin Singapura pada 1976 berkunjung ke Tiongkok yang dimana pada masa itu baru memulai reformasi ekonomi yang dipimpin oleh Deng Xiaoping.Â
Setelah beberapa tahun silam Deng Xiaoping sempat melirik negara kawasan Asia Tenggara khususnya negara Singapura yang dimana pada masa itu Singapura sudah mulai ditahap kemajuan. Berkat kepemimpinan Lee Kuan Yew Singapura menjadi kawasan destinasi wisata untuk menaikkan kas negara, bukan hanya itu saja Singapura juga membuat kawasannya membuka seluas-luasnya untuk membebaskan banyak perusahaan industri untuk berinvestasi asing serta mendapatkan keuntungan lewat perusahaan tersebut.Â
Dengan kecerdasan yang Lee Kuan Yew punya akhirnya Deng Xiaoping tertarik untuk mengunjungi lawatan dari Tiongkok ke Singapura. Deng Xiaoping juga mengaku lawatan ke Singapura bukan hanya sekedar lawatan tetapi sekaligus belajar dengan Lee Kuan Yew untuk menata sisi ekonomi pada suatu negara. Terbukti berkat Deng Xiaoping akhirnya mendobrak negara Tiongkok dari sisi ekonomi dari yang terpuruk bahkan menyamai negara sekelas Amerika Serikat sejak 1978.
Indonesia, mau kapan dimulainya? nunggu apa lagi untuk bangkit? ngomongin luas, Indonesia juga tidak kalah luasnya dengan negara Tiongkok untuk kawasan benua Asia, ngomongin penduduk, Indonesia juga tidak kalah banyak dengan penduduk Tiongkok untuk kawasan benua Asia.Â
Mau alasan apalagi untuk terus bangkit dan tidak ketergantungan dengan negara-negara lain, belum lagi terlilit hutang yang ber-triliunan, jangan kaget jikalau 20 tahun kedepan dengan situasi dan kondisi yang sama seperti ini Indonesia bisa jadi negara miskin, bahkan bisa saja meniru jejak negara kawasan sesama Asianya (Asia Selatan) yaitu Sri Lanka, yang dimana pada 2022 negara Sri Lanka bangkrut yang terus terlilit hutang pada negara sesama Asianya yaitu Tiongkok.
"Perlunya belajar" dengan negara lain dalam mengatur sisi ekonomi sama halnya Tiongkok yang belajar dengan Singapura. Indonesia dengan sumber kekayaan alamnya seharusnya bisa mendobrak sisi perekonomian negara. Kalau perlu para koruptor di Indonesia hukumannya ditembak mati saja sama halnya Tiongkok untuk mengurangi populasi penduduk Indonesia yang kerjanya hanya merugikan negara, dan lembaga KPK benar-benar harus dikuatkan bukan sebaliknya malah dilemahkan. Serta butuhnya sumber daya manusia yang mumpuni dibidangnya supaya benar-benar tumbuh bukan sebaliknya, contoh PSSI yang dimana lembaga yang mengatur cabang olahraga khususnya sepak bola tetapi pemimpinya bukan baground olahragawan melainkan baground keamanan, setelah itu ada juga menteri bidang pendidikan yang seharusnya diisi oleh baground pendidikan bukan sebaliknya yang diisi oleh baground businessman. Seharusnya Indonesia bisa saja belajar dengan negara Kanada perihal kabinet kerja yang diisi sesuai bidang keahliannya, berkat kinerjanya negara Kanada mendapati predikat terbaik di dunia atas kabinet kerja yang berkompeten dibidangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H