Â
       Bagi para tenaga kerja, kesehatan adalah hal prioritas untuk terus menjalankan profesi yang sedang dikerjakan sebagai mata pencaharian utama. Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga menjadi bagian terpenting yang harus dipertahankan. Di dunia globalisasi ini, tuntutan kerja yang banyak membuat para tenaga kerja harus menguatkan diri dari resiko stres. Beberapa faktor yang menyebabkan tenaga kerja stres dan meganggu kesehatan mental adalah karena lingkungan yang tidak mendukung dan minim apresiasi bagi para tenaga kerja, beban kerja yang berlipat dan banyak, memiliki pekerjaan yang multitasking sehingga tugas dan karir di pekerjaan tidak jelas, relasi kerja yang buruk dan membuat komunikasi tidak baik sehingga sulit menyampaikan pendapat selama bekerja. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskedas, 2018) Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukan bahwa 50% buruh pabrik di Jawa mengalami depresi ringan.
      Seorang pekerja dapat mengalami gejala depresi ringan dikarenakan stres dalam menangani  pekerjaan yang sedang dijalani. Beberapa tanda yang menunjukan seseorang mengalami stres di tempat kerja adalah munculnya sariawan dan bibir kering, tiba-tiba muncul sesak napas dikarenakan kecemasan yang berlebihan, nyeri hebat saat haid, insomnia, sakit kepala, munculnya gatal-gatal dan jerawat, adanya gangguan irama jantung yang ditandai dengan dada berdebar-debar, sakit perut dan munculnya gejala mag, terjadi gangguan pada otot seperti kesemutan dan kram (WHO, 2018). Gejala yang lain dapat menjadi tanda-tanda seseorang mengalami gejala stres karena pekerjaan adalah berhenti merawat tubuh, pekerjaan yang dijalani menjadi tidak berarti lagi, tidak ada batasan jelas antara pekerjaan kantor dan tugas di rumah, menganggap diri tidak kompeten dan merasa kesepian. Gangguan mental bagi para pekerja dapat berdampak  menurunnya produktivitas selama menjalankan pekerjaan.
      Menurut data dari WHO (2018), menunjukan bahwa dari delapan orang ada satu orang yang hidup dengan gangguan kesehatan mental dan berjuang untuk menyembuhkan kondisi psikologisnya. Depresi dan kecemasan yang berlebihan dikarenakan pekerjaan berkontribusi besar untuk terjadinya gangguan kesehatan mental bagi para pekerja. Gangguan mental pada pekerja terdiri atas depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan skizofrenia. Berdasarkan data dari WHO (2024) pravelensi dari  usia yang paling banyak mengalami gangguan kesehatan mental adalah saat berumur 18-24 tahun dengan persentase 27% dengan mengalami gejala kecemasan berlebihan dan depresi.
      Berdasarkan data dari Litbang Kompas dalam kurun rentang waktu 2018 sampai dengan 2023 menunjukan bahwa gangguan kesehatan mental pravelensi terbanyak pada tahun 2023 menunjukan kisaran angka 44%. Menurut data dari Indonesian National Adolescent Mental Health Survey pada tahun 2023 menunjukan bahwa satu dari tiga remaja yang berusia dalam rentang umur 10 tahun sampai dengan 17 tahun mengalami gangguan kesehatan mental. Pada tahun 2018, berdasarkan data dari Riskedas menunjukan bahwa di Indonesia ditemukan gangguan kesehatan mental yang berujung depresi dengan presentase angka  3,7% dari jumlah penduduk. Riskedas (2018) menunjukan bahwa satu dari sepuluh orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa.
      Data-data lain yang bersumber dari Riskedas (2018), menunjukan bahwa jumlah persentase 6% dari jumlah penduduk di Indonesia mengalami depresi. Selain itu, 7 dari 1000 orang di Indonesia mengalami depresi. Data yang lain menunjukan bahwa 8 dari 10 warga lansia mengalami depresi tak terkontrol. Berdasarkan data dari rumah sakit jiwa Menur dari bulan Januari sampai dengan Agustus 2024 menunjukan bahwa pravalensi terbanyak dengan persentase jumlah pasien rawat jalan yang berusia lebih dari 60 tahun yang mengalami gangguan kesehatan mental berkisar 56%. Berdasarkan data dari rumah sakit jiwa Menur pada tahun 2024 faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan mental terdiri atas game online dengan 26 pasien, judi sejumlah 49 pasien dan pravelensi terbanyak pada kasus bullying berkisar 158 pasien.
      Para pekerja memiliki resiko besar untuk mengalami stres dikarenakan pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti kurangnya dukungan dari lingkungan pekerjaan, beban kerja dan masalah pribadi yang membuat tingkat stres pekerja bertambah, Menurut WHO (2018) dampak  bagi para tenaga kerja jika mengalami gangguan kesehatan mental adalah penurunan produktivitas dalam melakukan pekerjaan, kehilangan motivasi dalam bekerja, perubahan pola tidur dan makan, kesulitan berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan sehingga menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas, kelelahan yang berkelanjutan sehingga menyebabkan terganggunya kesehatan mental dan fisik para pekerja,Â
      Berdasarkan WHO (2018) tindakan yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanganan bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental adalah memberikan informasi yang akurat berkaitan dengan tindakan yang tepat. Tindakan yang lain untuk melakukan pencegahan bunuh diri adalah mengurangi faktor-faktor yang berpengaruh pada gangguan kesehatan mental. Pencegahan lain yang dapat dilakukan untuk tindakan bunuh diri adalah menyingkirkan benda-benda tajam, sering berkomunikasi kepada orang yang mengalami gejala gangguan kesehatan mental sehingga  mengurangi beban yang sedang dihadapi. Tindakan tersebut dapat membuat beban bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental berkurang .Â
      Menurut data dari Riskedas (2018) bahwa pravelensi orang yang mengalami stres mencoba untuk bunuh diri berkisar 75% terjadi negara berkembang. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan bunuh diri kepada para pekerja dengan cara memberikan informasi berkaitan dengan mengatasi keinginan untuk bunuh diri. Seperti pelayanan kesehatan yang sudah tersedia di rumah sakit jiwa Menur berkaitan dengan konsultasi psikologi online yang tidak dipungut biaya. Pelayanan kesehatan jiwa yang ada dirumah sakit jiwa Menur ini bernama Ojo Bingung.
      Gangguan mental bagi para tenaga kerja dapat diatasi dengan  pendidikan kesehatan mental dalam upaya pencegahan dan penanganan, menyediakan akses pelayanan kesehatan mental seperti yang sudah disediakan oleh rumah sakit jiwa Menur melalui Ojo Bingung. Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan seperti membangun lingkungan kerja yang mendukung dan kondusif sehingga beban dan stres dikarenakan pekerjaan berkurang, menciptakan pekerjaan yang fleksibel sehingga para pekerja dapat bekerja dan beristirahat, adanya pendidikan dan pelatihan manajerial  bagi para tenaga kerja (WHO, 2018). Tingkat stres para tenaga kerja dapat berakibat meningkatkan resiko untuk melakukan tindakan seperti bunuh diri. Perlunya layanan konsultasi kesehatan bagi para tenaga kerja dapat mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat membantu kesehatan mental para pekerja. Â
      Pelayanan gratis rumah sakit jiwa Menur ini dapat diakses di http://sihatiojobingung.com/  yang tersedia pada hari Senin sampai dengan Kamis pada pukul 08.00-19.00 WIB dan pada hari Jumat mulai membuka pelayanan pada pukul 08.00-13.00. Pelayanan psikologi sangat bermanfaat bagi para tenaga kerja yang mengalami tekanan dan masalah saat berada di tempat kerja. Pelayanan  psikologi ini dapat membantu para pekerja untuk bisa mengungkapkan kondisi psikologis yang berakibat meganggu kesehatan mental bagi para pekerja. Sehingga dengan konsultasi masalah kesehatan psikologi ini akan berdampak dapat mengurangi beban para pekerja.