Mohon tunggu...
Ila Nugrahani
Ila Nugrahani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar Menjadi Istri Shalehah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Hamil

16 Februari 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:05 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamil...?? apa iya??...

Itulah tanya yang datang ketika aku dinyatakan hamil oleh sofi (salah sahabatku yang bekerja sebagai bidan), rasa takjub menyelimuti hatiku, rasa tak percaya masih melekat dalam benakku, dan suamiku penuh bahagia dengan perasaan yang sama yaitu masih tak percaya.

Kami baru saja menikah dua bulan, proses ta'aruf yang aku jalani bersama suami membuat pernikahan kami lebih romantis, indah, dan penuh rasa penasaran satu sama lain. Bagaimana tidak, kami hanya berkenalan sebulan dan memutuskan untuk menikah. Karena keyakinan satu sama lain yang membuat kami semakin yakin untuk hidup bersama.

Kehamilan dalam pernikahan merupakan kado terindah untuk pasangan suami - istri seperti kami, sebagai calon ibu aku berusaha banyak belajar tentang menjaga kehamilanku agar selalu sehat dan kuat, sedang suamiku juga sama belajar menjadi calon ayah yang baik dan siap siaga walaupun aku tahu kelelahan setekah bekerja namun suami tetap siap melakukan apapun untuk kehamilan pertamaku.

Namun bunda...ternyata tidak mudah untuk menjalani kehamilan apalagi untuk kehamilan anak pertama, trimester pertama adalah proses adaptasi tubuh ibu dengan janin yang sungguh luar biasa memberikan dampak dan perubahan pada ibu. Hampir semua calon ibu di trimester pertama melalui morningscikness yang boleh dibilang sangat berat. Rasa mual yang luar biasa, tidak nafsu makan, sakit punggung, mudah lelah, bahkan ada yang harus bedrest untuk menjada kehamilannya.

Akupun mengalami hal demikian, tapi alhamdulillah aku tidak sampai harus bedrest. aku merasakan mual siang dan malam, makanan yang dimakan dikeluarkan lagi, susah tidur bahkan tidak nafsu makan. Sedang bidan menasehatiku agar dapat makan agar si janin dapat asupan yang cukup. Tapi apa daya rasa mual membuat aku hanya ingin diam saja. Disinilah peran suamiku yang luar biasa, dia terus memotivasiku untuk makan demi calon bayi kami, dia membelikan makanan atau jus yang dapat meningkatkan selera makanku, bahkan ketika aku ngidam dia berusaha mencarikan walaupun makanan yang diidamkan sulit dicari.

Setelah usia kehamilanku 12 minggu, rasa mual mulai berkurang, nafsu makan mulai membaik bahkan dua kali lipat..hehehe...kondisi tubuhpun mulai nyaman. Situasi berat yang hampir tiga bulan dijalani membuat belajar untuk menjadi lebih sabar, menjadi lebih bijak dalam bertindak terutama dalam hal makanan karena ada janin yang tumbuh yang tidak boleh asal makan saja. Aku juga mengambil hikmah yang luar biasa dalam proses ini yaitu Allah sebenarnya sedang menyiapkan kita agar dapat menjadi ibu yang baik bagi anak kita kelak dengan diuji kesabaran dan juga kesehatan. Kesuksesan melalui trimester pertama aku yakin akan membuat calon ibu lebih siap lagi memasuki trimester kedua dan ketiga karena sudah berhasil beradaptasi dan sudah mulai siap dengan tantangan dan ujian yang harus dihadapi pada saat hamil sampai nanti tiba pada perjuangan hidup dan mati saat melahirkan calon anak kita tercinta.

Begitupun untuk seorang ayah, menemani proses kehamilan istri yang rumit, sensitif, kadang aneh keinginannya, bahkan juga kadang marah - marah gak jelas tapi suami yang baik akan selalu mengerti dan berusaha sabar dan mengalah. Sehingga calon ibu akan merasa lebih nyaman, rilex, positif dan bahagia bersama suami menjalani kehamilan.

Kebahagaian lain yang akan dirasakan calon ibu saat hamil adalah suami yang semakin cinta, perhatian dan semakin melindungi. dan hal itu terlihat jelas pada suamiku apalagi ketika dia melihat langsung hasil usg bentuk calon bayi kami, senyumannya terpancar jelas diwajahnya bahkan tak henti - henti dia menanyakan apakah aku sudah minum susu, vitamin, dan juga mengelus - ngelus sambil berbicara dengan janin dalam rahimku...

Aaahhh...rasanya itu lebih dari cukup menjadi bumbu dalam keluarga kecil kami, bahkan kami semakin sayang, semakin cinta, dan semakin siap mengarungi mahligai pernikahan ini...

I Love So Much....

Alhamdulillah ala kulihal....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun