Ia menjemputku
lonceng  bahtera sebagai pengenal
yang terdengar di jendela kamar
Saat itu aku masih berada di pesta
apa hal tak di sangka
ia ingin berjumpa aku
ia datang namun tak di undang
aku kenali ia
rambutnya masih basah
belum bisa diikat gelang karet
karena habis keramas
Ia menyampaikan
dan membisikkan,
juga membawaku agak jauh
supaya tak ada yang melihat
apalagi yang menguping
Padahal saat itu aku tengah menari
sampai lupa diri
tapi ia ingin berjumpa aku
Ujarnya sambil bergetar
ini dunia hanya ujung waktu
ini dunia akan tenggelam dan musnah
ikutlah bersamaku
selagi cerobong asap kapal masih mengepul
dan menembus awan gelap
kita akan menuju pulau yang berkilau
bukan lagi berlabuh di gurun pasir
Jakarta-Banjarmasin, Desember 2015 -- Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H