Mohon tunggu...
Ilham Ibnul Hakim
Ilham Ibnul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penikmat segenap gelagat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kader Kesehatan Desa Pasar Banggi Ikuti Kegiatan Pengembangan Kecakapan Retorika bersama Mahasiswa KKN Tematik Undip

3 September 2022   09:38 Diperbarui: 3 September 2022   09:44 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pelatihan Para Kader Kesehatan Desa Pasar Banggi oleh Mahasiswa (Sumber: Dokumentasi Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip Kabupaten Rembang)

REMBANG – Momentum Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dimanfaatkan oleh Ilham Ibnul Hakim—mahasiswa KKN Tematik Undip—untuk mengadakan kegiatan pelatihan bertajuk “Pengembangan Kecakapan Retorika Kader Promosi KEJAR dan BIAN Desa Pasar Banggi” (22/08).

Pelatihan sengaja dikemas dengan nuansa KEJAR dan BIAN untuk merespon isu program kesehatan nasional yang tengah moncer terkait imunisasi anak. Di samping itu, kader kesehatan yang menjadi sasaran pelatihan ini dinilai bisa lebih responsif, mengingat nuansa pelatihan dipilih berdasarkan kasus aktual yang terjadi di lingkungan mereka.

Para kader kesehatan larut dalam suasana pelatihan yang digelar pada Senin, 22 Agustus 2022 itu. Mahasiswa pelatih sengaja menerapkan pendekatan khusus kepada peserta selama pelatihan agar komunikasi dua arah dapat berjalan intensif. Pendekatan yang dimaksud antara lain, (1) berdasarkan masalah (problem based); (2) berdasarkan kompetensi (compentency based); (3) pembelajaran orang dewasa (adult learning); dan (4) pembelajaran dengan melakukan (learning by doing).

Beberapa topik ke-posyandu-an seperti penggerakan masyarakat, komunikasi efektif, dan motivasi masyarakat dipilih untuk ditemukan kasusnya di lapangan, didiskusikan, dan dicari penyelesaiannya. Selama itulah kecakapan retorika para kader kesehatan ditingkatkan sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, target yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah para kader memiliki kecakapan retorika relatif baik, khususnya tentang bagaimana menyampaikan pikiran dan perasaan secara persuasif kepada masyarakat.

Demi lebih mengefektifkan pelatihan untuk pembangunan berkelanjutan, mahasiswa telah menyusun konten-konten video edukatif di Youtube yang diintegrasi dalam sebuah pranala Linktree sehingga sewaktu-waktu dapat diakses oleh para kader kesehatan. Konten-konten video edukatif tersebut antara lain berjudul Bagaimana Meningkatkan Cakupan Layanan Kesehatan Ibu?; Bagaimana Meningkatkan Cakupan Layanan Kesehatan Anak?; Siapa Saja Sasaran Kunjungan Rumah?; Apa Saja Tahapan Kunjungan Rumah?; Apa Saja Saran untuk Kader Posyandu?. Materi yang digunakan dalam konten-konten video tersebut dan bahan tayang pelatihan dirujuk dari Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu (Kemenkes RI, 2012).

Konten-konten Video Edukatif di Youtube (Sumber: Dokumentasi Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip Kabupaten Rembang)
Konten-konten Video Edukatif di Youtube (Sumber: Dokumentasi Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip Kabupaten Rembang)

Bidan Desa Pasar Banggi—Desy Damayanti—dan Tim KKN Tematik KEJAR dan BIAN Undip turut mendampingi proses pelatihan. Mereka terlibat mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Pelatihan ini dirasa urgensial oleh karena masih ditemukan sejumlah masalah kesehatan yang bercokol di Desa Pasar Banggi, baik pada taraf individu maupun masyarakat. Balita stunting, lingkungan kumuh, dan penolakan imunisasi mendedahkan makna penting bahwa ekosistem layanan kesehatan belum terbangun dengan kondusif. Maka demi memberdayakan salah satu komponen utama di dalam ekosistem tersebut yakni kader kesehatan, pelatihan ini digagas. Gagasan dinilai integral dengan visi Bidan Desa yakni memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin kepada masyarakat. Pada konteks imunisasi KEJAR dan BIAN, kecakapan retorika yang diperoleh para kader kesehatan diharapkan menjadi solusi alternatif bagi problem penolakan imunisasi oleh sejumlah warga karena berbagai faktor termasuk kepercayaan dan psikis yang berhasil ditemukan pada saat survei.

Penulis:

Ilham Ibnul Hakim—Mahasiswa S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun