Mohon tunggu...
Ilham Hardani
Ilham Hardani Mohon Tunggu... -

belajar adalah kunci sukses...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Penghasil Tenun

29 Maret 2015   21:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desa Penghasil Tenun

Kain Tenun adalah salah satu karya seni tradisional di Pulau Lombok yang memiliki keindahan unik dan berbeda. Kain Tenun tradisonal Lombok ini bisa ditemukan salah satunya di Desa Sukarara. Desa Sukarara adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Desa ini terkenal akan penghasil kain tenunnya. Mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai penenun, Namun, menenun hanya dilakukan oleh kaum wanita saja mulai dari anak-anak hingga orang tua melakukan tenun ini. Setiap anak gadis yang ada didesa ini wajib menenun karena sudah menjadi tradisi bagi masyarakat desa sukarara.

Menenun biasanya mereka lakukan di teras depan rumah, dan kebiasaan ini masih mereka lakukan sampai saat ini. Pemandangan ini akan dijumpai hampir pada setiap rumah yang ada disepanjang jalan Desa Sukarara yang dilewati. Kain tenun atau songket dari DesaSukarara ini memiliki ciri khas tersendiri dengan desain atau motif yang berbeda dengan kain-kain tenun lainnya yang ada di Indonesia.

Namun, dahulu terdapat sebuah mitos bahwa apabila kaum pria mengerjakan penenunan, maka pria tersebut akan mandul. Lambat laun mitos itu mulai ditinggalkan. Dan pada saat sekarang, Anda akan menemui beberapa pria yang juga bekerja sebagai penenun. Biasanya, para pria mengerjakan tenunan ikat, sementara kaum wanita mengerjakan tenunan Songket.

Desa ini terkenal akan penghasilKain Tenun tradisional nya di Pulau Lombok. Kehidupan penduduk di desa ini dilewatkan dengan mengoperasikan alat tenun. Alat tenun ini juga merupakan alat tradisional, yang dibuat dari kayu dengan sistem yang sederhana. Dengan alat ini, penduduk Desa Sukarara menghasilkan bermacam jenis merchandisekhas Pulau Lombok. Seperti pakaian tradisional, taplak meja, selimut, dan selendang dengan motif-motif yang indah serta tenunan berkualitas. Karena hasil karyanya yang berkualitas, desa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung domestik maupun mancanegara.

Masyarakat Desa Sukarara masih menggunakan bahan-bahan alami sebagai bahan baku utama kain tenun. Bahan yang digunakan adalah benang katun, sutera, sutera emas dan benang sutera perak. Sedangkan untuk bahan pewarna yang digunakan adalah dari bahan pewarna alami sepertiwarna coklat kemerahan dari pohon mahoni, warna coklat muda dari batang jati, warna coklat tanah dari biji asam, warna coklat tua dari batang pisang busuk, dan warna ungu dari kulit manggis dan anggur. Hal inilah yang membuat kain tenun atau songket dari Desa Sukarara ini terkenal dengan ciri khas kain songket yang berpola cerah.

Proses pembuatan kain tenun ini  memakan waktu yang cukup lama yakni membutuhkan waktu 1 bulan untuk menghasilkan 1 kain tenun dengan lebar 1,2 meter dan panjang 2 meter. Tingkat kerumitan dan motifnya menentukan harga kain yang rata-rata berkisar antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 5 juta perlembar. Harga dari hasil kain tenun ini bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Proses pengerjaan dan motif yang indah membuat harga kain tenun ini mahal. Proses penenuannya memakan waktu yang lama hingga berbulan-bulan.

Jika ada yang berminat dengan kain tenun ini bisa langsung mengunjungi desa sukarara ini yang berjarak 25 kilometer dari Mataram atau sekitar 30 menit perjalan, dan sekitar 5 Km dari kota Praya atau 5 menit perjalan dengan menggunakan kendaraan pribadi atau travel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun