Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta baru  baru ini mengadakan sebuah kolaborasi antara APIK, ASPIKOM dalam event nya yang bertajuk Jogjakarta Communication Conference 3rd (JCC), yang dengan focus yang dituju mengenai gelombang informasi dan beradaptasi dimasa pandemic. Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 2001, yang dilakukan secara virtual conference dengan aplikasi zoom meeting. Dengan partisipan meeting mahasiswa dari setiap fakultas  yang ikut serta dalam kegiatan yang telah diadakan. Converece ini ditujukan utamanya kepada mahasiswa dikarenakan sebagai generasi muda yang berpendidikan karakter mampu mengamati bagaimana keadaan dan mengolah solusi yang terbaik dalam pemecahan masalah yanng ada. Dan diharapkan generasi muda mampu menemukan banyak  lagi opini-opini ataupun inovasi baru menggenai topik yang dibahas.  Â
Pada konferensi virtual yang diadakan mengundang beberapa narasumber yang unggul pada bidangnya, ada 5 pembicara yaitu Prof. Xi Zhuang, Ph.D. dari Nanjing Normal University, China kemudian Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni dari Universitas Gajah Mada, Indonesia lalu Dr. GM Naidoo dari University of Zululand, South Africa, Taufiqur Rahman, Ph.D. dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia serta Chi Wang, Ph.D. dari Matej Bei University in Banska Bystrica, Slovakia. Konverensi tersebut kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 3 jam atau lebih mengedepankan 3 topik utama yakni teknologi, informasi, dan adaptasi yang melahirkan 5 bahasan baru didalamnya.
Prof. Xi Zhuang, Ph.D. menyampaikan beberapa bahasan mengenai perkembangan media sosial di China pada tahun 2004 untuk transisi dari platform tradisional ke digital saat ini yang menggunakan mikroprosesor. Dan salah satu app yang mampu berkembang pesat saat itu WeChat dan dengan adanya media baru tersebut akan memberikan dampak baik bagi penduduk China namun orang lanjut usia sulit beradaptasi ke situasi yang modern karena mereka tidak memiliki smartphone dan kurangnya wawasan dalam pengoprasian faktor tersebut. Dengan adanya aplikasi WeChat ini para penduduk remaja mulai terjun kedalam masa modern dalam kesehariannya namun orang lanjut usia kesulitan dalam mengikuti perkembangan tersebut karena kabanyakan diantaranya gaptek atau  gagap teknologi. Masyarakat dalam masa pandemi ini menggunakan media sosial sebagai kebutuhan untuk mendapatkan informasi serta berkomunikasi dengan keluarga maupun teman untuk mempererat ikatan batin diantara lingkungan kehidupan sosial mereka maupun dilingkungan pendidikan sebagai penunjang menuntut ilmu mereka. Tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 baik diperkotaan maupun diperdesaan sangat tinggi karena media mempengaruhi persepsi dan perilaku para orang yang sudah lanjut usia.
Selanjutnya pendapat tentang Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni membahas tentang Communication as the Energy for Adaptive Society. Tuturnya keadaan pandemi seperti saat ini pemerintah memiliki peran penting dalam melakukan sosialisasi  dengan masyarakat bagaimana penanganan terbaik dalam penanggulangan pandemi di daerah.Â
Simpulan pembahasan konferensi dalam Jogjakarta Communication Conferencen 3rd yakni gaya hidup pada masa pandemic harus mampu dilakukan dan kerjasama antar pihak melalui pengoptimalan teknologi dan informasi sehingga tercipta komunikasi yang baik dan mampu menekan angka penularan kasus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H