Mohon tunggu...
Ila Heti
Ila Heti Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki diatas Plafon

4 Oktober 2012   14:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:15 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelumnya rumah kos yang ada di gang kampungku itu tidak pernah di lihat orang sama sekali jangankan melihat melirik saja tidak,apa karena rumahnya yang kurang bersih atau karena bangunannya,ya..bangunan lama, temboknya yang hampir rapuh menandakan bahwa rumah itu sudah ada sejak dulu..bahkan saat aku masih sekolah di sekolah tingkat pertama, bangunan rumah itu sudah berdiri...

Bangunan rumah dengan luas enam kali dua belas meteran ini memiliki atap dan genteng yang memanjang ke belakang,rumah ini sebetulnya rumah kontrakan tetapi karena belum sampai habis jatuh tempo pindah.. ternyata setiap orang yang mengontrak rumah ini selalu ingin segera keluar dan pindah mencari kontrakan lain,ini yang membuatku merasa ingin tahu ada apa dengan rumah ini,rumah yang lumayan untuk ukuran rumah di pinggiran kota Surabaya ini terbagi menjadi tiga kamar,kamar depan menghadap ke jalan kecil dan berpagar besi warna biru,kamar tengah dengan pintu menghadap ke gang dan kamar belakang yang mempunyai pintu sama menghadap ke gang pula,gang ini ikut menjadi satu dengan bangunan rumah lama ini,suatu ketika karena rasa penasaran dengan rumah ini, akhirnya aku memilih untuk kos di rumah ini dan pilihanku kamar yang depan..
Setelah bernego dan kata sepakat akhirnya aku menempati kamar itu hari itu juga,kamar berukuran kurang lebih tiga kali tiga setengah itu terasa nyaman saja ketika malam hari saat lampu kamarnya di padamkan dan jendela di buka sedikit.

Setelah tinggal tiga bulan di kosan itu, si punya rumah berkeinginan untuk mengganti atap plafon kamar depan,itu berarti plafon kamarku..maklum sih atapnya ternyata ada yang bocor saat hujan bulan kemarin..
Esok harinya kosanku di datangi tiga orang tukang untuk memperbaiki atap plafon kamarku,aku sudah hafal wajah tukang-tukang itu karena mereka masih tetanggaku juga di gang itu,atap kamar ternyata tidak di bongkar semua melainkan hanya separo luas dari atap plafon itu
“Mbak..yang sebelah ini tidak saya bongkar karena yang punya rumah hanya menyuruh saya membongkar separuh saja..”
“Ya pak..”
“Ntar mbak nanya kenapa,makanya saya kasih tahu dulu..”
“Ya..ya..”
“Bongkar kok setengah-setengah..”gumamku.
“Kenapa mbak..”
“Eh gak.. emang saya ngomong apa pak..”
“Mbak..walaupun ngomong pelan..saya juga dengar lhoh mbak..”
“Udahhh..”
Saat itu jam makan siang dan waktunya aku istirahat juga,ternyata perbaikan atap plafon belum juga selesai dan itu berarti aku tidak bisa istirahat siang dan malam apalagi,aku baru menyadari siang itu sangat sepi,aku tiba-tiba merasa parno,aku melihat ke atas atap plafon yang terbuka menganga..,tiba-tiba rasa kantuk siang itu membuatku ingin tidur saja di atas ranjang tidurku,rasanya beda dengan siang-siang sebelumnya,betul-betul siang yang aneh waktu itu.
“Siang gini kok sepi banget..tumben nich..”
Aku baru menyadari ternyata pak tukang-tukang juga sudah pergi untuk mencari makan siang,aku seorang muslimah memakai jilbab ketika membuka jilbabku dan ingin merebahkan tubuhku ke ranjang.. tiba-tiba di atas plafon yang gelap dan terbuka itu..aku melihat dengan jelas seorang laki-laki tengah baya rambutnya warna coklat panjang sebahu, memakai celana pendek,tidak memakai baju dan jongkok..dia..melompat saat aku kembali duduk dan.. hilang..aku mengira itu pak tukang tetapi itu bukan tukang karena aku kenal betul dengan tukang-tukang yang mengerjakan plafon di kamarku.
“Ya ALLAH..siapa itu tadi..orang bukan ya..”
Aku buru-buru memakai kembali jilbabku..dengan merinding dan jantung yang berdegup kencang ku beranikan diri..
“Hai siapa ya..”
Bila itu tadi orang berarti saat melompat pastinya atap sebelahnya pasti roboh dan terdengar suara,tapi ini jangankan roboh terdengar suara saja tidak..siapa dong..?
Jam istirahat makan selesai,pak tukangpun berdatangan dan aku bergegas keluar kamar lalu bertanya..
“Pak.. temannya yang betulin plafon berapa orang sih,tiga orang ya..”
“Ya mbak tiga orang kenapa..”
“Gak..tadi yang naik ke atas buat bongkar plafon berapa orang..”
“Satu..,pak Yono..”
“O..ya udah deh..”
Tanpa pikir panjang aku lalu menanyakan tentang orang di atas plafon itu kepada pak Yono..
“Pak Yon..tadi di atas dengan siapa..”
“Sendiri mbak,kenapa..”
“Membongkar plafon sendiri..gak mungkin..”
“Mbak..kalau dua orang pastinya plafonnya gak kuat mbak,lagi pula cuma bongkar kok gak butuh orang banyak mbak..”
“Oh gitu..jadi”
“Kenapa sih mbak..”
“Gak..gak papa..”
Duhh..siapa sih orang itu..eh orang apa penampakan hii..penasaran ..
Seketika itu keputusan sudah bulat,aku pindah ke kamar tengah..kamar temanku yang baru saja menempati kamar tengah..aku mengetuk pintu kamar tengah,dan akhirnya si Nina keluar
“Nin..aku boleh tidur di kamarmu sampai plafon di kamarku selesai di betulkan”
“Boleh..tapi kenapa khan dah beres ..”
“Tepatnya setengah beres..belum beres Ninn..”
“Oh gitu..iya deh gak usah gitu-gitu amat kale..”
Malampun tiba..akhirnya aku tidur di kamar Nina temanku,tetapi kenapa aku tidak lantas tertidur juga ya..masih ingat bentuk orang itu.
Itu bukan tukang lalu..
“He..kenapa,belum tidur..”
“Gak bisa tidur..”
“Kasurnya keras ya,atau bantalnya..?”
“Bukan..bukan itu tapi...”
“Tapi apa hah?..banyak alasan nich..”
“Nin aku mau cerita tapi gak sekarang ya..”
“Kapan..”
“Besuk..”
“Kalau jadi..”
Hahaha..kami tertawa bersama,tiap kali aku janji selalu si Nina menggodaku seperti itu
“Dasar ..”
“Eh..cerita sekarang aja..”
Aku buru-buru menoleh..”
“No..”
Malam semakin larut,aku melihat si Nina dengan cepatnya sudah tertidur pulas di sebelahku..ada takut, tiba-tiba merinding aja..
Duhh nih mata susah bener buat meremnya...
Malam itu aku sempat baca-baca dan akhirnya kira-kira jam tiga dini hari barulah mataku bisa terpejam..

Subuh berkumandang saat aku keluar kamar dan ingin ke dapur mengambil air minum dalam kulkas,lampu dapur sengaja di padamkan bila anak-anak kos sudah tidur ..aku belum sempat menyalakan lampu tiba-tiba terdengar orang sedang berjalan memakai sepatu...dan tidak jelas melangkah kemana,seketika itu juga lampu ku nyalakan..dan suara langkah itupun tidak terdengar lagi..tidak ada siapa-siapa.
Duhh..siapa lagi sih..
Subuh yang aneh kenapa suasana jadi begitu dingin,punggungku terasa panas dan tanganku jadi dingin banget..aku berjalan sambil berlari melirik kesana kemari,memang tidak ada orang..
Kenapa juga pakai sepatu dalam rumah..
Aku lalu cepat-cepat masuk kamar dan naik ke ranjang tidur,menutup mataku dengan bantal..
Tiba-tiba........
“Hayo..”
“Tidakk..”
“He..bangun..bangun ayo cepet bangun..ada apa sih..”
“Nin..parno..”
“Kenapa..”
Aku yakin si Nina belum mengetahui ini,nyatanya dia tenang-tenang saja
“Nin..besuk aku pindah aja ya..cari kossan baru”
“Dimana..”
Aku menggelengkan kepala..
“Udah disini aja..
“Tapi Nin..”
“Udah..sekarang cepet mandi kamu harus berangkat mengajar khan?..”
Aku mengangguk tetapi tidak yakin kalau akan konsentrasi..hari itu menjadi parno buatku,aku harus bagaimana hii..masih ingat wajah orang itu ngeri..

Jam mengajar pun selesai hari itu dan aku tidak ingin pulang ke kosan,inginnya mencari rumah kos yang lain saja ternyata nihil.Aku tidak dapat rumah kosan dapatnya cuma capek saja.Akhirnya mau tidak mau aku harus mau untuk tinggal di sana dan tidak tahu sampai kapan.

Jam makan malam
“Wahh..yang lagi asyik ngajar,sampai lupa pulang..”
“Udahlah Ninn..”
“Eh..kenapa ni,kesambet di mana..”
“Jangan becanda..”
Sambil duduk dan melepas sepatuku
“Oke..aku serius,ada apa sebenarnya”
“Nin..”
Nina akhirnya duduk di kursi dekat ranjang tidur.
“Ya,cerita deh..”
“Kemarin siang sebelum aku minta jadi satu kamar ama kamu.. bukan karena apa-apa,tapi karena..”
Aku merinding malam itu untuk mengawali cerita
“Aku melihat di atas..anu”
“Ada apa..”
“Di atas plafon kamarku ada manusianya..”
“Orang..jangan becanda deh khan emang ada manusianya..”
“Apa..”
“Orang..pak tukang khan “
“Ninn..dia laki-laki setengah baya,rambutnya coklat panjang sebahu pakai celana pendek tidak pakai baju dan jongkok..”
“Apa hii..beneran,trus..”
Nina akhirnya berpindah duduk dekat aku di pinggir ranjang setelah dengar ceritaku
“Bener Nin..dia bisa lompat lhoh,anehnya kayu dan plafon lainnya gak roboh..itu orang,manusia,penampakan,setan atau jin ya..hii Nin..”
“Tapi bener..”
“Aku gak bakal pindah ke kamarmu ini kalau gak..gimana sih trus tadi pagi..”
“Kenapa..”
Aku melihat si Nina melotot melihatku..
“Tadi kamu nemui aku di ranjang sambil merangkul bantal menutup mataku khan..tau gak Nin aku baru saja mendengar langkah sepatu entah darimana mau kemana.. di dapur saat aku mau ambil minum di kulkas..”
“Ya ampun..trus”
“Ya lampunya terus ku nyalakan tapi gak ada siapa-siapa..”
“Beneran..”
“Duhh..Nina bener”
Malam itu aku dan Nina menjadi parno..tetapi rasanya Nina cuek aja,mungkin karena dia tidak melihat sendiri kejadiannya..,setelah mandi dan sedikit melupakan ceritaku..aku tidak ingin lagi mengingat-ingat kejadian kemarin dan tadi pagi,tiba-tiba..
“Aku keluar dulu cari gorengan ya..mau ikut?”
“Gak ah,aku ada tugas sekolah buat besuk”
“Oke deh..”

Beberapa menit kemudian saat aku menulis menghadap ke meja, membelakangi pintu kamar,tiba-tiba..
“Assalamu’alaikum..”
Spontan saja aku jawab..
“Kumsalam..”
Aku berdiri dengan buku dan pensil masih ku pegang dan berjalan membuka pintu..
“Ya..”
Saat aku membuka pintu,perasaanku ada yang berlari ke dapur..dia laki-laki tapi kurang jelas gitu karena aku membuka pintu sambil masih membaca buku,tapi ekor mataku melihat sekelebat seperti..ya orang manusia..aku lalu berjalan mengikuti orang itu
Tidak ada siapa-siapa..lalu yang salam tadi..?
Aku cepat-cepat lari dan masuk kamar,tidak ada orang.. di kosan kamar belakangpun juga, belum ada yang menempati hanya aku dan Nina yang ada di rumah kosan itu..setengah jam berlalu terasa lama..
“Assalamu’alaikum..”
Aku langsung menoleh..dan berjalan berlahan menghampiri pintu kamar
“Kumsallam..Nina..”
“Ya..”
Pintu buru-buru aku buka.
“Kenapa sih kamu..lama banget bukanya,eh kamu kenapa pucat..sakit”
Aku menggelengkan kepala,tiba-tiba aku menangis..
“Hai..kenapa”
“Nin..tadi aku bertemu lagi dengan dia..”
“Dia..dia siapa”
“Ya dia yang di atas plafon itu..”
“Ha masak sih..”
Aku dan Nina malam itu tidak bisa tidur,kami sepakat besuk paginya akan bertanya kepada tetangga di sekitar,apakah di kosan ini ada apa-apa atau penampakan atau apa gitu..
“Pantas Nin rumah ini gak ada yang mau nempati..”
“Tapi banyak orang yang bilang auranya bagus”
“Orang gak bakal menjelekkan sesuatu cerita Nin,kalau gak ada apa-apanya atau pas lagi gak enak ma orang lain,bener gak..?”
Si Nina mengangguk..
“Kalau gitu gimana kalau kita bertahan di sini..”
Nina melotot kali ini aku melihat dia parno juga.
“Sampai ..mati berdiri”
“Ya gak sampai mati juga lahh..”
“Gini ya..dimana aja pasti ada dunia lain selain dunia kita,asal kita gak ganggu”
‘Kitanya gak ganggu,dianya yang gangu kita..’
“Kita..kamu aja aku gak..”
“Tuh khan..oke aku coba bertahan,seperti yang kamu bilang,ini jelas bahwa emang di sini ada penampakan dan makhluk lain,gitu..”
Nina mengangguk.,akhirnya mulai hari itu aku dan Nina sepakat untuk tetap tinggal di kosan itu,kami yakin dia memang di ciptakan berdampingan dengan kita,asal kita tidak mengganggu,kalau mereka sih memang di ciptakan untuk mengganggu asalkan kita tetap pada jalan kita aku yakin mereka akan pergi dengan sendirinya,kita juga punya ALLAH yang dekat dengan kita bahkan lebih dekat..ini hanya penampakan di atas plafon kamar..walau gitu aku ngeri juga bila ingat kembali wajahnya dan posisinya waktu itu hii.. tapi ya sudahlah..daripada pindah lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun