Sebelumnya saya kenalan dahulu. Nama saya Kemat dan panggilan akrabnya Kang Kemat. Anak pertama saya baru saja masuk ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan umurnya baru 2,5 tahun. Tepatnya hari Kamis saya mendaftarkannya ke Kelompok Bermain yang menurut orang-orang bagus dan biayanya sangat terjangkau untuk saya sebagai penjaga sebuah yayasan.
Sebelumnya saya ragu memasukkan anak saya ke PAUD. Sebab, akhir-akhir ini kita melihat dari media tentang kasus JIS. Artinya, biaya mahal tidak menjamin keamanan bagi anak kita. Dan biaya murah belum tentu keamanan tidak terjamin.
Saat mendaftarkan anak saya, saya malah di marah-marahi oleh gurunya. Sebelumnya saya mengatakan supaya anak saya sekolah di sini mampu calistung (baca – tulis – hitung). Salah seorang guru mengatakan kalau anak saya mau di sini supaya bisa calistung saja mending tidak perlu sekolah.
Sebagai orang yang tidak pernah sekolah saya hanya diam. Meskipun alasan saya sebenarnya sangat lucu, tidak sekolahpun boleh berkomentar. Saya hanya mengucapkan maaf saja sambil mencerna maksud guru itu marah.
“Bapak lihat! Lembaga ini namanya Kelomok Bermain, tentu di sini haya bermain. Namun bapak tidak usah kawatir soal calistung. Seiring berjalannya waktu nanti akan tercapai juga.” Kata guru sambil agak tersenyum.
Selanjutnya, guru itu mengatakan bahwa di PAUD proses belajarnya pokoknya sangat menyenangkan. Sebab, belajarnya melalui bermain bukan sambil bermain. Dan biayanya juga murah.
Sepulang mendaftarkan anak saya langsung duduk di teras. Hebat sekali guru-guru PAUD. Atau saya coba-coba mendaftar jadi guru PAUD? Berapa honorariumnya ya?
IKUN CM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H