Mohon tunggu...
Razib  Ikbal
Razib Ikbal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang scorpius yang suka kesunyian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Juga Boleh Pakai Bahasa Enggak Baku

24 Januari 2021   10:16 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:45 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia sendiri. Namun, tidak selayaknya identitas diri sendiri, bahasa Indonesia justru banyak tidak dikenali oleh pemilik identitas itu sendiri. Hal itu dapat dilihat dengan maraknya orang Indonesia sendiri yang tidak tahu betul Bahasa Indonesia yang benar. Banyak yang sudah yakin bahwa dirinya menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar, padahal sejatinya bahasa yang mereka gunakan itu tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku. Hal ini terjadi terutama di kalangan milenial. 

Mahasiswa sebagai kaum intelek sering disebut sebagai yang paling berperan dalam berbagai macam perubahan pada bangsa ini, termasuk perihal bahasa baku. Wajar saja jika mahasiswa sering diberi cap seperti itu. Karena mahasiswa dikenal sebagai kaum intelek yang
seharusnya lebih memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukankah dalam berbicara pun gaya bahasanya lebih tinggi?

Mahasiswa memang punya peran tersendiri terhadap bahasa baku. Namun, apakah artinya mahasiswa harus selalu berkomunikasi menggunakan bahasa baku? Bagi saya tentu saja tidak. Karena penggunaan Bahasa itu harus secara proporsional. Artinya, mahasiswa harus
tahu saat dan tempat yang tepat untuk menggunakan bahasa baku atau tidak baku, bahasa Indonesia atau bahasa daerah, dan sebagainya.

Bagi saya, seorang mahasiswa, bahkan semua warga Indonesia perlu untuk mengenali bahasa Indonesia yang benar. Dengan demikian, tentu saja mahasiswa perlu untuk membiasakan diri mengguanakan bahasa baku karena bahasa Indonesia yang benar adalah
bahasa baku. Namun, setiap orang harus tahu waktu dan tempat yang tepat. Contohnya pada penulisan karya tulis ilmiah, pada saat pembelajaran di kelas, ketika berpidato atau berkomunikasi di seminar atau sebuah forum diskusi formal, dan masih banyak momen-momen lainnya yang wajib menggunakan bahasa baku. Karena siapa pun seharusnya malu atau terganggu ketika ada bahasa tidak baku yang tersesat di sebuah acara formal.

Punya kewajiban mengenali bahasa sendiri bukan berarti harus selamanya menggunakan bahasa baku. Bagi saya, seorang mahasiswa juga boleh saja menggunakan bahasa tidak baku atau bahasa daerah selama digunakan pada waktu dan tempat yang tepat. Misalnya saja ketika berkomunikasi bersama keluarga, teman dekat, tetangga, dan pada keadaan-keadaan nonformal lainnya. Karena bahasa sendiri adalah alat komunikasi. Jadi, selama bisa dipahami orang lain, tentu sah-sah saja. Selama bukan pada keadaan formal yang mewajibkan penggunaan bahasa baku.

Lagipula, bahasa tidak baku justru bisa memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Dilansir dari merdeka.com, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Yeyen Mariani mengatakan bahwa bahasa gaul memang bisa memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Namun, perlu diperhatikan agar bahasa gaul/tidak baku jangan sampai dipakai pada suasana formal.

Salah satu sifat bahasa baku adalah cendikia yang dalam hal ini berarti tahu tempat, saat, dan diksi yang tepat dalam menggunakan bahasa baku. Mahasiswa memang punya tanggung jawab dalam eksistensi bahasa Indonesia yang benar, tetapi tugas itu hanya terbatas pada mengenali dengan baik bahasa baku, menggunakannya pada kegiatan pembelajaran dan penulisan karya tulis ilmiah, dan terakhir mengedukasi masyarakat, terutama orang terdekat untuk lebih mengenal bahasa Indonesia.

Itulah pentingnya proporsionalitas bahasa baku dan tidak baku di kalangan mahasiswa. Bahasa baku perlu dipahami dan dipertahankan, tetapi kemudahan berkomunikasi juga perlu didapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun