[caption id="attachment_254521" align="aligncenter" width="500" caption="Harusnya marah seperti gambar ini, bukan hanya kecewa (Sumber Photo: tempo.co.id)"][/caption]
Berita Politik Running Text pada acara Fokus Akhir Pekan sore hari ini (13/7/2013) di Televisi Indosiar menyajikan sebuah berita tentang betapa kecewanya Presiden SBY atas telatnya para menteri melaporkan rusuh di LP Tanjung Gusta Medan kepadanya.
Bagi penulis, perasaan kecewa SBY merupakan sebuah keanehan. Tidak semestinya ia kecewa gara-gara menteri telat melaporkan kejadian rusuh tersebut. SBY tidak harus menunggu laporan para menteri terkait kejadian itu. Apalah gunanya SBY punya Facebok dan punya Twitter kalau tidak digunakan untuk mengupdate informasi yang terjadi di negara yang dipimpinnya. Apalah gunanya ia melek internet kalau tidak digunakan untuk memperoleh info terkini. Apalah gunanya itu keberadaan para staf kepresidenan. Apa mereka tidak melaporkan rusuh itu ke SBY dengan sigap dan cepat? Jaman sekarang perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah cepat, masa tidak direspon dan diberdayakan oleh Pak SBY dengan cepat pula dengan mengakses infomasi kejadian rusuh di LP tersebut? Sekali lagi, sungguh aneh.
Justru idealnya SBY bukan kecewa, tetapi seharusnya marah kepada menteri, khususnya kepada Menteri Hukum dan HAM, atas kelalaiannya karena lembaga yang dipimpinnya tidak bisa ‘mengurus dan mengendalikan’ Lembaga Pemasyarakatan. Jangan mentang-mentang karena menterinya dari Partai Demokrat, SBY kok hanya kecewa. Tidak lebih dari itu.
Apa jangan-jangan karena ini bulan Ramadan, SBY tidak marah? Bulan apapun marah tidak dilarang, yang dilarang itu marah yang tidak dapat dikendalikan. Saya pikir sangat pantas jika SBY mau marah kepada Menkumham. Acungkan jempol bila SBY berani mencopot Pak Amir dari kursi Menkumham. Beranikah beliau? Ah itu hanya ‘khayalan’ semata, tidak pernah presiden kita ini bersikap tegas dan lugas untuk hal-hal yang ‘urgen’ seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H