Mohon tunggu...
Ilham Maulana
Ilham Maulana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

penyuka seni dan politik. Kunjungi: https://soundcloud.com/ilamn , musik gratis dari saya untuk Kompasianer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ada Kedamaian di Pemilu Legislatif

10 April 2014   16:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin hari rakyat Indonesia mengerti bahwa hidup ini diberi pilihan, kadang muncul hanya pada kesempatan tertentu saja. Dalam hal ini, Pemilihan Umum yang berlangsung lima tahun sekali, rakyat diajak untuk memilih wakilnya, sungguh kesempatan yang jarang sekali, dan sayang bila dilewatkan begitu saja.

Hari pertama pemilu legislatif di daerah saya, kemarin berlangsung tertib, aman dan terkendali. Pencoblosan dan perhitungan berlangsung secara teratur, tanpa ada keributan. Warga sekitar tampak antusias untuk memilih para wakilnya. Sesekali saya melihat tetangga yang merupakan calon legislatif mengingatkan teman-temannya untuk tidak lupa dan salah pilih, istilahnya ngasih "kode" gitu..he2.

Antusias warga terlihat saat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), dari pakaian yang mereka kenakan mulai dari Batik, bahkan ada yang seperti mau ke Undangan Acara Pernikahan. Ada yang mengenakan celana pendek dan sendal jepit ikut antri bahkan ketika saya kembali pada waktu sore hari, dia masih menunggu duduk di kursi, mungkin orang tersebut menjadi saksi.

Ada yang kebingungan cara memilih, sampai urutan masuk bilik suara, menjadi tontonan menarik. Tampak ibu-ibu rumah tangga ngerumpi, sayup terdengar mereka sedang bicara serius soal politik, tentang calon presiden pilihan mereka nantinya, diselingi tawa-tawa yang ringan.

Anak-anak ngintip dari luar, melihat orang tua mereka memilih, sesekali bermain kedalam, namun orang tua mereka melarang masuk bilik suara, agar tidak ganggu orang yang mau milih. Namun mereka acuh, kadang masih berlari.

Tidak hanya antre saat pemungutan suara namun juga saat membeli jajanan seputar TPS. Pedagang jajanan sekolah tampak seperti tukang es cendol, bubur ayam, batagor, ketoprak,  yang biasa nangkring diwaktu pagi, mengais rizki dari para pemilih yang haus atau belum sarapan. Rame juga, saya rasa omzet mereka naik saat itu.

Hiruk-pikuk politik di tv bukan cerminan warga kami yang kerukunannya masih terpelihara dengan baik, lewat silaturahmi yang terjaga. Kedamaian dalam proses pemilu legislatif kemarin perlu dijaga sampai pemilu presiden berakhir. Karena menurut saya pada dasarnya kita semua ingin proses Pemilu berjalan lancar dan damai.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun