Mohon tunggu...
Ila Heti
Ila Heti Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Malaikat

29 April 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

***

Hari itu si ibu dengan senyumnya yang manis melayani pembeli,tapi tumben si gadis tak juga muncul seperti biasanya.

"Kemana dia...kok hari ini tidak kelihatan.Biasanya dia sudah ada di sini sejak pagi , tapi ini sudah begini siang kenapa dia tidak datang.."batinnya.

Tiba-tiba dung...dung... suara "kemung" terdengar dari kejauhan , itu pertanda ada seorang warga yang meninggal dunia... tapi siapa...?

"Kasihan ya dia masih kecil ..." suara para warga terdengar simpang siur, dan si wanita itu merasa ada sesuatu ...

"Emang siapa yang masih kecil .."penasaran dia bertanya kepada seseorang yang kebetulan lewat di depan warungnya.

"Itu lho bu,anak kecil yang biasa bantu ibu jualan di sini itu, dia meninggal dunia tadi pagi di tabrak motor...sekarang sedang di makamkan,memang ibu tidak tahu ya?", bagai mendengar petir di siang hari si ibu terkesiap.Tak ada firasat apapunyang dirasakan si ibu.Bahkan dia belum juga sempat berterimakasih pada gadis yang membuatnya bisa tersenyum.Ternyata kemarin adalah saat terakhir dia bertemu dengan gadis itu...,tak terasa air mata menetes di pipi wanita itu

"Gadis kecilku... aku belum mengucap terimakasih padamu, karena senyummu aku bisa tersenyum …"gumamnya lirih, “aku akan selalu tersenyum karena senyummu merubah diriku menjadi mengerti bahwa kekuatan senyum bisa merubah segalanya...Selamat jalan malaikat senyumku...”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun