Mohon tunggu...
Ilham Ibnul Hakim
Ilham Ibnul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penikmat segenap gelagat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"...Melek IT Pokoknya!" Tutur Kader Posyandu Pasar Banggi pada Program Pelatihan bersama Mahasiswa KKN Tematik Undip

3 September 2022   11:34 Diperbarui: 3 September 2022   11:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REMBANG -- Senyum sumringah para kader posyandu Desa Pasar Banggi menghiasi momen berakhirnya kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk "Pelatihan Pembuatan dan Manajemen Iklan Promosi Kesehatan di Desa Pasar Banggi" oleh Ilham Ibnul Hakim---mahasiswa KKN Tematik KEJAR dan BIAN (22/08).

Kegiatan pelatihan yang berlangsung sejak pagi hari pada Senin, 22 Agustus 2022 itu disambut dengan antusias oleh para peserta. Kedapatan beberapa kader posyandu adalah wanita pekerja. Ada yang bekerja sebagai guru dan ada pula yang bekerja sebagai pelaku industri rumahan. Oleh karena itu, meski pelatihan dicanangkan secara khusus untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, namun output yang dihasilkan bisa dikelola untuk kepentingan sektor lain seperti pendidikan dan perdagangan.

Mula-mula para kader posyandu diajak berdiskusi dan diedukasi tentang bagaimana 'bahasa' berperan penting dalam iklan. Operasi fungsi ekspresif; direktif; informasial; metalingual; puitik; dan imajinatif bahasa dalam berbagai kasus iklan didedah bersama-sama. Pengalaman para kader posyandu sebagai "pembaca" dan pembuat iklan digali satu per satu. Hasil penggalian dihubungkan dengan premis tentang pentingnya iklan dalam pencanangan program pemerintah.

Pada konteks iklan promosi kesehatan, mahasiswa pelatih memberi sejumlah tawaran tentang langkah-langkah sederhana pembuatan dan manajerialisasi iklan meliputi persiapan, penelitian, perencanaan, pelaksanaan, penayangan, dan pengawasan. Media-media iklan tingkat posyandu seperti gethok tular, poster tempel, kliping, dan poster digital dikenalkan secara cermat dan runtut.

Agar proses pelatihan berjalan lebih menyenangkan, peserta atau para kader posyandu diajak mengikuti permainan Memahami Miskomunikasi dan Awal Terbentuknya Hoaks. Ini sekaligus terobosan dalam edukasi mengenai bahaya hoaks. Mahasiswa pelatih lalu mengenalkan bagaimana cara melakukan cek mandiri kabar hoaks, menemukan rujukan klarifikasi hoaks, dan memeroleh edukasi tentang hoaks dari Mafindo, Kominfo, CekFakta, dan covid19.go.id melalui pranala Linktree (http://linktr.ee/cekhoaks) yang dikelola oleh KPCPEN dan ITC Watch. Tahapan ini sangatlah penting karena berdasarkan hasil survei, para orang tua dari anak-anak peserta imunisasi di Desa Pasar Banggi kerap menjumpai informasi-informasi negatif tentang kesehatan di media sosial.

Pelatihan diakhiri dengan praktik membuat iklan pemberitahuan kegiatan posyandu berbentuk poster digital untuk Whatsapp story melalui situs web dan aplikasi desain grafis Canva. Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip dilibatkan untuk mendampingi tahapan ini. Para kader posyandu berlatih membuat dan memanajerialisasi iklan promosi kesehatan yang bebas hoaks di bawah pantauan Bidan Desa Pasar Banggi---Desy Damayanti. Brosur materi, bahan tayang, dan resume bacaan dalam pelatihan dibagikan kepada peserta untuk dapat dipelajari sewaktu-waktu.

Praktik Pembuatan Iklan Berbentuk Poster Digital (Sumber: Dokumentasi Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip Kabupaten Rembang)
Praktik Pembuatan Iklan Berbentuk Poster Digital (Sumber: Dokumentasi Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip Kabupaten Rembang)

Damisih---salah seorang kader posyandu yang juga pelaku industri makanan ringan rumahan---mengaku sangat senang karena kini telah bisa berkreasi sendiri untuk meningkatkan kualitas promosi produk-produknya (22/08). Ketika ditemui kembali pada Rabu petang, ia memberi komentar "Sebenarnya sudah bagus, wong saya aja masih belajar sama adik-adik, karena sekarang memang zamannya melek IT ya! Ibu-ibu itu harus bisa mengaplikasikan semua kegiatan di desa itu pakai hp. Walau hp tapi nggak papa, paling enggak bisa mengakses WA. Jadi harus melek IT pokoknya!" (24/08).

Penulis:

Ilham Ibnul Hakim---Mahasiswa S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun