Mohon tunggu...
Ila Nugrahani
Ila Nugrahani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar Menjadi Istri Shalehah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Amil Zakat Di Era Modern

11 November 2014   21:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi dan informasi di jaman modern ini, membuat beragam aktivitas lebih mudah dan praktis, termasuk dalam pembayaran zakat, infaq, dan shodaqoh. Banyak lembaga atau organisasi penghimpun zakat di Indonesia yang berlomba dan berinovasi dalam memberikan kemudahan dalam pembayaran zakat, infaq, dan shodaqoh mulai dari jemput donasi sampai pembayaran online kepada para muzaki (Orang yang membayar zakat). Lembaga zakat di Indonesia pun berkembangan sangat pesat, bahkan sudah banyak lembaga atau organisasi penghimpun zakat, infaq, dan shodaqoh yang sudah berhasil melakukan banyak pemberdayaan umat. Selain itu, dana zakat yang terkumpul pun dapat membantu meringan beban mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) mulai dari sekolah gratis, klinik dan rumah sakit gratis bahkan bantuan modal usaha. Berbagai keberhasilan ini tidak lepas dari orang – orang yang ada di dalamnya yaitu Amil Zakat.

Amil zakat merupakan orang yang diberikan tugas dan amanah oleh negara, lembaga, atau yayasan untuk mengelola dana zakat, amil zakat berhak untuk mendapatkan bagian dari dana zakat yang sudah dihimpun sesuai dengan ketentutan yang berlaku yaitu 1/8 dari dana yang terkumpul. Sesuai dengan firman Allah SWT :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Qs. at-Taubah : 60)

Profesi amil zakat pun dituntut lebih profesional, sehingga tidak heran jika ada kualifikasi tertentu yang dibuat oleh lembaga zakat. Jika dulu seorang amil zakat biasanya merangkap sebagai DKM Mesjid dengan gaya berbaju koko dan peci sekarang justru amil zakat tampil dengan gaya berbeda yang pastinya tidak melanggar syariat, contohnya banyak amil zakat dari berbagai lembaga zakat yang berpenampilan rapi bak eksekutif muda. Sehingga tidak jika profesi amil zakat di era modern ini menjadi profesi yang menantang bagi mereka yang tertarik dalam pengelolaan dana zakat dan pemberdayaan ummat.

Selain penampilan luar yang berubah dari seorang amil zakat, poin penting lagi adalah seorang amil zakat juga dituntut untuk memiliki pengetahuan agama yang cukup, menguasai kemajuan teknologi dan informasi minimal tidak GAPTEK (Gagap Teknologi), dan juga dapat berpikir kreatif, inovatif dan progresif dalam pengelolaan dan penyaluran dana zakat yang terhimpun sehingga manfaat yang besar dari zakat pun dapat dirasakan oleh ummat.
Amil zakat pun terbagi dalam beberapa kategori, pertama mereka yang ditugasi untuk menghimpun dana zakat, infaq, dan shodaqoh dari berbagai sumber baik perorangan, perusahan atau luar negeri dan biasanya pada bagian ini seorang amil zakat dituntut memiliki kemampuan kreativitas yang tinggi, strategi pemasaran yang baik, serta komunikasi yang memadai sehingga dapat menarik perhatian para muzaki untuk berdonasi. Contohnya dari kreativitas kategori pertama adalah berbagai iklan atau promosi yang ditawarkan lembaga zakat yaitu jemput donasi, zakat online melalui ATM, Konsultasi Zakat gratis, dan lain – lain.

Kedua mereka yang ditugaskan untuk pengelolaan atau penyaluran dana zakat, infaq, dan shodaqoh yang sudah terhimpun. Pada kategori ini seorang amil zakat dituntut untuk memiliki ide – ide kreatif dalam pembuatan program penyaluran agar dapat disalurkan kepada yang berhak, dan ide – ide kreatif dari kategori ini bisa kita lihat dari berbagai layanan publik yang mereka buat atau bangun seperti sekolah gratis bagi mustahiq, klinik atau rumah sakit gratis, bantuan modal usaha dan pembinaan sampai mustahiq mampu produktif, dan ide – ide lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
So itulah gambaran seorang amil zakat di era modern, semoga menginspirasi semua.
Billahi Fii Sabilillhaq Fastabiqul Khairat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun