Mohon tunggu...
Ila Nugrahani
Ila Nugrahani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar Menjadi Istri Shalehah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Akhirnya Akupun Bisa Kuliah

11 November 2014   22:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415693989837822310

Dear teman - teman...

Ingin sedikit berbagi cerita, suasana ujian nasional mengingat saya pada beberapa momen penting yang dulu saya lalui. Melewati ujian nasional dan merencanakan masa depan, ketika itu saya begitu optimis untuk melanjutkan kuliah. Saya pun dengan penuh semangat menentukan target jurusan yang akan dipilih, saya ingat betul dalam diary itu saya list daftarnya.

Namun mimpi itu tersentak hancur ketika bapak mengatakan bahwa tidak punya banyak uang untuk menguliahkan saya, apalagi sampai ke luar kota kecuali tahun depan dan saya pun diminta untuk kursus terlebih dahulu. Rasanya seperti petir disiang hari saya mendengar kata - kata itu, namun dalam hati saya berkata "ini adalah ujian dari ALLAH, maka saya akan sabar.."

Dan saya pun yakin ketika saya sabar dalam ujian ini ALLAH S.W.T bersama saya, Innallaha ma sabirin, sesungguhnya ALLAH bersama orang yang sabar. Hari itu pun, saya mencoba melupakan harapan untuk kuliah dan mencoba membangun sebuah rencana baru untuk meraih masa depan sembari menunggu waktu. Akan tetapi setelah ujian nasional selesai, diri saya merasa berontak seakan ingin berjuang mempertahankan mimpi untuk kuliah segera tanpa ditunda. Akhirnya saya pun tetap mendaftar dan menyakinkan bapak bahwa kuliah di universitas negeri murah kalau lolos, dan bapak pun tidak bisa menolak. Dengan penuh kegigihan dan semangat saya mendaftarkan diri di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan bimbingan konseling dan pendidikan luar biasa.

Dengan bekal pas - pasan, tanpa ditemani bapak ke bandung dan berangkat bersama teman saya mengikuti ujian masuk. Saya ingat betul pada saat itu saya menginap dirumah nenek teman saya, kami bersama - sama bergadang mengisi formulir dan belajar untuk ujian. Sampai pada esok hari waktu ujian, saya dan teman pun menuju kampus impian dengan harapan akan sama - sama lolos dalam ujian masuk UPI, namun perjalanan kami terhadang macet dijalan yang begitu panjang. Sampai akhirnya kami keluar angkot dan berlari menujua kampus UPI, sebenarnya ketika lari kami tidak tahu arah kami kemana. Namun banyak juga teman seperjuangan kami yang juga menuju UPI untuk ujian masuk.

Dalam hati kecil sambil lari terpogoh - pogoh saya berkata :

"Sukses yang sesungguhnya membutuhkan usaha dan ujian yang sesungguhnya....dan saya yakin firman ALLAH itu benar
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian.” (Muhammad:31)"

Sampailah kami di UPI walaupun telat hampir 30 menit kami masih boleh mengikuti ujian dan beristirahat terlebih dahulu. Aku pun bersyukur masih bisa mengikuti ujian. Hasil ujian diumumkan seminggu setelah ujian, dan aku pun dengan deg - degan segera pergi ke warnet untuk mengetahui pengumumannya. Namun hasilnya kami tidak diterima. Akupun menundukan kepala dan beristigfar. Mungkin kampus impian pertamaku gagal aku dapatkan.

Semangat masih membara dalam dada, aku masih punya cadangan mimpi untuk ku raih. aku menyakinkan bapak lagi untuk mendukungku kuliah di universitas muhammadiyah yogyakarta atau Universitas Ahmad Dahlan karena aku merupakan kader muhammadiyah. Aku yakin disana mungkin aku akan masuk dan betah, dan kebetulan sahabat baikku ada disana. Aku mendaftarkan diri melalui jalur PMDK dan hasilnya aku diterima tanpa tes di jurusan bimbingan konseling di Universitas Ahmad Dahlan. Alhamdulillah....

Mendengar aku lulus, bapak memang terlihat senang sambil bingung memikirkan uang masuk untuk kuliah dan biaya lain - lain. Panitia pun mengatakan seminggu harus bisa membayar minimal uang masuk dulu sekitar 3 juta. Memang terlihat sedikit namun bapak hanyalah seorang PNS biasa dengan tiga orang anak. Aku tak memaksa namun hanya berdo'a.

Selama hari - hari itu, bapak sering keluar. Bapak bilang lagi nyari pinjaman untuk biaya kuliah dan kosan disana. Bapak ma'afkan anakmu ini semoga ALLAH memanjangkan, melindungi dan membahagikamu selalu. Tiada henti aku berdoa dan shalat agar semuanya diberi kemudahan. sesuai dengan firman ALLAH Q.S Al Baqarah 153 :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun