Mohon tunggu...
Ilenmakalangan CK
Ilenmakalangan CK Mohon Tunggu... profesional -

Master of Ceremonies

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pergilah Seperti yang Sudah-sudah

17 Juli 2013   00:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Derit jangrik, gemericik air, dan deras suara kipas kudengar ngeri

Kesemuanya seperti memenuhi kepalaku, sungguh memberat hingga ke ulu-hati

Ada apa ini—aku tak tahu, alangkah risaunya wajahku kala kuratapi sendiri

Aduhai batinku, serasa terhimpit waktu—tertusuk duri

Dan aku bercermin dalam gelap, menyisir rambut sepenuh jari

Tiba-tiba masa lalu datang tak diundang, merangsak masuk berparas belati

“Mau apa lagi?” pekikku sembari menahan perih—dia tak peduli

Kemudian ia bercerita tanpa perintah, “Cukup! Dongengmu melukai.”

Sungguh aku tidak tertarik lagi mendengarkan pituturmu,
Karna hanya akan mendatangkan prilaku srigala diotakku

Dan sepert yang sudah-sudah—kau begitu,

Tak pernah memberi arti kecuali mengulang-ulang dosa masa lalu

Segeralah berlalu—kedatanganmu membius fungsi kalbu,

Aku ingin bebas dari jeratmu yang sewaktu-waktu menghabisi nalarku

Dan lihatlah sewujudmu—tidak lebih baik dari se-ekor lembu,

Jangan serimpung aku—karna aku akan berlari menjumpai masa depanku dengan cinta nan melulu

Arjawinangun, 07 Ramadhan 1434 H.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun