Saat saya mempublikasikan tulisa "Antara Aku, mungkin Kita, dan Mereka di Palestina", saya mendapatkan tanggapan dari kompasianer lain yang kira-kira berbunyi seperti ini:
"di saat bocah-bocah usia SD disini sedang asik bermain bola...disana bocah-bocah usia SD sudah diajarkan memenggal kepala kafirnndi saat kami disini bertanya-tanya tentang RUU Kamnas...disana mereka sudah menyiapkan bocah-bocah sebagai tameng hidup peperangannndi saat disini kami bertepo-seliro dengan tetangga kami non-muslim...disana mereka sudah dijejali kebencian tanpa dasar kepada orang-orang Yahudinnah indahnya kehidupan mereka disana..."
Wah.. benar-benar ujiannya puasa (btw pada puasa ga nih?? hehehe..)
pagi-pagi sudah dicomment ga enak... akhirnya comment tersebut langsung aku hapus..
Karena dari yang aku baca justru keadaan sebaliknyalah yang terjadi. Justru di Israel lah yang mendidik anak-anak mereka seperti itu, menanamkan kebencian seperti tulisan kompasianer berikut ini:
Adapun yang terjadi di Palestina adalah mendidik anak-anak mereka untuk menguasai Al Qur'an yang menurut mereka adalah senjata yang membuat mereka dapat bertahan sampai sekarang.
Kalau mau tau lebih lanjut perbedaan cara mendidik anak-anak di Israel Vs Palestina mungkin artikel ini bisa memberikan gambaran lebih lanjut:
http://wafa-kayyisah.blogspot.com/2009/12/rahasia-kecerdasan-orang-yahudi-anak.html
Mudah-mudahan yang comment itu dapat segera cari tau lebih lanjut. Jangan hanya memberikan komentar yang tidak berdasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H