Menakar sukses PD pada pemilu dan pilpres 2019, sedari awal dapat dilihat dengan menganalisa bagaimana kepengurusan DPP PD yang akan diumumkan SBY.
Sukses PD 2019 hendaknya tidak hanya bertumpu pada romantisme kesuksesan PD pada pemilu 2004, dimana SBY menjadi gelombang besar, sekaligus magnet elektoral yang berimbas pada PD yang memperoleh 7,45% dari total suara nasional. Berulang dan klimaks pada pemilu 2009, memperoleh 20,4% dari total suara nasional berkat SBY yang disukai rakyat, didukung meluas dan menguatnya  infrastruktur PD yang di nakhodai Hadi Utomo sebagai Ketum dan Marzuki Alie sebagai Sekjen waktu itu.
Pada Pemilu dan Pilpres 2019, sukses Partai Demokrat akan sangat tergantung pada hal-hal sbb:
1. Melakukan konsolidasi, revitalisasi organisasi hingga tingkat RT/RW serta membangun  infrastruktur partai hingga tingkat terendah, menutupi kemandekan selama 5 tahun terakhir yang secara infrastruktur mengalami penurunan.
2. Menumbuh suburkan semangat Demokrat yang SATU hidup disetiap sendi kehidupan partai. Sudah tidak ada pengikut A atau B atau C lagi. Semua kader fokus menjadi PD yang SATU. Buang istilah pembersihan, penyingkiran dll. Hal ini akan terefleksi dari kepengurusan DPP yang akan diumumkan. Apakah semua pihak bisa diakomodir SBY, dan batas "faksi" semakin menipis karena terjadi komunikasi intensif untuk PD yang SATU, bukan karena "pembersihan". Dengan demikian, PD tidak beresiko kehilangan aset potensial yang saat ini sudah hadir mendinamisasi.
3. Bagaimana PD dapat mengatasi berbagai kasus hukum/pidana korupsi yang bisa saja menimpa  kader dikemudian hari dengan solid baik preventif maupun kuratif. Perlu dibangun strategi yang baik agar tidak korosif terhadap citra partai.
4. Kejelian SBY dan PD, untuk sedari awal melakukan searching and sourcing, memupuk dan membesarkan tokoh yang akan diusung sebagai Capres 2019. Jika ketajaman penglihatan SBY dan PD akurat, dan PD memiliki Capres yang kuat apalagi menang Pilres, maka sangat mungkin PD akan bisa mengulangi dan bahkan melebihi sukses sebelumnya. Posisi sebagai Partai Penyeimbang yang dipilih SBY akan sangat menguntungkan dan membuat PD fleksibel untuk melakukan seleksi lebih awal, dimanapun Capres itu berada. Disinilah tantangan SBY Fade Away harus dibuktikan, yaitu bagaimana SBY bersiap menjadi King Maker pada pemilu 2019 yad. Atau jikapun SBY tetap populer seperti saat ini, bagaimana itu menjadi modal yang baik sebagai tambahan popularitas bagi figur baru yang bisa jadi saat ini sudah mulai muncul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H